Upacara bercocok tanam Upacara tong-tong suit panen padi

5.5.1.1 Upacara bercocok tanam

Masyarakat Lombok Timur khususnya di Desa Jeruk Manis sejak dahulu kala bermata pencaharian dari bercocok tanam bertani. Dalam budaya Sasak sebelum menanam padi di sawah, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan: a. Mempersiapkan bibit yang terbaik dari hasil panen tahun lalu yang ditempatkan pada bagian atas lumbung pantek bale, hal ini dimaksudkan supaya bibit tetap terpelihara dengan baik dan tidak dimakan hama. b. Jika musim hujan diperkirakan akan tiba para petani mempersiapkan diri menurunkan bibit dengan menyiapkan daun bikan, sejenis rumput, daun jeringo yang akan digunakan sebagai bubus, selanjutnya air rendaman empit kerak nasi. c. Acara penanaman bibit dengan doa dan harapan agar padi yang ditanam putih seperti air beras. Baru kemudian bibit siap untuk ditanam. d. Setelah tiba waktunya, bibit dicabut untuk ditanam secara bergotong royong, tua muda, laki dan perempuan. Acara gotong royong sesuai jadwal yang ditetapkan oleh pekasih petugas pengatur air sawah penduduk. Disetiap sudut petakan sawah juga ditempatkan tanaman bage Tamarindus indica sebagai tanda gedeng nao agar hama tidak masuk menyerang padi yang baru ditanam.

5.5.1.2 Upacara tong-tong suit panen padi

Upacara ini dilakukan apabila tanaman di sawah sudah waktunya dipanen. Pemilik sawah kemudian mencari toaq lokaq orang yang dituakan, ahli agama ustadz, ulama atau tuan guru, juga para tetangga untuk mengadakan upacara syukuran atau selamatan. Prosesinya adalah: a. Menyiapkan ancak yaitu anyaman dari bambu yang berbentuk segi empat yang digunakan sebagai pengganti nare dulang. b. Ancak diisi dengan nasi sebatok seperiuk kecil dengan dialasi dengan dedaunan. Selain dari tradisi ini, ada pula yang menggunakan seserahan ketupat saat syukuran atau selamatan. c. Di atas nasi atau ketupat diletakkan lekoq lekes yang terdiri dari daun sirih, buah pinang, tembakau dan rokok. d. Setelah selesai barulah tuan guru ulama memberikan doa memutah. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Khalik karena masih diberikan rezeki memanen padi. Selanjutnya, perlengkapan dibawah ke sawah untuk dipasang atau digantung di tempat saluran air pertama yang masuk ke sawah. Pamong desa mulai panen dengan membuat inaq pade induk padi yang diletakkan di atas ancak. Setelah itu panen bisa dilaksanakan. Lumbung penyimpan beras pantek bale dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh dalam keadaan kosong. Padigabah diambil dari lumbung pada saat persedian beras yang ada sudah hampir habis atau bila ada upacara tertentu atau keadaan darurat. Begitulah cara masyarakat di Desa Jeruk Manis memperlakukan padi sebagai sumber pangan dan mengelola ketahanan pangan secara tradisional. Jika kearifan tradisional ini tetap dipertahankan, maka ketersediaan pangan yang tersimpan dalam lumbung padi pantek bale dan kelestarian varietas padi yang digunakan akan selalu terjaga. Hal ini menjadi ketahanan pangan tersendiri bagi masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis dalam menghadapi isu permasalahan pangan saat ini.

5.4.2 Sikap menghargai lingkungan