Peralatan Utama. PROSES DISTILASI ATMOSPHERIK.

59 Furnace disini yang dimaksud adalah berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Didalam dapur terdapat pipa-pipa yang dipanaskan dengan tersusun sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa tersebut akan menerima panas dari hasil pembakaran didalam dapur hingga suhunya mencapai 300 o C - 370 O C tergantung dari jenis crude oilnya, yang kemudian masuk kedalam kolom distilasi untuk dipisahkan komponen-komponennya. d. Kolom Distilasi. Kolom distilasi adalah bejana berbentuk silinder yang terbuat dari bahan baja dimana didalamnya dilengkapi dengan alat kontak tray yang berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen campuran larutan. Didalam kolom tersebut dilengkapi dengan sambungan-sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux, reboiler, produk puncak dan produk botom dan steam stripping. e. Kolom Stripper. Kolom Stripper bentuk dan konstruksinya seperti kolom distilasi, hanya pada umumnya ukurannya lebih kecil. Peralatan ini berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi- fraksi yang lebih ringan didalam produk yang dikehendaki. Prosesnya adalah penguapan biasa, yang secara umum untuk membantu penguapan fraksi ringan tersebut dengan dibantu injeksi steam ada juga yang ditambah dengan reboiler. f. Condensor. Hasil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk demikian rupa, oleh karena perlu untuk diembunkan sehingga bentuknya berubah menjadi cairancondensat. Untuk mengubah uap menjadi cairancondensat tersebut dilewatkan condensor agar terjadi pengembunan dengan media pendinginnya biasanya adalah air. Panas yang diserap didalam condensor sebagaimana panas pengembunannya untuk merubah fase uap menjadi fase cair dalam hal ini setara dengan panas 60 latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam condensor tanpa diikuti dengan perubahan suhu. g. Cooler. Bentuk dan konstruksi cooler seperti halnya pada condensor, hanya fungsinya yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih panas yang mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah fase dari uap menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya, yaitu hanya sebagai penurunan suhu hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika didalam condensor yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler yang diserap adalah panas sensible, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti perubahan fase. h. Separator. Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling tidak melarut, misalnya gas dengan cairan, minyak dengan air dan sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas antara kedua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan densitas antara dua zat tersebut akan semakin baikmudah dalam pemisahannya. i. Perpipaan. Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan lain-lain tergantung dari keperluannya. Untuk proses pengolahan minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan paduan carbon. j. Instrumentasi Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan didalam proses pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai. 61 Contoh yang dikontrol antara lain flow, temperatur, tekanan, level dan lain-lainya.

4. Variabel Proses.

Variable proses merupakan faktor-faktor variable-variable yang mempengaruhi terjadinya proses itu. Pengaturan variable proses amatlah penting karena untuk mendapatkan kualitas maupun kuantitas produk yang dikehendaki. Perubahan variable proses akan mengakibatkan penyimpangan yang menyeluruh terhadap kualitas maupun kuantitas produk. Oleh karena itu kontrol terhadap kualitas produk dilaboratorium sangat penting karena untuk mengetahui apakah ada penyimpangan- penyimpanagn dari variable proses. Variable proses yang pokok yang perlu untuk dikendalikan secara cermat didalam proses distilasi atmosferik adalah : Suhu. Tekanan Flow rate Level. a. TemperaturSuhu. Suhu merupakan dasar dari pemisahan di dalam distilasi atmosferik, suhu harus dicapai pada keadaan tertentu untuk memperoleh fraksi-fraksi yang dikehendaki. Pengaruh suhu di dalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang sangat menentukan, karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen campuran berdasarkan titik didihnya. Sebagai contoh suhu di dapur harus dicapai untuk menyelesaikan tugas pemanasan dan penguapan sehingga suhu itu memenuhi suhu di flash zone. Apabila suhu terlalu tinggi maka didalam dapur akan terjadi cracking merengkah didalam tube dapur kemudian dapat berkelanjutan pembentukan coke coking didalam tube yang efeknya dapat menghambat transfer panas dan bahkan akan merusak pipa dapur karena terjadi over heating kemungkinan pipa bengkok atau akan berakibat pipa pecah. 62 Pengaruh suhu operasi terlalu tinggi akan berpengaruh pada beban reflux besar, beban condensor. Dengan suhu terlalu tinggi pengaruh terhadap produk, jumlah gas besar, FBP produk akan naik, IBP produk bottom produk naik dan warna produk akan jelek. Apabila suhu terlalu rendah reflux yang diperlukan sedikit dan pemisahan tidak tajam. b. Tekanan. Pada distilasi atmosferik penurunan tekanan tidak begitu nampak pengaruhnya dibandingkan dengan distilasi vakum maupun distilasi bertekanan. Pengaruh tekanan didalam kolom fraksinasi terlalu tinggi, memberikan penguapan yang tidak sempurna sehingga akan mengakibatkan tidak sempurnanya fraksinasi didalam kolom dapat dilihat pada hasil pemeriksaan laboratorium bahwa FBP produk akan turun dan IBP produk bottom akan turun. Dengan tidak sempurnanya penguapan, akan mengakibatkan fraksi ringan akan tercampur dengan fraksi beratnya ini berarti pemisahan tidak tajam. Pada tekanan lebih rendah penguapan akan lebih cepat sehingga fraksi ringannya akan kemasukan fraksi berat. c. Flow Rate. Flow rate dari umpan pada umumnya sudah ditentukan dari desain, kemungkinan suatu proses terjadi operasi dengan flow rate umpan berbeda dengan perencanaan. Biasanya pengaruh flow rate berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan level di dalam kolom fraksinasi ataupun stripper. Jika aliran flow rate terlalu besar akan menambah beban dapur sehingga kebutuhan bahan bakar lebih banyak karena untuk memanaskan umpan yang lebih besar. Pengaruh lain dengan naiknya flow rate terhadap kolom, level botom kolom naik dan level bottom stripper naik karena semakin besar jumlah produknya. Kalau kenaikan flow rate terlalu besar kemungkinan akan terjadi