Variable Operasi. Faktor-faktor Lain.

174 Faktor-faktor lain yang penting juga didalam operasi thermal cracking adalah indikasi-indikasi yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk menghentikan unit thermal cracking. Seperti dijelaskan dimuka setiap periode tertentu unit Thermal Cracking harus dihentikan karena berakumulasinya coke yang menempel didinding- dinding tube dapur ataupun soaker yang dapat membahayakan operasi. Indikasi- indikasi atau pedoman yang dipakai untuk itu adalah tergantung dari instrumentasi yang ada pada unit itu. Sebagai contoh pegangan untuk menghentikan unit thermal cracking adalah : a. Pressure drop inlet - outlet dapur yang menaik sampai mencapai maximum. b. Tekanan soaker yang menaik sampai mencapai maximum yang diijinkan. c. Suhu tube yang menaik sampai maximum tertentu. d. Suhu skin tube dari pipa yang menurun sampai minimum tertentu. Keadaan diatas dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan maupun sendiri-sendiri. 6. Feed, Product dan Sifat-sifatnya. Tabel berikut dapat memberikan gambaran yang umum mengenai feed, produk dan sifat-sifatnya dari proses thermal cracking dan juga kondisi operasi yang penting : Tabel : 9 – 3 Feed, Produk dan Sifat-sifatnya Feed IBP - FBP cut dari residue o F Gravity o API Modified Pour Point o F Sulphur wt Bromine Number cggram Produk Gas C 4 wt on feed Gasoil 680 - 1050 32 121 0,08 1,7 9,0 Residue 1050 + 19,5 145 - - 6,6 175 Naphtha C 5 - 400 o F, wt on feed Gravity o API RON 1,5 cc TELgal RON 2,5 cc TELgal Diesel oil 400 - 480 o F, wt on feed Gravity o API Pour Point o F Tar 680 o F + , wt on feed Gravity o API Kondisi Operasi : Temperature outlet dapur fresh feed o F Temperature outlet dapur recycle o F Tekanan didalam soaker psig 19,3 59,5 78,5 82,3 30,2 38,5 20,0 41,5 14,5 890 - 910 960 - 970 300 - 400 9,2 59,5 78,5 82,3 14,3 38,5 20,0 70,0 16,5 860 - 980 920 - 940 200 - 300

7. Proses Alir.

Umpan yang dapat berupa minyak beratringan tergantung dari tujuan proses, misalkan untuk membuat bensin umpan menggunakan gasoil. Untuk produk olefin rendah umpan dapat digunakan bensin ringangas sedangkan untuk mendapatkan coke atau fuel oil umpan menggunakan residu. Umpan dipanaskan didapur pemanas pada tekanan dan temperatur tinggi, biasanya dilakukan pada suhu yang tinggi berkisar antara 455 o C samapai dengan 730 o C 851 o F - 1346 o F pada tekanan sampai 1000 psig. Secara komersial, proses thermal cracking terhadap petroleum fraksi berat dan residue dilakukan pada suhu tinggi antara sekitar 500 o C dan tekanannnya antara 10 kgcm 2 samapai dengan 25 kg.cm 2 . Molekul-molekul yang lebih stabil meninggalkan system sebagai cracked gasoline pressure distillate dan yang reaktif akan berpolymerisasi membentuk cracked fuel oil dan bahkan coke. Walaupun hasil utama dari cracking plant adalah gasoline, namun dihasilkan juga minyak intermediate yang boiling range nya antara gasoline dan fuel oil. Intermediate ini disebut recycle stock, yang dapat ditahan dalam cracking 176 system sehingga mengalami dekomposisi dengan merecyclekannya didalam sistim yang kontinyu. Tar FO HE Dapur Perengkah Quenching Umpan Recycle Soaker E V A P P R I M T O W E R Gas Basah Diesel Gambar : 9 – 1 Unit Thermal Cracking

C. VISBREAKING.

Visbreaking adalah salah satu modifikasi dari proses thermal cracking, dimana adalah suatu operasi thermal cracking medium untuk memperbaiki viscositas residue atmospheric dan vakum pada dasarnya adalah memecah fraksi berat menjadi fraksi ringan untuk memperoleh fuel oil yang viscositasnya sesuai. Kadang-kadang dilakukan blending dengan produk lain yang nilainya tinggi untuk mendapatkan viscositas tersebut. Visbreaking adalah cracking fase cair dimana feed dicrack ringan didalam