UMUM Kelas11 proses pengolahan migas dan petrokim 1379

162 Tetapi dengan ditemukannya Proses Catalytic Cracking oleh E. Houndry pada tahun 1947, maka proses thermal cracking berangsur-angsur digantikan oleh proses catalytic cracking. Dalam pengembangannya kemudian proses thermal cracking dapat ditujukan untuk : 1. Pembuatan olefine rendah. 2. Pembuatan viscositas fuel oil. 3. Pembuatan coke.

B. THERMAL CRACKING UNTUK PEMBUATAN BENSIN. 1. Reaksi Thermal Cracking.

Thermal cracking biasanya dilakukan pada suhu yang tinggi berkisar antara 455 o C samapai dengan 730 o C 851 o F - 1346 o F pada tekanan sampai 1000 psig. Secara komersial, proses thermal cracking terhadap petroleum fraksi berat dan residue dilakukan pada suhu tinggi antara sekitar 500 o C dan tekanannnya antara 10 kgcm 2 samapai dengan 25 kgcm 2 . Cracking merupakan suatu phenomena dimana minyak molekul besar dipecah secara thermis menjadi minyak yang molekulnya lebih kecil titik didihnya rendah, pada saat yang bersamaan molekul-molekul yang relatif akan bereaksi dengan molekul-molekul yang lain sehingga terbentuk molekul yang besar bahkan lebih besar dari feed stocknya. Molekul-molekul yang lebih stabil meninggalkan system sebagai cracked gasoline pressure distillate dan yang reaktif akan berpolymerisasi membentuk cracked fuel oil dan bahkan coke. Walaupun hasil utama dari cracking plant adalah gasoline, namun dihasilkan juga minyak intermediate yang boiling range nya antara gasoline dan fuel oil. Intermediate ini disebut recycle stock, yang dapat ditahan dalam cracking system sehingga mengalami dekomposisi dengan merecyclekannya 163 didalam sistim yang kontinyu. Produksi dari intermediate stock dapat diilustrasikan dengan reaksi kimia umum sebagai berikut : Change stock ------------ C 7 H 15 - C 15 H 30 - C 7 H 15 Heavy Gasoil Cracked stock ------------ C 7 H 16 + C 14 H 28 = CH 2 + C 6 H 12 = CH 2 Gasoline + Recycle stock + Gasoline More Cracking ------------ C 2 H 6 + C 4 H 8 = CH 2 + C 8 H 18 + C 6 H 12 = CH 2 + CH 2 =CH-CH-CH-CH 3 + C 2 H 4 Gas + Gasoline + Gum forming + Gas Polymerisasi --------------- C 2 H 6 + C 4 H 8 =CH 2 + C 8 H 18 + C 12 H 22 + C 2 H 4 Gas + Gasoline + Tarrecycle + Gas Walau reaksi-reaksi selama cracking mungkin tidak terjadi persis seperti tersebut diatas, akan tetapi rekasi-rekasi tersebut cukup mewakili reaksi keseluruhan yang terjadi selama cracking. Jadi ada 2 type reaksi umum yang terjadi yaitu : a. Rekasi primer. Reaksi primer yaitu reaksi dekomposisi dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil. b. Rekasi sekunder. Reksi dimana produk-produk yang aktif berpolymerisasi membentuk material yang besar berat. Pada saat yang bersamaan hasil polymerisasi akan mengalami dekomposisi menjadi molekul-molekul yang lebih kecil.

a. Reaksi Primer.