PENDAHULUAN. Kelas11 proses pengolahan migas dan petrokim 1379

248 kita pisahkan secara fisis, disamping itu gas-gas ini dapat diproses lebih lanjut seperti polymerisasi dan alkylasi dimana gas-gas tersebut dikonversi untuk mendapatkan gasoline yang mempunyai oktan tinggi beroktan tinggi. Polymerisasi adalah suatu reaksi dimana beberapa molekul yang sama sejenis menggabung menjadi satu membentuk molekul yang lebih besar. Dalam industri minyak proses polymerisasi mencapai puncak produksinya pada PD II karena kebutuhan Avigas yang menigkat. Dimana dengan proses polymerisasi yang diikuti dengan hydrogenasi dihasilkan iso oktan yang merupakan hasil utama. Reaksi polymerisasi merupakan reaksi yang exothermis dimana molekul olefin bergabung tetapi reaksinya tidak hanya terdiri dari reaksi penambahan saja tetapi juga seperti halnya didalam proses perengkahan selalu diikuti proses polymerisasi maka sebaliknya didalam proses polymerisasi akan diikuti juga proses decomposisi perengkahan. Contoh : polymerisasi dari butin tidak hanya menghasilkan C 8, 16 dan seterusnya tetapi juga senyawa C 6 , C 7 , C 8 . Polymerisasi : C 4 H 8 C 8 H 16 C 12 H 24 C 16 H 32 Perengkahan : C 12 H 24 2 C 6 H 12 C 16 H 32 C 7 H 14 + C 9 H 18 Ada 2 macam proses polymerisasi yaitu : 1. Polymerisasi thermis 2. Polymerisasi Catalyst.

B. POLYMERISASI THERMIS.

Polymerisasi thermis biasanya terdiri dari 2 fase yaitu : 1. Fase perengkahan. Fase perengkahan dari propan dan butan dimana waktunya diperpanjang pada suhu 950 – 1100 o F. 249 2. Fase polymerisasi. Didalam fase 2 terjadi perengkahan atau dekomposisi dan lain-lain. Proses ini tidak begitu effective dibandingkan dengan proses katalis dan tidak banyak lagi kilang minyak yang menggunakan proses ini. Didalam polymerisasi catalyst olefin- olefin ringan C 3 dan C 4 dapat dipolimerisasikan membentuk gasoline dengan bantuan asam sulphat suhu 400 – 500 o F dan tekanan antara 500 – 1000 psig. Pada proses katalis UOP katalis yang dipakai asam Phospat yang dijenuhkan didalam Kiczel Guhr tanah diatome, batu ampo dan berbentuk pil-pil silinder yang kecil. Selama proses berjalan katalis kehilangan aktifitas karena terbentuk karbon dipermukaan katalis sampai aktifitas tertentu katalis harus dibuang dan diganti yang baru.

C. PROSES POLYMERISASI CATALYST UOP.

Type yang paling umum disebut non selective polymerisasi mrupakan proses dengan conversi yang tinggi dimana propylene maupun butine maupun campuran dipolymerisasikan untuk membentuk bensin. Type yang kedua disebut selective polymerisasi banyak terdapat pada PD II untuk membuat avgas digunakan umpan hanya satu jenis misalnya iso butilne atau butiline-butiline yang lain yang dipolymerisasikan pada suhu yang relatif lebih rendah 300 – 350 o F dibanding polimerisasi non selective. Selective polymerisasi ini kemudian dihydrogenasi untuk membentuk parafin rantai bercabang yang tinggi misalnya 2,2,4 tri methyl pentane. Karena mahal dan lebih sulit memperoleh baku sejenis maka proses ini sudah jarang dilakukan. Suatu type yang umum dari unit non selective UOP polymerisasi atau disebut poly plant Catalytic. Feed biasanya campuran C 3 dan C 4 berasal dari menara debuthanizer light end dan produk-produk yang bermacam-macam tergantung dari keperluan biasanya C 3 jenuh untuk bahan bakar kilang atau LPG, C 4 jenuh untuk LPG atau blending, sedang polymer naphtha untuk gasoline.