113
2. Kualitas feed stock. 3. Viscosity
Disamping itu juga kualitas katalis ikut menyakseskan proses HDS. Kenaikan suhu reaktor pengaruhnya kebutuhan gas H
2
naik sampai maksimum dan diikuti dengan sebagian cairan yang menguap karena sampai suhu 350
o
C akan terjadi hydro cracking, juga pembentukan coke pada katalis akan
bertambah. Tekanan operasi yang dikehendaki sekitar 54 kgcm
2
dengan perkembangan kondisi peralatan dan pengaruh tekanan partial gas H
2
cukup tinggi. Tekanan gas tergantung dari tekanan gas dan recycle gas dan juga feed
gas ratio. Pengaruh tekanan pembentukan coke dapat dicegah sehingga katalis life lebih lama. Penghilangan S dapat efektif konsumsi H
2
naik dengan demikian tekanan akan mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. Kualitas produk,
mutu dari feed berpengaruh pada katalis life. Demikian juga banyaknya belerang dalam feed stock akan mempengaruhi jalannya operasi lebih-lebih apabila reaksi
pembentukan coke lebih cepat berarti keatipan katalis akan turun.
e. Space Velocity.
Kecepatan bahan melewati katalis sangat berpengaruh jalannya reaksi, makin rendah kecepatannya maka reaksi makin sempurna karena waktu kontak makin
lama demikian pula sebaliknya. Dengan kita kemukakan perbandingan sengan shell trical hydrogenasi dengan shell vapor fase hydro treating.
Jadi perbedaan vis velocity kg.ftlb katalis 1-5 shell trical, 3-6 shell vapor. Reaktor temperatur 320
– 380
o
C vapor kira-kira gas recycle rate 75 – 200, 50 –
150 vapor operating pressure kgcm
2
untuk shell trical 40 – 50 hydro treating 20
– 40.
114
Gambar : 4 - 5 Distillate Hydrodesulfurization
115
LATIHAN SOAL :
a. Jelaskan tujuan dari proses Treating. b. Berikan contoh reaksi dari Merox Treating
c. Ceriterakan proses alir dari Merox Treating d. Jelaskan reaksi penghilangan sulpur dalam bentuk H
2
S
116
BAB. V PROSES KRISTALISASI
A. UMUM.
Proses kristalisasi didalam pengolahan minyak bumi adalah proses untuk memisahkan parafin wax dengan minyak dalam suatu campuran.
Parafin wax adalah fraksi minyak bumi yang pada keadaan suhu dan tekanan embien lingkungan kamar berupa zat padat dan mempunyai trayek titik leleh melting range
dari + 110 – 145
o
F. Pembuatan parafin wax dapat dilakukan dengan 2 dua cara yaitu :
1. Cara pertama Wax Plant a. Dewaxing dan filtrasi pengkristalan dan penyaringan
b. Sweating memisahkan fraksi minyak dari wax. c. Treating pemurnian wax, khususnya agar berwarna lebih putih.
d. Moulding pencetakan. 2. Cara kedua yaitu dengan MEK Dewaxing.
B. PROSES WAX PLANT.
Dalam proses pembuatan wax cara ini yaitu dengan melalui empat tingkatan antara lain :
1. Dewaxing dan filtrasi pengkristalan dan penyaringan 2. Sweating memisahkan fraksi minyak dari wax.
3. Treating pemurnian wax, khususnya agar berwarna lebih putih.
117
4. Moulding pencetakan.
1. Dewaxing.
Proses Dewaxing adalah proses pengambilan wax dengan cara pengkristalan dan penyaringan, dimana wax distilate dari tangki penimbun dipompa masuk kedalam
chiller I setelah terlebih dahulu didinginkan awal dalam suatu exchanger. Chilling dilakukan pada suhu sekitar 0
– 15
o
F, pada suhu dimana kristal-kristal wax akan terbentuk. Kristal wax kemudian dipompakan kedalam filter press, dimana didalam
filter press akan terjadi pemisahan antara minyak dengan kristal wax. Kristal wax akan tertinggal dalam filter press sedangkan minyaknya akan keluar dari filter press
kemudian dimasukkan lagi kedalam chiller II untuk memperoleh pendinginan yang lebih rendah dibandingkan chiller I agar kristal-kristal wax yang masih ada dalam
minyak akan terbentuk lagi pada suhu yang lebih rendah, biasanya unit pendingin refrigerant ini menggunakan ammoniak. Kristal wax yang terbentuk dari chiller II
kemudian disaring lagi masuk ke filter berikutnya untuk dipisahkan antara wax dan minyaknya dimana wax akan tertinggal di dalam filter sedangkan minyaknya keluar
filtrasi. Hasil wax dari filtrasi disebut slack wax, slack wax ini yang kemudian akan diproses lebih lanjut.
2. Sweating.
Proses sweating adalah proses pemisahan antara wax dan minyak dengan cara pemanasan perlahan-lahan pengringatan, agar kadar minyak dalam wax oil
content dapat diturunkan lebih rendah lagi. Slack wax yang dihasilkan dari proses dewaxing kemudian dipompakan kedalam suatu alat tangki berbentuk silinder tegak
yang didalamnya dilengkapi dengan coil sebagai pemanas maupun pendinginan. Slack wax setelah dimasukkan kedalam tangki sweating kemudian didinginkan
dengan air sampai slack wax betul-betul membeku, kemudian setelah membeku air pendingin dipanaskan biasanya menaskannya dengan diinjeksi dengan steam
sehingga air menjadi panas secara perlahan-lahan dimana suhu pemanas diatur +