UMUM. KLASIFIKASI ASPHAL. Kelas11 proses pengolahan migas dan petrokim 1379

140 3. Fisika.

1. Sifat Kimia.

Berat molekul senyawa-senyawa didalam asphal mempunyai BM yang berbeda- beda, BM asphal antara 500 – 5000 tapi yang umum dijumpai 4000 – 5000. Struktur molekul asphal dapat terdiri dari 4 group yaitu : a. Jenuh parafin b. Napthen siklo parafin c. Cincin aromatic d. Alifatik rantai ganda olefin Keempat struktur molekul tersebut dapat dijumpai dalam 1 molekul, terutama untuk komponen berat molekul yang tinggi.

2. Sifat Kimia Fisika.

Asphal adalah suatu bentuk koloid dimana napthen sebagai phase yang terdispersi dan malten sebagai media terdispersi.

3. Sifat Fisika.

Sifat fisika yang umum untuk asphal adalah : - Warna secara fisual coklat tua sampai hitam. - SG nya pada 77 o F adalah 0,9 – 1,07 - Ductility pada 77 cm min 90 - Ring and Boll o F 100 - 425 - Flash Point o F 350 – 550 - Penetrasi penetran pada 77 o C x 0,1 mm

C. KLASIFIKASI ASPHAL.

Asphal diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu : 141 1. Asphal semen 2. Cut back asphal 3. Asphal emulsi 1. Asphal Semen. Asphal semen adalah asphal yang terbentuk, yang mempunyai penetrasi antara 25 – 200. Asphal ini banyak dipakai untuk pembuatan jalan. 2. Cut Back Asphal. Adalah asphal campuran antara asphal semen dengan fraksi-fraksi cair dari minyak petroleum product. Ada 3 macam yaitu : a. RC Rapit Curing Asphal ini campuran antara asphal semen dengan fraksi Naphtha. Boiling ring 120 – 200 o C Berdasarkan beda viscositas maka dibedakan 6 jenis yaitu : - RC 0 - RC I - RC II - RC III - RC IV - RC V Makin besar indeknya makin kental sebagai pelapis permukaan dan campuran pembuatan jalan. b. MC Medium Curing Asphal ini merupakan campuran antara asphal semen dengan fraksi Kero. Ini juga dibedakan menjadi 6 yaitu : - MC 0 - MC I - MC II 142 - MC III - MC IV - MC V Kegunaannya sebagai bahan pengisi konstruksi sebagai industri atas c. SC Slow Curing Adalah asphal merupakan campuran antara asphal semen dengan gasoil dan lebih berat. Ini juga ada 6 jenis yaitu - SC 0 - SC I - SC II - SC III - SC IV - SC V Penggunaannya adalah untuk konstruksi jalan. 3. Asphal Emulsi. Asphal emulsi adalah keadaan emulsi asphal dalam air yang berada dalam ukuran koloid, secara umum asphal emulsi terdiri atas 45 – 75 asphal 25 – 55 air 1 – 10 emulsi. Asphal ini digolongkan 3 golongan yaitu : a. RS Rapid Seeting. Asphal ini emulsinya akan pecah bila bersinggungan dengan batu-batuan. Atas dasar kekentalannya maka dibedakan RS I dan RS II b. RMS Rapid Medium Seeting c. RSS Rapid Slow Seeting. Asphal emulsi banyak digunakan bahan konstruksi bangunan air karena dapat dicampur dengan bahan bangunan lain dan dapat dipakai pada tempat-tempat yang basah. 143 Disamping itu dapat dipakai vapor water proffing dan pembuatan bangunan jalan pada daerah yang selalu mengalami perubahan cuaca karena asphal ini bila kering sangat tahan terhadap perubahan cuaca.

D. PEMBUATAN ASPHALT DARI MINYAK BUMI.

Pembuatan asphal dari minyak bumi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut : 1. Penyulingan langsung. 2. Peniupan udara atau steam blowing. 3. Cara lain seperti proses ektraksi : propan deasphalting, pencampuran blending, cracking. Pembuatan asphal yang banyak dilakukan di Indonesia adalah cara peniupan dengan udara steam.

1. Cara Penyulingan Langsung.

Crude oil dari jenis Naphthen disulung dalam suatu menara dengan satu atau dua tingkat. Fraksi gasoline, kero, gasoil disuling pada kondisi atmospheric dengan suhu + 300 o C. Penyulingan pada tahap kedua pada kondisi hampa dan uap steam diinjeksikan pada dasar kolom untuk membantu mengatur suhu untuk mencegah terjadinya cracking dan mencegah fraksi-fraksi ringan yang terikut didalam residu. Asphal yang diperoleh dengan penyulingan tersebut residual asphal. Untuk membuat asphal yang penetrasi rendah suhu kolom dapat dinaikkan + 300 o C sampai batas-batas cracking tidak terjadi. Asphalt hasil penyulingan mempunyai kandungan asphalten rendah atau menunjukkan perubahan asphal yang besar dengan perubahan suhu.

2. Cara Peniupan Blowing.

Bila Straigh Run Asphalt mempunyai kepekaan tinggi terhadap suhu maka asphalt dengan cara peniupan hasilnya kurang peka terhadap suhu. 144 Sebagai bahan baku proses adalah residu dari distilasi atmosferik. Udara dan uap steam ditiupkan melalui residu panas 220 – 300 o C sehingga akan terjadi reaksi-reaksi kimia. Reaksi utama yang terjadi disini adalah : - Dehidrogenasi. - Kondensasi. Dari hidrokarbon molekul kecil sehingga terbentuk menjadi molekul yang lebih besar. Proses peniupan dapat dilakukan didalam still baik horisontal maupun vertikal sebagai hasil puncak adalah campuran gas-gas : CO 2 , uap air dan sisa udara. Campuran tersebut dilewatkan kondensor dan gas-gas dapat mengembun ditampung sebagai asphalt distilate, sedangkan gas-gas yang tidak dapat mengembun dibuang atau dibakar. Lama peniupan blowing tergantung grate asphal yang diinginkan. Bila diinginkan asphal dengan penetrasi rendah, waktu peniupan diperpanjang. Produk asphalt umumnya proses peniupan 80 – 90 charge stock. Prosesnya sendiri dapat dilakukan secara batch atau kontinue dan kadang-kadang digunakan katalisator seperti pentaoksida Ferry Chlorida. Kegunaan katalis penta oksida meningkatkan mutu asphal mempunyai ketahanan lebih baik dari cuaca ductility dan pemakaian ferry chlorida memperpendek waktu peniuapan dan meningkatkan indek penetrasi tapi kurang disukai karena prosesnya membebaskan gas Hidrokarbon.

d. Kualitas Produk dan Data Penunjang.

Dengan umpan short residue dari minyak mentah asal Timur Tengah yang mempunyai titik didih 550 o C dapat diperoleh air blow bitumen dengan data berikut : Tabel : 7 - 1 Kualitas Produk