Kualitas Produk dan Data Penunjang. Proses Alir.

145 Penetrasi Grade, 25 o C 80100 6070 4050 2030 Specific Gravity Penetrasi, 25 o C, mm10 Softening Point, o C Breaking Point Konsumsi per metric ton feed : Air, Scf Power, Kwh BFW, tonh Fuel, MBtu 1,030 90 45,5 - 14 990 4 + 160 24 1,033 65 49,5 - 11 1550 7 + 160 40 1,036 45 55 - 10 2330 10 + 160 60 1,038 25 64 - 7 3600 15 + 160 80 Catatan : breaking point, akan sangat tergantung pada lamanya waktu oksidasi, makin lama makin mudah patah.

e. Proses Alir.

Short Residu dipanaskan hingga 50 o F dibawah flash pointnya dan dimasukkan kedalam blowing tower. Penghembusan udara dilakukan dengan jumlah + 40 cuft setiap menit untuk setiap ton feed selama 15 – 24 jam, tergantung dari mutu produk yang diinginkan makin lama, makin keras hasilnya. Untuk pengamanan dalam pemrosesan tersebut serta untuk menghindari terjadinya oksidasi yang terlampau lanjut, kedalam blowing tower diinjeksikan pula blanket steam. Bila waktu oksidasi terlalu pendek, maka hasil aspalnya masih lunak dan sebaliknya. Gas serta uap yang keluar dari atas tower discrub dengan air kedalam contact condensor dialirkan menuju flare. 146 Gambar : 7 - 1 Fabrikasi Bitum Oksidasi 147 LATIHAN SOAL : 1. Jelaskan macam-macam Asphal 2. Jelaskan tentang Asphal Semen 3. Sebutkan macam-macam Cut Back Asphal 4. Ceriterakan proses pembuatan Asphal dengan oksidasi. 148 BAB. VIII ALKYLASI

A. PENDAHULUAN.

Secara umum reaksi alyklasi adalah pemasukan gugus alkyl radikal kedalam suatu molekul. Dalam petroleum industri adalah proses penambahan olefin sebagai gugus alkyl dalam iso butane. Hasil dari Alkylasi dari olefin dalam iso butane disebut alkylat yaitu campuran isomer senyawa oktane. Alkylate mempunyai angka oktan 90 – 95 resert oktane clean dipakai sebagai component utama dalam avigas untuk reciprocating engine. Proses alkylasi dan produk alkylat pada puncaknya pada perang dunia ke II dan mulai berkurang pada tahun 1950 an dimana mesin jet dan turbo propeler berkembang pesat dalam penerbangan. Tetapi proses ini berkembang kembali pada tahun 1970 an yang ditunjukkan untuk menghasilkan alkylat sebagai mogas component berhubung meningkatnya senyawa aromatic sebagai bahan baku petrokimia dan berhubungan dengan adanya undang-undang anti polusi.

1. Reaksi yang baik pada proses Alkylasi :

149 CH 3 -CH 2 -CH=CH 2 + H 2 SO 4 CH 3 -CH 2 -CH.H 2 SO 4 -CH 3 Butena I as. Sulphate Butil Sulphate CH 3 CH 3 -CH 2 -CH.H 2 SO 4 -CH 3 + CH-CH-CH 3 CH 3 -CH 2 -CH - C-CH 3 + H 2 SO 4 Butil Sulphate CH 3 CH 3 CH 3 as.Sulphate 2,2,4 trimethil Pentane ON = 100

2. Reaksi yang tidak baik :

CH 3 -CH 2 -CH=CH 2 + H 2 SO 4 CH 3 -CH 2 -CH.H 2 SO 4 -CH 3 Butena I as. Sulphate Butil Sulphate CH 3 CH 3 -CH 2 -CH.H 2 SO 4 -CH 3 + CH 3 -CH 2 -CH 2 SO 4 -CH CH 3 -CH 2 -CH-C=CH-CH 3 CH 3 + H 2 SO 4 3,4 dimetil Hexane MACAM ACAM-MACAM ALKYLASI . Ada dua macam Alkylasi yaitu : 1. Alkylasi Thermis. Sekarang tidak banyak mengambil peranan alasanya kondisi operasinya pada tekanan tinggi 200 sampai dengan 300 kgcm 2 Sebagai umpan adalah etilin yang baik untuk penambahan gugus alkyl, ini menimbulkan kesulitan karena produksi terbatas dibanding propeline buteline. Sedangkan permintaan akan etiline untuk feed industri kimia sangat besar. 2. Alkylasi Katalis.