115 Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Pelatihan
Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat. a.
Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat. Contoh:
Adapun di Pelabuhan Tanjung Emas, lonjakan arus mudik cukup tajam. b.
Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat secara berkesi- nambungan.
Contoh: Di satu pihak kita harus bersatu, sedangkan di lain pihak mereka adalah
musuh kita.
7. Mengunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat adalah,
ialah, merupakan, yaitu, yakni
Setiap paragraf yang dibuat memerlukan penjelasan secara definitif. Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat secara definitif,
seperti adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, dll. Perhatikan contoh-contoh berikut ini.
a. Ali adalah siswa SMAN 1 Pontianak.
b. Kusumawati merupakan buah hati sang kakek.
c. Dasar hukum kita ialah UUD 1945.
d. Wujud kesetiaan kita kepada bangsa, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. e.
Kita harus yakin, yakni sebagai wujud keimanan kita. Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda dapat mengembangkan dengan
berbagai pola kalimat dan mengidentifikasi dari berbagai bacaan.
Anda sudah mempelajari cara mengenal ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif, menyusun kerangka paragraf, serta menuliskannya dalam para-
graf deduktif dan induktif. Agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini
1.
Susunlah kerangka untuk dikembangkan menjadi paragraf deduktif dan induktif
2. Setelah terbentuk kerangkanya, tulislah kedua jenis paragraf
tersebut 3.
Tukarkan hasil kerja Anda dengan teman sebangku
116 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
D. Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai jenis kalimat berdasarkan intonasinya, kata predikatnya, jumlah fungtornya, jumlah klausanya, letak subjek
dan predikatnya, hubungan antarklausa, jumlah konturnya, perubahannya, jabatan- nya; menentukan jenis kalimat majemuk setara dan bertingkat; serta menggunakan
berbagai kalimat dari berbagai sudut pandang dalam konteks wacana.
1. Mengidentifikasi Jenis Kalimat Berdasarkan Intonasinya
Landasan dalam sebuah intonasi adalah adanya rangkaian nada yang diwarnai oleh tekanan, durasi, perhentian, dan suara yang menarik, merata,
merendah pada akhir arus ujaran itu. Dalam perhentian ini, bila dengan suara datar akan diakhiri dengan tanda titik ., sehingga menjadi kalimat berita.
Bila dengan suara merendah dan diakhiri dengan tanda tanya ?, akan menjadi kalimat tanya. Sedangkan bila dengan suara naik dan diakhiri dengan tanda
seru , akan menjadi kalimat perintah.
a. Kalimat Tanya
Suatu kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang, itulah yang disebut kalimat tanya. Cara yang dapat dipakai untuk membuat kalimat
tanya adalah sebagai berikut. 1 Menambahkan kata -kah pada kata tanya.
Contoh: - Apakah kamu sudah minum obat? - Siapakah yang terpilih mewakili kelas kita?
2 Dengan membalikkan urutan kata dan menambah partikel -kah. Contoh: Mendapat kursikah dia kemarin?
3 Menggunakan kata bukan atau tidak. Contoh: Ani tidak masuk, bukan?
4 Mengubah intonasi kalimat. Contoh: Bonar kecelakaan. --- Bonar kecelakaan?
5 Memakai kata tanya. Contoh: - Dia anak siapa?
- Kapan kau akan diwisuda? - Mengapa dia tidak pergi ke dokter?
b. Kalimat Berita
Kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pendengar disebut dengan kalimat berita. Dalam bahasa lisan, kalimat berita ini ditandai
dengan nada menurun, sedangkan dalam bahasa tulis ditandai dengan bagian akhir kalimatnya dengan tanda titik. Kalimat berita dapat berupa
kalimat aktif-pasif, kalimat langsung-tak langsung, kalimat tunggal-majemuk,