Merumuskan Judul Berdasarkan Tema
125 Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
b. Teknik Percakapan
Teknik ini berupa penghafalan naskah yang diwujudkan dengan dialog- dialog antartokoh. Pelafalanpengucapan kata-kata disesuaikan dengan
karakter tokoh-tokoh yang diperankan.
c. Teknik Pemeranan
Tugas sutradara untuk melatih para pemain memerankan kasting yang telah ditentukan dengan olah vokal, mimik, dan pantomimik yang sesuai.
d. Teknik Pementasan Panggung
Sutradara menggelar pementasan di atas panggung yang didesain sesuai dengan suasana cerita, didukung oleh dekorasi, interior dan eksterior yang
selaras, serta diperkuat dengan tata lampu yang memperkuat penyampaian cerita.
e. Teknik Penyusunan Format
Format drama disusun dalam dialog dan konflik antartokoh dalam meng- gulirkan cerita. Pemikiran pentas drama terdiri atas berikut ini.
1 Penyutradaraan
Bagaimana sutradara mengorganisasi dan mengkoordinasi pemen- tasan.
2 Pemeranan Bagaimana para pemain menampilkan akting membawakan tokoh-
tokoh yang dipercayakan kepadanya. 3 Pemvokalan
Membahas bagaimana para pemain mengucapkan prolog, dialog, epilog, konflik secara benar, tenang, jelas, dan fasih, sehingga penonton
benar-benar menikmati untaian cerita yang disuguhkan.
Perhatikan kutipan dialog naskah dari Albert Camus yang sudah diterjemahkan oleh Ahmad Asnawi di bawah ini
CALIGULA masuk diam-diam dari kiri. Kakinya penuh lumpur, bajunya kotor, rambutnya basah, pandangannya nanar. Dia beberapa kali mengangkat
tangannya ke mulut. Kemudian dia mendekati cermin, berhenti tiba-tiba ketika melihat bayanganya dalam cermin. Setelah menggumamkan bebebrapa kata yang
tak jelas, dia duduk di kanan, membiarkan tangannya lunglai di antara mulutnya.HELICON masuk, di sebelah kiri. Setelah melihat CALIGULA, dia
berhenti di sudut belakang panggung dan memperhatikan dia diam-diam. CALIGULA menoleh dan melihat dia. Hening sejenak.
HELICON melintasi panggung : Selamat pagi, Caius.
CALIGULA dengan nada datar : Selamat pagi, Helicon.
Hening sejenak. HELICON
: Anda tampak lelah.
CALIGULA :
Cukup jauh kuberjalan. HELICON
: Yha, Anda pergi cukup lama.
126 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Hening sejenak. CALIGULA
: Sulit mencarinya.
HELICON :
Apa yang sulit dicari? CALIGULA
: Apa yang aku kejar.
HELICON :
Maksud Anda? CALIGULA dengan nada datar :
Bulan. HELICON
: Apa?
CALIGULA :
yha aku menginginkan bulan. HELICON
: Ah….Hening lagi. HELICON mendekati
CALIGULA. Mengapa Anda mengingin- kannya?
CALIGULA :
Ah… itu salah satu hal yang belum kudapatkan.
HELICON :
aku mengerti. Dan sekarang-sudahkah Anda melihatnya sampai puas?
CALIGULA :
Belum. Aku tidak bisa memperolehnya. HELICON
: Sayang sekali
CALIGULA :
yha, dan itulah sebabnya aku merasa letih. Diam. Kemudian Helicon
HELICON :
yha, Caius? CALIGULA
: Rupanya, kamu mengira aku gila.
HELICON :
Seperti Anda ketahui, aku tidak pernah berpikir begitu.
CALIGULA :
Ah, yha….Sekarang, dengarkan Aku tidak gila; kenyataannya aku belum
pernah merasa begitu terang. Apa yang terjadi padaku sangat sederhana; aku
tiba-tiba merasakan adanya hasrat untuk mendapatkan hal-hal yang tidak
mungkin. Hanya itu. Diam Keadaanya sebagaimana adanya, menurutku,
sangat jauh dari memuaskan.
HELICON :
Banyak orang berpendapat begitu. CALIGULA
: Itulah. Namun dulu aku tidak menyadari.
Sekarang aku baru tahu. masih dengan nada datar. Sebenarnya, dunia kita ini,
tidak bisa ditolerir. Itulah sebabnya aku menginginkan bulan, atau kebahagiaan,
atau kehidupan abadi- sesuatu yang mungkin kedengaran gila, namun yang
bukan bagian dari dunia ini.