Membedakan Fakta dan Pendapat
136 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pada umumnya proposal terdiri atas berikut ini. a.
Latar belakang, berisi dasar pemikiran, alasan, pertimbangan, dan penting- nya pelaksanaan program.
b. Tujuan dan manfaat, berisi rumusan tujuan yang hendak dicapai dan
manfaat atas kegiatan yang akan dilakukan. c.
Kegiatan, berisi perincian dan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi kegiatan awal persiapan, pelaksanaan, evaluasi
pelaporan setelah kegiatan.
d. Panitia pelaksana, berisi orang-orang yang bertanggung jawab sebagai
pelaksana kegiatan. e.
Anggaran, berisi dana yang diperlukan, sumber dana, dan penggunaan dana.
f. Jadwal, berisi tahap-tahap kegiatan yang dilakukan pada waktu yang telah
ditentukan. Perhatikan contoh proposal berikut ini
Proposal Kegiatan Workshop Teater dan Pentas Seni
dalam Rangka Menyongsong Pelaksanaan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” dan Bulan Bahasa
A. Nama Kegiatan Kegiatan ini bertajuk “Workshop Teater dan Pentas Seni dalam
Rangka Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” Himpunan Mahasiswa Jurusan PBS FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
B. Dasar Pemikiran Dalam proses pendidikan, penguasaan dan pemahaman siswa ter-
hadap materi pelajaran merupakan tujuan utama sekaligus tujuan ber- sama. Konsep ini tentu sangat mudah kita terima dan kita pahami.
Meskipun demikian, konsep tersebut memerlukan proses yang sangat sulit untuk mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya harus dihadapi
sebagai sebuah tantangan. Kesiapan guru dalam menyampaikan materi di kelas sangat diperlukan untuk memahami pengetahuan yang ingin
disampaikan kepada para siswa. Aspek ini dalam dunia pendidikan modern akan sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar.
Kemampuan guru dalam hal ini tidak hanya berkenaan dalam peng- uasaan materi pelajaran, tetapi juga dalam hal metode penyampaian,
sehingga dapat; 1 membangkitkan motivasi murid untuk terus belajar,
137 Kualitas Pendidikan di Indonesia
2 pelajaran mudah dimengerti, 3 suasana belajar menjadi semakin hidup karena keaktifan murid dan bukan hanya keaktifan guru yang
mendominasi jalannya proses belajar. Rendahnya “keaktifan” siswa di dalam kelas, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas proses
belajar dalam mencapai tujuan Yuliati, 1998. Dalam proses belajar mengajar di kelas gurulah yang memiliki peran penting dalam meng-
hidupkan suasana kelas, sehingga siswa betul-betul terlibat dalam proses belajar mengajar, baik secara fisik maupun mental. Guru memiliki peran
yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas peng- ajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, guru harus memikirkan
dan membuat perencanaan pengajaran secara saksama dalam upaya meningkatkan “kesempatan” siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dalam dunia pendidikan meng- indikasikan dan mengisyaratkan perlu dilakukannya upaya secara terus-
menerus dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga tujuan pendidikan nasional sebagaimana diutarakan di atas
dapat tercapai. Seiring dengan reformasi yang sedang berjalan di Indonesia, yang ditandai antara lain dengan berubahnya paradigma
manajemen pendidikan dari yang bersifat top-down ke yang bersifat buttom-up, pemerintah daerah memiliki wewenang yang lebih besar
dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan di wilayahnya masing- masing untuk mencapai kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Konsekuensi logis dari hal itu adalah didapatinya cara mengelola penyelenggaraan pendidikan yang berbeda-beda dari daerah satu ke
daerah yang lain berikut hasil yang dihadapinya. Hal itu tergantung antara lain kemampuan masing-masing pemerintah daerah dan guru
di daerah masing-masing.
Mengacu pada fenomena-fenomena pendidikan di atas, Himpunan Mahasiswa Jurusan PBS bekerja sama dengan dosen memandang perlu
untuk mengadakan WorkShop dengan tema “Sosialisasi dan Implemen- tasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pengajaran Drama
Teater di Sekolah” di wilayah Karesidenan Surakarta. Hal itu dikarena- kan kurikulum berbasis kompetensi sebagai salah satu alatcara untuk
mengatasi segala kepincangankekurangan dalam sistem pengajaran di Indonesia.
C. Tema Tema Workshop Teater ini adalah “Sosialisasi dan Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pengajaran DramaTeater di Sekolah”.