Memilah antara Fakta dan Pendapat
6 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Tujuan berbicara dalam forum apa pun tentulah didorong oleh keinginan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada siapa yang diajak berbicara.
Dalam diskusiseminar ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, mengingat diskusi itu merupakan suatu forum musyawarah untuk memufakati suatu
masalah yang dihadapi bersama-sama.
Pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi. a.
Moderator Seorang anggota diskusiseminar yang ditunjuk oleh panitia seminardiskusi
untuk memimpin jalannya diskusi sampai selesai.
b. Notulen
Seorang anggota seminar yang ditunjuk oleh panitia dan moderator sebagai pencatat dan perekam dalam proses jalannya seminardiskusi.
c. Pembicara
Seorang ahli atau pakar yang dimintai oleh panitia untuk menjadi pembicara atau memberikan materi dalam diskusiseminar tersebut.
d. Peserta
Anggota seminar yang mengikuti seminardiskusi dan mendaftar secara langsung ataupun hanya sebagai partisipan.
Kewajiban-kewajiban peserta diskusiseminar.
a. Berkemampuan mengusahakan terselenggarakannya diskusi secara lancar
dan tertib. b.
Sabar, adil, dan tidak memihak. c.
Mematuhi dan menjalankan peraturan diskusi yang telah dibuatditetapkan. d.
Bersama-sama anggotasekretaris menyusun kesimpulan diskusi dan mengumumkannya.
e. Menguasai pokok-pokok masalah yang didiskusikan.
Hak peserta diskusi. a.
Mematuhi aturan berdiskusi. b.
Menguasaimemahami pokok-pokok masalah. c.
Aktif menyumbangkan ide, gagasan, dan pokok-pokok pikirannya. d.
Menghargai pendapat orang lain. e.
Selalu menghindari sikap emosional dan alogis. f.
Mengajukan usulpendapat setelah dipersilakan oleh ketua diskusi. Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas empat orang Tunjuklah
seorang teman untuk membacakan teks berikut ini Sambil mendengarkan, catat tentang siapa yang dibicarakan dan pokok-pokok pembicaraannya Salin format
berikut di buku tugas untuk mengerjakan
Format 1.4
Pembicara No.
Pokok-pokok Permbicaraan ..................................................
.................................................. 1.
2. .......................................................
.......................................................
7 Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
Kaderisasi Penulis Pelajar dan Mahasiswa di Media Massa Cetak
Satu fenomena sangat menyedihkan ketika tahun ‘80-an beberapa pengarang muda seperti Hilman Hariwijaya, Zara Zettira, Gola Gong,
dan Bubin Lantang merajai peredaran buku-buku cerita remaja, dialog- dialog kepenulisan pun hangat diselenggarakan dengan peserta me-
limpah. Meskipun demikian, dunia kepenulisan bagi remaja dan maha- siswa sampai saat ini memang masih sepi oleh penggemar. Diibaratkan
“hangat-hangat tahi ayam”, pada saat ada diklat kepenulisan, diklat jur- nalistik, dan sebagainya, mereka berbondong-bondong untuk meramai-
kannya tetapi setelah itu ibarat mimpi lewat saja.
Ada satu protes keprihatinan yang dilontarkan oleh seorang penulis yang sudah memiliki nama, yaitu Gola Gong pada saat seorang panitia
dialog kepenulisan mengajukan proposal kepadanya sebagai pembicara dalam dialog tersebut. “Apakah tidak bosan mengundang saya? Hasilnya
selama ini yang sudah terwujud apa? Apakah saya masih laku untuk ditawarkan, sementara dunia fashion, jumpa fans, cover majalah, jauh
lebih laris dibandingkan dunia kepenulisan?” Hal ini saya kira wajar jika Gola Gong seakan-akan memberontak melihat ketidakpedulian para
remaja dan mahasiswa sekarang terhadap lahan yang sebenarnya menjanjikan masa depan yang sangat cerah. Apalagi setelah adanya
reformasi tahun 1998, adanya kebebasan berdemokrasi, berekspresi, dan berkarya sangat marak bermunculan media massa cetak dan
elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penulis- penulis remaja yang masih memiliki idealisme dan ketangguhan berkarya
secara inovatif.
Faktor utama yang menyebabkan “kemandekan dan kemandulan” proses kreatif para mahasiswa dan remaja dalam dunia tulis-menulis
adalah sebagai berikut. 1.
Mahasiswa kurang mencintai dunia tulis-menulis. 2.
Kurangnya bekal dan pelatihan kepenulisan atau jurnalistik bagi mahasiswa.
3. Mahasiswa kurang merespons kegiatan tulis-menulis yang dapat
mendukung keprofesionalan sebagai sarjana plus pada saat lulus kuliah nantinya.
Sebagai pegangan bagi penulis pemula, perlu diperhatikan beberapa persyaratan ketika ingin menulis artikel, esai, atau mungkin karya
jurnalistik lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.