Mengidentifikasi Makna Kata dan Makna Bentuk Lingual Lain

160 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa d. Kata yang Berhomograf Kata-kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda sering dikatakan sebagai kata yang berhomograf. Contoh: kata apel Contoh dalam kalimat: - Adik suka makan buah apel. - Karyawan itu wajib mengikuti apel pagi. e. Kata yang Berhomofon Kata-kata yang cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda sering disebut dengan homofon. Contoh: kata bang Contoh dalam kalimat: - Bang Yogi naik sepeda motor. - Ayah pergi ke bank untuk menyetor tabungan. f. Kata yang Berhiponim Kata-kata yang mempunyai hubungan antara makna spesifik dan makna generik. Contoh: - ayam, kucing, kelinci, kuda merupakan hiponim dari hewan - melati, mawar, anggrek, kenanga merupakan hiponim dari bunga g. Kata yang Berpolisemi Dalam bahasa Indonesia, sering dijumpai kata-kata yang menanggung beban makna yang begitu banyak. Inilah yang disebut polisemi. Misalnya, kata kepala. Dari kata kepala ini dapat dijabarkan menjadi berikut ini. 1 Bagian atas suatu benda, contoh: kepala surat. 2 Sebagai kiasan atau ungkapan, contoh: kepala batu. 3 Berarti pemimpin, contoh: kepala negara.

2. Membedakan Kata yang Mengalami Peyorasi-Ameliorasi dan Perluasan-Penyempitan Makna

Kata yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia seringkali mengalami perubahan makna, di antara adalah perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, dan sebagainya. a. Peyorasi, maksudnya adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya. Contoh: - kroni Kata sebelumnya bermakna sahabat, sedangkan makna baru berarti kawan dari seorang penjahat. 161 Membangun Bangsa Melalui Pendidikan b. Ameliorasi, yaitu perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya. Contoh: - wanita Kata asalnya lebih rendah daripada perempuan, tetapi makna baru menjadi lebih tinggi daripada perempuan. c. Perluasan Makna Hal ini terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya. Contoh: kata ibu Makna asalnya berarti emak, sedangkan makna baru berarti setiap perempuan dewasa. d. Penyempitan Makna Hal ini terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya. Contoh: kata sarjana Makna asalnya berarti cendekiawan, sedangkan makna bari berarti gelar dari lulusan sebuah universitas.

3. Menentukan Makna Asosiasi dan Sinestesia

Selain keempat perubahan makna kata yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi jenis perubahan makna kata yang lain, yaitu sebagai berikut. a. Asosiasi, yaitu perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat Contoh: - kata amplop Makna kata asalnya berarti tempat untuk memberi uang, sedangkan makna baru berarti suap. b. Sinestesia, yaitu perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Contoh: - berwajah manis Makna asalnya berarti indra perasa, sedangkan makna baru berarti indra penglihatan. 162 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

II. Kompetensi Bersastra

A. Mengomentari Unsur-unsur Intrinsik Berbahasa dalam Drama Indonesia yang Memiliki Warna LokalDaerah Tujuan Pembelajaran Anda diharapkan mampu mengomentari tokoh, perwatakan, latar, plot, tema dan perilaku berbahasa dalam drama Indonesia yang memiliki warna lokaldaerah. Pada subtema ini Anda akan diberikan wacana tentang petikan naskah drama yang berjudul “Petang di Taman” karya Iwan Simatupang. Perlu diketahui Iwan Simatupang adalah orang yang tekun di dunia sastra, meskipun ia mengenyam pendidikan sebagai di fakultas kedokteran. Ia terlahir sebagai keturunan Batak. Nah, sekarang berilah komentar Anda terhadap perilaku tokoh, perwatakan, alur, plot, tema, dan keseharian salah satu teks drama. Perhatikan teks dialog singkat berikut ini PETANG DI TAMAN Karya : Iwan Simatupang pemeran : ot : orang tua lsb : lelaki setengah baya pb : penjual balon w : wanita Berlaku di sebuah taman, dalam jangka waktu satu jam terus menerus taman, bangku, ot masuk, batuk-batuk duduk di bangku lsb masuk, kemudian duduk juga di bangku lsb : Mau hujan ot : Apa? lsb : Hari mau hujan, langit mendung. ot : Ini musim hujan? lsb : Bukan. Musim kemarau. ot : Di musim kemarau hujan tak turun. lsb : Kata siapa? bunyi guruh ot : Ini bulan apa? lsb : Entah.