145 Kualitas Pendidikan di Indonesia
Tanda soalan yang di tanya Milah seolah-olah tak munasabah. Sambung lagi perbualan antara kak Ana dan Milah, “Memang kakak kahwin muda
Milah, tapi kerana nak tutup malu. Kau memang tak tahu hal ini. Peristiwa ini berlaku, kau masih kecil lagi Milah.” Kak Ana berhenti sekejap per-
bualannya dan menarik nafas panjang sebelum meneruskan cerita- nya.”Apa kak Ana, nak tutup malu?” Milah bertanya dengan nadah
heran dan tak sabar nak tahu cerita sebenarnya.”HEM” Kak Ana menganggutkan kepalanya.
Tiba-tiba pintu rumah Kak Ana diketuk orang. Milah bangun dari sofa dan cuba melihat di lubang pintu. Perbualan mereka terpaksa dihenti-
kan. Suami Kak Ana, abang Osman dah balik dari kerja.”Baru balik ya bang” tanya Milah pada abang iparnya.”Ya, Milah.Kau dari tadi atau
baru sampai?”Bertanya balik soalan abang iparnya kepada Milah”AH Milah dari tadi duduk-duduk berbual-bual dengan Kak Long. Macam
biasalah bang, dah habis jualan singgah sini. Mana lagi Milah nak pergi. Bukan boleh merayap tempat lain”Sambung perbualan Milah dengan
Abang Osman.
Osman macam biasa, sampai sahaja di rumah, dia pasti terus ke biliknya. Dia akan ke tempat tidur baby dan cium pipi baby montel
kesayangannya yang sedang tidur dengan perlahan. Hingga terlupa dia tentang apa yang Milah sudah ucapkan tadi.
Milah perhatikan gelagat abang iparnya yang memang sayang betul dengan si Natasha si comel yang baru 4 tahun. Dalam hatinya berkata,
kalaulah dia dapat manja dan disayangi seperti Natasha, kan best. Abang Osman memang seorang ayah yang penyayang dan suami bertangung
jawab dan baik hati orangnya. Beruntung Kak Ana bersuamikan Abang Osman.
”EhEhEh. Adik kakakni melamun aje dia”. Sambil menepuk bahunya Milah. Rohana memang manja dan mesra dengan Milah.
Milahlah satu-satunya darah dagingnya. Mereka cuma dua beradik sahaja. Tak heranlah kalau orang tua mereka memang jaga betul dan
kawal anak dara mereka. Kata orang dulu-dulu menjaga anak lelaki lebih senang dari menjaga anak perempuan. Tapi, jaga macam mana
pun, kalau dah nak jadi perkara buruk dah tak boleh nak kata.
“Kak Sambunglah cerita kakak tadi” Merayu Milah kepada kakaknya.”EH Tak bolehlah.Abang Man kan dah balik.Sekejap lagi,
dia dah nak makan pula.Nanti,kalau abang Man keluar pergi rumah emak dia, kita sambung ok” jawab kak Ana.”EH Akak tak ikutke?Tanya
Milah pada kakaknya.”Tak. Lagi pun abang cuma nak kasi duit aje pada mak nya”. “Abang Man tu, selalu ya kasi duit pada maknya” Tanya
Milah kepada kak Ana”Ah Abang Man kau memang begitu. Dia memang siang-siang dah beritahu Kak Ana. Selagi dia mampu, dia akan
tetap memberi duit pada orang tua dia. Kak Ana tak kisah Milah. Abang
146 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Man tu gajinya besar, lagi pun yang dia tolong pun emak dan bapa mentua akak. Kitani Milah, kalau jadi isteri,janganlah kongkong sangat
suami kita. Dia anak lelaki masih bertangung jawab menolong orang tua mereka. Kalau duit tak ada, bela dan jaga mereka atau selalulah
bertanya khabar berita.”Berpanjang lebar Kak Ana memberi pendapat pada adiknya.
Milah termenung sekejap dan di kepalanya ashik berfikir tentang apa sebenarnya yang terjadi antara Kak Ana dengan Abahnya. Dia
perhatikan sahaja gerak Kak Ana mengemas dan menyajikan makanan untuk makan malam Abang Iparnya. Sambil bangun dari duduk di
dapur, Milah meminta diri untuk masuk ke kamar biliknya yang memang dah disediakan Kak Ana untuk adik kesayangannya tumpang tidur.
Di dalam bilik, mata Milah terkebil-kebil tak boleh tidur.”Apakah rahsia yang Kak Ana dan Abah simpan hinggakan aku tidak dapat
kebebasan. Setiap langkah aku selalu aje ada yang ascort. Bosan aku.”Keluh Milah seorang diri hingga tak sadar lalu dia terlelap tidur.
Sumber: Kumpulan prosa naratif modern, 2007
2. Definisi Alur
Alur merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Alur dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur gabungan. Alur maju
adalah rangkaian cerita yang dimulai dari pengenalan masalah, terjadinya konflik, klimaks, dan penyelesaian masalah. Sementara pada alur mundur, cerita
dimulai dengan menampilkan konflik, kemudian pengenalan tokoh, dan penyelesaian masalah. Sedangkan alur gabungan merupakan perpaduan antara
alur maju dan alur mundur.
Secara umum tahapan alur dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Keterangan: 1.
perkenalan 2.
konflik 3.
klimaks 4.
peleraian 1
2 3
4
147 Kualitas Pendidikan di Indonesia
Pelatihan
Anda masih ingat bukan mengenai alur cerita, pelaku, dan latar. Di tema ini, Anda akan mengingat kembali yang disebut dengan unsur-unsur intrinsik
dalam karya sastra
Mengidentifikasi karakter tokoh
Di atas terdapat sebuh cuplikan novel terjemahan. Tugas Anda adalah mendeskripsikan alur novel tersebut Ikuti langkah-langkah di bawah ini
a. Bagilah kelas menjadi 5 kelompok
b. Perwakilan tiap kelompok membacakan cuplikan novel di depan
kelas dan yang lain memperhatikan c.
Diskusikan dengan kelompok unsur-unsur intrinsik yang telah Anda temukan
d. Buatlah hasil pekerjaan Anda dengan format yang sudah disediakan
Salinlah di buku tugas Anda e.
Sampaikan secara lisan di depan kelas hasil diskusi kelompok Anda
No. Cara Memahami Karakter Tokoh
Nama Tokoh
Karakter Ekspresi
Bagaimana? 1.
Melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.
2. Gambaran yang diberikan pengarang
lewat gambaran lingkungan kehidupan maupun caraberpakaian.
3. Menunjukkan bagaimana perilakunya.
4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara
tentang dirinya sendiri. 5.
Memahami bagaimana jalan pikirannya. 6.
Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentang dia.
7. Melihat tokoh lain berbincang dengan-nya.
8. Melihat bagaimanakah tokoh yang lain
memberi reaksi terhadapnya. 9.
Melihat bagaimanakah tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.
148 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
C. Mementaskan Drama Karya Sendiri
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mendesain latar tempat, menetapkan unsur musikalisasi, dan menyiapkan lembar penilaian, lalu mementaskan drama.
1. Mendesain Latar Tempat
Pentas drama adalah seni visual. Untaian cerita yang semula tersaji dalam bentuk naskah yang hanya dapat dinikmati dalam babak lembaran buku, kini
dapat dinikmati dan ditonton. Untuk itu, sebagai sutradara dan segenap awak pentas harus pandai-pandai mendesain latar tempat. Properti situasi dan
suasana panggung harus disiapkan secara matang, sehingga dapat memberikan gambaran yang konkret mengenai untaian cerita yang sedang dipentaskan.
Desain latar tempat harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
a. Keluasan ruangan tempat cerita drama disajikan.
b. Properti, yaitu barang-barang yang ditampilkan di panggung. Misalnya:
meja, kursi, televisi, setumpuk buku, seperangkat alat-alat makan minum serta makanan minuman, dan lain-lain. Seting dapat berupa ruang tamu,
ruang makan, kamar tidur, dapur, dalam rumah, taman, kebun. Seting ruang tamu seringkali diberi hiasan-hiasan dinding yang memunculkan suasana
cerita, misalnya, potret keluarga, gambar pahlawan, poster artis, lukisan, kaligrafi, dan lain-lain.
c. Pencahayaan lighting, berupa lampu yang mencerminkan suasana malam,
siang, senja, pagi, lampu yang terang benderang, remang-remang, redup dengan pergantian-pergantian sesuai nuansa cerita.
2. Menetapkan Unsur Musikalisasi
Pementasan drama tidak saja dihidupkan dan dibuat menarik oleh kehadiran panggung dengan penataan setinglatar tempat yang berbicara
banyak tentang suasana cerita, tetapi juga kehadiran musik pengiring pementasan yang sesuai. Bahkan sebelum layar dibuka dan tokoh tertentu
membawakan prolog narasi awal pementasan, sebuah pentas drama sudah didukung oleh kehadiran musik pengiring yang cukup menyita perhatian
penonton. Dengan musik pengiring yang memikat, penonton dialihkan untuk berkonsentrasi pada pementasan drama.
Dalam menetapkan unsur musikalisasi sebuah pementasan drama sangat perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
a. Musikalisasi dalam pentas drama harus memperkuat isi cerita, memberikan
kesan yang lebih mendalam tentang suasana cerita yang sedih, mencekam, kerinduan yang mendalam, pertengkaran yang panas, kegembiraan yang
cerah-ceria, teror yang kengerian, dan seterusnya.