Mengidentifikasi Jenis Kalimat Berdasarkan Intonasinya

118 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat. a. Kalimat majemuk hasil, yang ditandai dengan konjungsi makanya. Contoh: - Jalan ini licin, makanya kamu jatuh. b. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan. Contoh: - Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap. c. Kalimat mejemuk hubungan cara, ditandai dengan kata penghubung dengan. Contoh: - Dengan cara dijinjing, tas itu ia bawa pulang. d. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai dengan konjungsi yang. Contoh: - Perempuan yang berkerudung itu adalah pembicaranya. e. Kalimat mejemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu. Contoh: Dalam riwayat hidupnya menunjukkan bahwa ia seorang manajer. f. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah- olah, seakan-akan. Contoh: Andi diam saja seakan-akan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. g. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusan itu, maka kami protes. h. Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar. Contoh: Ayah bekerja sampai malam biar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolahnya. i. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, dan sebagainya. Contoh: Sejak suaminya meninggal, dia belum masuk ke kantor. j. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh karena. Contoh: Karena lima hari tidak masuk kerja, karyawan itu mendapatkan surat peringatan.

4. Mengidentifikasi Kalimat Tunggal

Kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa yang dibentuk oleh subjek dan predikat merupakan kalimat tunggal. Selain itu ada juga jenis kalimat tunggal yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkapnya. Berdasarkan klausanya, jenis-jenis kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi berikut ini. a. Kalimat nominal, yaitu kalimat yang predikatnya kata benda. Contoh: Yang menjuarai lomba bulu tangkis itu Taufik Hidayat. 119 Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia b. Kalimat ajektival, yaitu kalimat yang predikatnya kata sifat Contoh: Rumah itu sangat bagus. c. Kalimat verbal, yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja. Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras.

5. Menentukan Pola Kalimat Inti Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia, dikenal pola pembentukan kalimat. Pola-pola kalimat tersebut adalah: - KB, yaitu kata benda, - KK, yaitu kata kerja, - KS, yaitu kata sifat, - KBl,yaitu kata bilangan, - KDp, yaitu kata depan. Pola kalimat inti dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. a. KB – KB : Ayah pedagang. b. KB – KK : Ayah pergi c. KB – KS : Ayah pandai d. KB – KBL : Ayah seorang e. KB – KDp : Ayah di sana

6. Menentukan Jabatan Kalimat

Subjek S adalah pokok atau inti pikiran, atau sesuatu yang berdiri sendiri dan tentangnya dijelaskan oleh yang lain. Contoh: Ayah pedagang. Ciri-ciri subjek adalah: a. berjenis kata benda atau yang dibendakan, b. menjadi inti atau pokok pikiran, c. dijelaskan oleh bagian lainnya, d. menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kata tanya siapa atau apa. Predikat P adalah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau perbuatan subjek. Contoh: - Ayah pandai. - Ibu memasak. Ciri-ciri predikat adalah: a. bertugas menjelaskan subjek, b. berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan, dan kata ganti, c. menjadi jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana. Aposisi subjek adalah keterangan subjek bukan predikat sebagai bagian dari subjek. Selain itu, dapat juga berfungsi menggantikan subjek jika subjek tersebut ditiadakan. Contoh: - Ali, anak pak umar, pandai.