demikian dapat dikatakan bahwa iklim organisasi sekolah memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja guru pembimbing di SMA eks Karesidenan Semarang.
4.7.2.2 Budaya organisasi
Berdasarkan output LISREL diketahui bahwa nilai t .4.651, t tabel 2.576 dan nilai r 0.335. Hasil tersebut berarti nilai yang diperoleh signifikan dan
memberikan konstribusi sebesar 11.23 terhadap kepuasan kerja guru pembimbing..Temuan ini bermakna bahwa kepuasan kerja guru pembimbing
dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah, artinya bahwa semakin baik budaya organisasi sekolah akan semakin puas para guru di sekolah. Hal ini memberikan
bukti bahwa budaya organisasi sekolah perlu dikembangkan dalam sekolah. Pengembangan budaya organisasi yang memberikan kesempatan pada para guru
termasuk guru pembimbing, akan memberikan dampak terciptanya budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi yang kuat maka perilaku anggotanya
dibatasi.oleh kesepakatan bersama dan bukan karena perintah atau karena ketentuan-ketentuan formal, dan selanjutnya para guru enggan untuk pindah
berkarya pada sekolah lain. Penciptaan budaya organisasi di sekolah yang memberikan peluang pada guru untuk berinovasi, berkreasi dan berkompetisi,
pemimpinkepala sekolah memperhitungkan gurunya, dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan
kerja guru pembimbing karena mereka merasa diberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya..Menurut teori perilaku atau behavioristik, bahwa
penciptaan budaya kerja dapat dilaksanakan melalui pembiasaan-pembiasaan, contoh-contoh dari pemimpinnya artinya apabila setiap guru dibiasakan untuk
selalu berkompetisi, diberikan latihan kebebasan mengemukakan pendapat, selalu mengikutsertaan guru dalam pengambilan keputusan, maka guru akan
memperoleh kepuasan dalam bekerja.
4.7.3 Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan output LISREL diketahui bahwa nilai t.4.551, t tabel. 2.576, dan nilai r 0.358. Hasil tersebut berarti nilai yang diperoleh signifikan dan
kepemimpinan kepala sekolah memberikan konstribusi sebesar 12.83 terhadap kepuasan kerja guru pembimbing. Temuan ini bermakna bahwa kepuasan kerja
guru pembimbing dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, artinya bahwa semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin puas para guru
disekolah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikembangkan Gibson 1985 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah perilaku
kepemimpinan.
4.7.4 Iklim organisasi mempengaruhi kinerja guru pembimbing
Berdasarkan output LISREL diketahui bahwa nilai t.2.6677., t tabel. 2.576, dan nilai r 0.446. Hasil tersebut berarti nilai yang diperoleh signifikan dan
memberikan konstribusi sebesar 19.89 terhadap kinerja guru pembimbing. Temuan ini bermakna bahwa kinerja guru pembimbing dipengaruhi oleh iklim
organisasi sekolah. Organisasi sekolah sangat tergantung pada perilaku anggota- anggotanya. Seperti diketahui bahwa perilaku anggota satu dengan yang lain
berbeda, hal ini terkait dengan bagaimana persepsi seseorang terhadap kerja dan lingkungan kerja yang merupakan suatu sistem organisasi. Pada tataran konsep
psikologis perilaku manusia ditentukan oleh dua variabel utama yaitu manusianya
itu sendiri yakni kepribadian orang tersebut dan lingkungan Sobirin: 2007:144. Analog dengan pernyataan tersebut maka kinerja guru pembimbing merupakan
interaksi antara pribadi guru dengan lingkungannya. Artinya bahwa suasana kerja yang kondusif, guru dalam bekerja merasa tidak terbebani, memandang segala
sesuatu diluar dirinya yang tidak ada gunanya yang dialami oleh guru di masing- masing sekolah akan mempengaruhi kinerja mereka. Diperolehnya kondisi yang
demikian berarti adanya rasa puas, senang, tidak terbebani dalam bekerja pada individu pada gilirannya kinerja mereka semakin meningkat.
Kebermaknaan pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja guru pembimbing dapat ditelusuri dari indikator-indikator yang menyertainya.
Indikator hindrance memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja guru pembimbing sebesar 39.69, artinya semakin baik guru pembimbing dapat
mengeliminir pekerjaan yang tidak berguna atau yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan fungsinya maka akan semakin baik kinerjanya. Selanjutnya indikator
disengagement membverikan pengaruh sebesar 37,21 terhadap kinerja guru
pembimbing, artinya bahwa apabila guru dalam melaksanakan pekerjaannya tidak merasa tertekan atau terbebani maka kinerjanya akan semakin baik.
Sehubungan dengan hasil penelitian ini maka penciptaan iklim organisasi sekolah perlu mendapatkan perhatian oleh pengelola pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan. Hal ini karena iklim organisasi sekolah merupakan seperangkat kartakteristik internal suatu sekolah yang membedakannya dengan
sekolah yang lain dan karakteristik itu akan mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada di sekolah tersebut. Untuk itu Mukiyat 1990:97 mengemukakan bahwa