Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru Pembimbing

semakin puas guru pembimbing semakin baik pula kinerja guru pembimbing. Besar pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 0,374 2 , yakni 0,1399. Dengan demikian dapat diketahui bahwa 13,99 perubahan yang terjadi pada kinerja guru pembimbing secara langsung disebabkan adanya perubahan pada kepuasan kerja. Besarnya nilai pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah yaitu 0,374 x 0,446 x 0,006 = 0,0010, atau 0,10; pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan budaya organisasi sekolah yaitu 0,374 x 0,378 x 0,056 = 0,00792, atau 0,79, dan pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan kepemimpinan kepala sekolah yaitu 0,374 x 0,327 x 0,056 = 0,0068, atau 0,68. Oleh karena itu secara total pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing yaitu 13,99 + 0,10 + 0,79 + 0,68 = 15,56. Untuk lebih jelasnya, diagram jalur pengaruh kepuasan kerja guru pembimbing terhadap kinerja guru pembimbing dapat dilihat pada gambar berikut: ρ y1y2 = 0,374 Gambar 4.16. Diagram Jalur Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pembimbing KEPUASAN KERJA Y 1 KINERJA GURU PEMBIMBING Y 2 Dari hasil pengolahan Lisrel tentang pengaruh iklim organisasi sekolah, budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru pembimbing terhadap kinerja guru pembimbing diperoleh nilai pengaruh sebesar 15,56 dan sisanya 84,44 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk ke dalam penelitian ini. Hal ini berarti kepuasan kerja guru yang terdiri atas indikator-indikator karakteristik mental guru pembimbing, hadiah termasuk gaji, dukungan teman dan kondisi lingkungan mampu membangun kinerja guru pembimbing. Dari ketiga hipotesis yang telah diajukan dan diuji sebelummya, selanjutnya diperoleh hasil untuk model secara keseluruhan yang tampak pada gambar berikut: ρ x2y1 = 0,527 r x2x3 = 0,10 ρ x2y1 = 0,358 r x1x2 =0,39 ρ x1y1 = 0,446 ρ y1y2 = 0,374 ρ x1y1 = 0,270 r x1x3 = 0,07 ρ x2y1 = 0,378 ρ x2y2 = 0,335 Gambar 4.17. Diagram Jalur Pengaruh Iklim Pengaruh Organisasi Sekolah, Budaya Organisasi Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru Pembimbing KEPEMIMP X 1 IKLORG X 2 BUDORG X 3 KINERJA GURU Y 2 KEPKERJA Y 1 Dari hasil pengolahan data statistika dengan program Lisrel dalam penelitian tentang pengaruh iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing dapat diambil simpulan hasil pengujian hipotesis bahwa iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru pembimbing dan kinerja guru pembimbing. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru pembimbing dan kinerja guru pembimbing lebih besar dibandingkan dengan pengaruh dari iklim organisasi dan budaya organisasi sekolah. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan kerja guru pembimbing, dimana di dalamnya terdapat indikator tantangan kesehatan mental, keseimbangan reward, dukungan kolega dan kondisi lingkungan kerja, demikian pula kinerja guru pembimbing dimana di dalamnya terdapat indikator layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, referral dan kunjungan rumah lebih banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Dengan kata lain kepemimpinan kepala sekolah yang berkembang di sekolah menentukan kepuasan kerja dan kinerja guru pembimbing. Secara keseluruhan hasil analisis uji hipotesis, yakni pengaruh iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru pembimbing, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pengaruh langsung iklim organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 7,29. 2. Pengaruh tidak langsung iklim organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 8,80. 3. Pengaruh total iklim organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja karena hubungannya dengan budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 7,38. 4. Pengaruh langsung budaya organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 11,23 5. Pengaruh tidak langsung budaya organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 0,13 6. Pengaruh total budaya organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 11,36. 7. Pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 12,83. 8. Pengaruh tidak langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah sebesar 0,23. 9. Pengaruh total kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah dan budaya organisasi sekolah adalah sebesar 13,05. 10. Pengaruh iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru pembimbing 31,35. 11. Pengaruh langsung iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 19,89. 12. Pengaruh tidak langsung iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 0,24. 13. Pengaruh total iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 20,13. Variabel eksogen iklim organisasi sekolah yang memiliki pengaruh terhadap kinerja guru pembimbing tersebut dibentuk oleh empat observed variable indikator, yaitu hindrance, intimacy, disengagement, dan esprit. Berdasarkan uji t, sebagaimana tersaji di dalam tabel 4.35, masing-masing indikator memperoleh skor t di atas taraf signifikansi 5 1.96. Skor t masing- masing indikator yaitu: hindrance sebesar 15.86; intimacy sebesar 8,32; disengagement sebesar 13,60, dan esprit sebesar 9,11. Oleh karena itu masing- masing indikator variabel eksogen iklim organisasi sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja guru pembimbing. Tabel 4.35 Besaran Pengaruh Masing-masing Indikator pada Variabel Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru Pembimbing Indikator Nilai Loading Persentase Nilai t X 1 0,63 39.69 15,86 X 2 0,34 11.59 8,32 X 3 0,61 37.21 13,60 X 4 0,43 18.49 9,11 Tabel tersebut juga memberikan informasi tentang besaran nilai estimasi loading pada masing-masing indikator, dan indikator yang memperoleh nilai estimasi paling tinggi yaitu hindrance 0,63, sehingga dapat diartikan bahwa indikator hindrance memiliki kontribusi pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja guru pembimbing sebesar 0,63 2 atau 39,69. Ketiga indikator lainnya secara berturut-turut yang memiliki kontribusi tertinggi sampai dengan yang paling rendah yaitu: disengagement sebesar 0,61 2 atau 37,21, disusul kemudian esprit sebesar 0,43 2 atau 18.49 dan yang paling rendah yaitu intimacy sebesar 0,34 2 atau 11.59. 14. Pengaruh langsung budaya organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 14,29. 15. Pengaruh tidak langsung budaya organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 0,35. 16. Pengaruh total budaya organisasi sekolah terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 16,64. Variabel eksogen budaya organisasi sekolah yang memiliki pengaruh terhadap kinerja guru pembimbing tersebut dibentuk oleh tujuh observed variabel indikator, yaitu inovasi, perhatian terhadap detil, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi kebijakan, agresivitas, dan stabilitas. Berdasarkan uji t, sebagaimana tersaji di dalam tabel 4.36 berikut ini, masing-masing indikator memperoleh skor t di atas taraf signifikansi 5 1.96. Skor t masing-masing indikator yaitu: indikator inovasi memperoleh skor t sebesar 10.38; perhatian terhadap detil memperoleh skor t sebesar 13.08; orientasi hasil memperoleh skor t sebesar 14.10, orientasi orang memperoleh skor t sebesar 15.44, orientasi kelompok memperoleh skor t sebesar, 16.28, agresivitas memperoleh skor t sebesar 16.93, dan stabilitas memperoleh skor t sebesar 10.14. Oleh karena itu masing-masing indikator variabel eksogen budaya organisasi sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja guru pembimbing. Tabel 4.36. Besaran Pengaruh Masing-masing Indikator pada Variabel Budaya organisasi terhadap Kinerja Guru Pembimbing Indikator Nilai Loading Persentase Nilai t X 5 0,45 20.25 10,38 X 6 0,53 28.09 13,08 X 7 0,53 28.09 14,10 X 8 0,66 43.56 15,44 X 9 0,54 29.16 16,28 X 10 0,70 49.00 16,93 X 11 0,41 16.81 10,14 Tabel tersebut juga memberikan informasi tentang besaran nilai estimasi loading pada masing-masing indikator, dan indikator yang memperoleh nilai estimasi paling tinggi yaitu agresivitas 0,70, sehingga dapat diartikan bahwa indikator agresivitas memiliki kontribusi pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru pembimbing sebesar 0,70 2 atau 49.00. Keenam indikator lainnya secara berturut-turut yang memiliki kontribusi tertinggi sampai dengan yang paling rendah yaitu: orientasi orang sebesar 0,66 2 atau 43.56, disusul kemudian orientasi kelompok sebesar 0,54 2 atau 29.16 , perhatian terhadap detil dan orientasi hasil masing-masing sebesar 28.09, inovasi sebesar 20.25 dan yang paling rendah yaitu stabilitas sebesar 16.81. 17. Pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 27,77. 18. Pengaruh tidak langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 0,08. 19. Pengaruh total kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah dan budaya organisasi sekolah adalah sebesar 27,85. Variabel laten kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki pengaruh terhadap kinerja guru pembimbing tersebut dibentuk oleh empat observed variabel indikator, yaitu instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Berdasarkan uji t, sebagaimana tersaji di dalam tabel 4.37 di bawah ini, masing- masing indikator memperoleh skor t di atas taraf signifikansi 5 1,96. Indikator: instruktif memperoleh skor t sebesar 14,73; konsultatif memperoleh skor t sebesar 14,99; partisipatif memperoleh skor t sebesar 12,48, dan delegatif memperoleh skor t sebesar 8,62. Oleh karena itu masing-masing indikator variabel eksogen kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja guru pembimbing. Tabel 4.37. Besaran Pengaruh Masing-masing Indikator pada Variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru Pembimbing Indikator Nilai Loading Persentase Nilai t X 12 0,55 30,25 14,73 X 13 0,58 33,64 14,99 X 14 0,54 29,16 12,48 X 15 0,57 32,49 8,62 Tabel tersebut juga memberikan informasi tentang besaran nilai estimasi loading pada masing-masing indikator, dan indikator yang memperoleh nilai estimasi paling tinggi yaitu konsultatif 0,58, sehingga dapat diartikan bahwa indikator konsultatif memiliki kontribusi pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing sebesar 0,58 2 atau 33,64. Ketiga indikator lainnya secara berturut-turut yang memiliki kontribusi tertinggi sampai dengan yang paling rendah yaitu: delegatif sebesar 0,57 2 atau 32,49, disusul kemudian instruktif sebesar 0,55 2 atau 30,25 dan yang paling rendah yaitu partisipatif sebesar 0,54 2 atau 29,16. 20. Pengaruh iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 61,95. 21. Pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing adalah sebesar 13,99. 22. Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena ada hubungannya dengan variabel laten iklim organisasi sekolah adalah sebesar 0,10. 23. Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena ada hubungannya dengan variabel laten budaya organisasi sekolah adalah sebesar 0,79. 24. Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena ada hubungannya dengan variabel laten kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 0,68. 25. Pengaruh total kepuasan kerja terhadap kinerja guru pembimbing karena hubungannya dengan iklim organisasi sekolah, budaya organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 75,94. Berdasarkan besaran persentase pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen tersebut tampak bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja guru pembimbing, baik pengaruh langsung 27,77 maupun pengaruh total total effect, yakni 27,85. Kemudian disusul variabel eksogen iklim organisasi, baik yang berpengaruh secara langsung 19,89 maupun pengaruh total 20,13, dan variabel eksogen budaya organisasi, baik pengaruh secara langsung 14,29 maupun pengaruh total 16,64. Besaran pengaruh variabel eksogen kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing tersebut adalah ditentukan oleh empat indikator, yaitu instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Dari keempat indikator tersebut, indikator yang memiliki pengaruh paling besar yaitu indikator konsultatif 33,64, disusul kemudian indikator delegatif 32,40, indikator instruktif 30,25, dan yang paling kecil pengaruhnya yaitu indikator partisipatif, yakni sebesar 29,16.

4.7 PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis LISREL tentang Model Hubungan Struktural dan kontribusi variabel eksogen terhadap variabel endogen serta endogen terhadap variabel endogen, berikut ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan ketiga analisis tersebut. 4.7.1.Pembahasan Model Hubungan Struktural Penelitian. Berdasarkan penelitian Model Struktural seperti yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dalam bentuk positif dan hasil perhitungan LISREL menunjukkan tidak adanya hubungan yang negatif antara variabel eksogen dengan variabel endogen, demikian pula antara variabel endogen dengan variabel endogen,maka dapat diberikan makna bahwa semakin baik variabel eksogen akan semakin baik pula variabel endogen, demikian pula sebaliknya semakin rendah variabel eksogen akan semakin rendah pula variabel endogen. Seperti yang telah dibuktikan secara empiris bahwa variabel iklim organisasi, budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru pembimbing dengan kinerja merupakan model yang fit. Model yang demikian berarti iklim organisasi yang baik akan semakin baik pula kepuasan kerja dan kinerja guru pembimbing disekolah, demikian pula semakin baik budaya organisasi sekolah akan semakin baik pula kepuasan kerja dan kinerja guru pembimbing, serta semakin baik kepemimpinan kepala sekolah akan semakin baik pula kepuasan kerja dan kinerja guru pembimbing. Hasil penelitian menujukkan bahwa model hubungan struktural antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru pembimbing adalah fit. Ini sesuai dengan Anoraga 1982 ; 82 bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah faktor hubungan antar karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja. Indikator-indikastor tersebut merupakan ciri atau indikator dari iklim organisasi sekolah, yaitu bahwa hubungan antar karyawan, dorongan temankolega serta perasaan senang dalam bekerja mempengaruhi kepuasan kerja guru pembimbing. Hal ini senada dengan penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Kis Indiyaningsih 2001;vii, Maryono 2002;vii, Fatkuroji 2003;vii bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi sekolah dengan kepuasan kerja guru. Temuan ini mengisyaratkan bahwa perilaku anggota dalam organisasi sekolah yang mendukung yaitu adanya keterbukaan, saling mendukung,dan suasana kerja yang kondusif pada gilirannya akan membeikan rasa nyaman dan aman bagi para guru dan perasaan inilah yang merupakan indikatgor adanya kepuasan kerja guru pembimbing di sekolah.