yang tidak suka bergaul meskipun persepsi terhadap iklim organisasi sama.
b. Penelitian Sutarto 2002:108 tentang hubungan antara iklim
organisasi sekolah dengan kinerja guru SMK Negeri kelompok Teknologi dan Industri se kota Semarang menyimpulkan bahwa iklim
organisasi sekolah secara signifikan menunjukkan adanya hubungan dan berpengasruh terhadap kinerja guru SMK Negeri Kelompok
Teknologi dan Industri. c.
Selanjutnya penelitian Mursaeni 2003:vii tentang pengaruh iklim kerja terhadap kinerja guru SMU Swasta di kabupaten Tegal
menyimpulkan bahwa iklim kerja memberi kontribusi sebesar 43 terhadap kinerja guru SMU Swasta di kabupaten Tegal, sedangkan 57
dipengaruhi oleh faktor lain diluar iklim organisasi sekolah d.
Djumiati 2003:vii mengadakan penelitian tentang iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru SMU di kabupaten Pati menyimpulkan
bahwa iklim organisasi sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SMU di Kabupaten Pati.
2.6.3 Temuan penelitian tentang hubungan antara budaya organisasi
sekolah dengan kinerja guru
Temuan penelitian terdahulu tentang hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja guru. Sunarstyanto 2003:114 disimpulkan bahwa budaya
kerja berhubungan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru pembimbing di SMP Pekalongan. Demikian pula penelitian
yang dilakukakn oleh Sugiyo 2006:42 bahwa budaya kerja berhubungan dan memberi kontribusi terhadap kinerja guru pembimbing di SMP Kota
Semarang Penelitian Masrokan 2002:vii menyimpulkan bahwa ada hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru Madrasah Aliyah
Swasta se Kabupaten Demak. Selanjutnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati tentang pengaruh motivasi dan budaya kerja
terhadap hubungan antara komitmen organisasi kepada karyawan dengan kinerja organisasi menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat
memberikan kontribusi terhadap kinerja organisasi Rahmawati, 200:;20 Penelitian serupa dilakukan oleh Koesmono tentang pengaruh
budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja karyawan pada sub sektor industri pengolahan kayu skala menengah di
jawa timur diperoleh hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
2.6.4 Temuan penelitian tentang hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru
Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja telah diteliti oleh Robbins 2003:103 yang menemukan bahwa dalam organisasi
dengan karyawan yang lebih puas cenderung menjadi lebih efektif dari pada organisasi dengan karyawan yang kurang puas. Apabila hasil penelitian ini
dianalogkan pada hubungan antara kepuasan kerja guru pembimbing dengan dengan kinerja guru pembimbing, maka semakin guru pembimbing dalam
organisasi sekolah merasa puas maka akan semakin efektif dan produktif
dalam bekerja, demikian pula sebaliknya apabila guru pembimbing dalam organisasi sekolah merasa tidak puas maka akan kurang efektif dalam
bekerja dan cenderung mangkir dalam bekerja, dan mungkin merasa tidak nyaman dalam bekerja.
Petty, et.all 1984:719 telah mengadakan penelitian tentang Analisis Metta hubungan antara kepuasan pribadi dengan penampilan kerja pribadi,
hasilnya bahwa ada hubungan yang positif antara kepuasan kerja pribadi dengan penampilan kerja pribadi Makna penelitian ini adalah semakin puas
seorang karyawan akan semakin tinggi kinerja mereka. Analog dengan penelitian tersebut maka apabila guru pembimbing memperolah kepuasan
dalam dirinya maka pada gilirannya kinerja mereka akan semakin baik Penelitian lain yang dilakukan oleh Norris dan Niebuhr 1984:428
dengan tujuan untuk mengukur pengaruh locus of control internal pada kinerja dan kepuasan kerja. Adapun Hipotesisnya adalah hubungan antara
kinerja dan kepuasan akan semakin kuat pada individu yang cenderung menggunakan atribusi atau kontrol internal. Responden sejumlah 116
dengan rata-rata usia 34 tahun dan masa kerja 6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu ada hubungan
yang sangat signifikan antara kinerja dan kepuasan kerja pada individu dengan lokus kontrol internal. Meskipun level kinerja antara individu
dengan lokus kontrol internal dan ekstrenal relative konstan, namun hubungan antara kinerja dan kepuasan kerja lebih kuat pada individu dengan
lokus kontrol internal.
Penelitian lain yang mendukung hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja dlakukan oleh Suryo. Hasil penelitian menunjukan bahwa
ada dampak positif antara kepuasan kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kutai Timur dengan koefisien korelasi 0.936. Hasil ini
bermakna bahwa semakin tinggi kepuasan kerja pegawai maka semakin meningkat kinerja pegawai..www.geocities.comguruvalah.
Penelitian senada dilakukan oleh Koesmono tentang pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja karyawan
pada sub sektor industri pengolahan kayu skala menengah di Jawa timur menyatakan bahwa kerja berpengaruh terhadap kinerja.
2.7. Kerangka Berpikir