Pulau Papandangan Kawasan Kapoposan

4.2.2 Pulau Papandangan

Pulau Papandangan termasuk dalam wilayah administratif Desa Mattiro Ujung dan berada pada 04°4145,6”LS dan 118°592,4” BT. Luas total daratan dan sebaran terumbu karang Pulau Papandangan sekitar 68,41 ha dan dihuni oleh sekitar 853 jiwa dengan mayoritas beragama Islam, yang terdiri dari etnis Bugis, Makassar dan Mandar. Akses dari dan ke Pulau Papandangan belum dapat dilayani oleh transportasi berupa kapal reguler. Waktu tempuh dengan menggunakan perahu motor dari Kota Makassar Pelabuhan Paotere dan dari Kab. Pangkep Dermaga Maccini Baji adalah lima jam. Kondisi terumbu karang dengan karang 18-60 berupa karang keras berbentuk masif yang ditemukan di daerah tubir dan rataan terumbu pada kedalaman dua meter. Bentuk-bentuk karang keras yang dominan ditemukan di sisi baratnya adalah dari genus Montipora, Acropora, Porites cylindrica, Favia, Goniastrea, Lobophyllia corymbosa dan Porites. Biota asosiasi yang ditemukan diantaranya bintang laut Asteroidea, lili laut Crinoidea, sponge, kima lubang Tridacna crosea dan beberapa kima sisik Tridacna squamosa. Sedangkan ikan-ikan karang yang ditemukan adalah ikan betok Pomacentridae, ikan ekor kuning Caesionidae, Acanthuridae, Siganidae, dan Lutjanidae sebagai ikan konsumsi, dan ikan kepe-kepe Chaetodontidae sebagai ikan indikator. Kondisi terumbu karang Pulau Papandangan disampaikan pada Gambar 9. Gambar 9 Kondisi terumbu karang di Pulau Papandangan Sumber: Dinas KP, 2007 Masyarakat Pulau Papandangan umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan sub sisten yang menggunakan alat tangkap seperti rumpon, jaring, pukat, bubu dan pancing kedo-kedo, karena dioperasikan dengan cara menggerak-gerakan alat pancing tersebut. Hasil tangkapan utama adalah ikan sunu dan ikan cakalang yang banyak terdapat di perairan sekitar Pulau Kapoposan dan Pulau Papandangan. Tingkat harga ikan sunu hidup relatif cukup tinggi dengan nilai jual antara Rp 100.000,00 - Rp 300.000,00kg sebagai harga ekspor, khususnya ke Hongkong. Aktifitas penangkapan di lakukan dengan menggunakan perahu motor jolloro dengan ukuran sekitar 7 m x 1,5 m. Kegiatan penangkapan dilakukan secara bersama-sama dengan dituntun oleh kapal motor ponggawa sunu, dengan ukuran yang relatif lebih besar 10 m x 2 m. Kapal motor ponggawa sunu ini berfungsi untuk menampung hasil tangkapan ikan sunu. Siklus aktifitas penangkapan berlangsung antara 3-4 hari pada sekitar bulan Mei-November. Selama di darat, sebagian waktu digunakan untuk mempersiapkan segala keperluan yang berkaitan dengan usaha penangkapan. Hasil tangkapan rata-rata nelayan sunu antara Rp 50.000,00 - Rp 75.000,00hari, ditambah gaji per bulan dari ponggawa yang menampung hasil tangkapan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Pulau Papandangan Tabel 12 seperti halnya di Pulau Kapoposan relatif masih sangat terbatas, bahkan kebutuhan air bersih untuk air minum pada musim kemarau dipenuhi oleh masyarakat dengan mengambil air bersih dari Pulau Kapoposan. Tabel 12 Sarana dan prasarana dasar di Pulau Papandangan No. Jenis Sarana dan Prasarana Bentuk Fisik Jumlah Keterangan 1. Pendidikan Sekolah Dasar 1 unit Kondisi gedung dan ruang kelas membutuhkan perbaikan 2. Penerangan Generator berbahan bakar solar kapasitas 44 KVA. 1 unit - Beroperasi pada pukul 17.00 – 22.00 WITA - Hanya mampu menyuplai sebagian rumah warga 3. Tambat kapal Darmagajetty dari kayu berukuran 50 x 2,5 meter. 1 unit Sebagai pelabuhan rakyat baik untuk transportasi maupun pendaratan ikan 5. Jalan Berupa jalan tanah 2 km Mengelilingi pulau 6. Tranportasi darat - Sepeda - Sepeda motor - 24 unit - 6 unit Sepeda motor difungsikan sebagai ojek 7. Peribadahan Mesjid 1 unit Difungsikan pula sebagai TPA bagi anak-anak 8. Pendukung perekonomian TokoKios 2 unit Milik masyarakat 9. Kesehatan Posyandu Pembantu 1 unit Dikelola 1 orang Bidan dan 1 orang perawat Sumber: Berdasarkan Data Olahan, 2009

4.2.3 Pulau Gondongbali