1 IFAS: kekuatan bersifat positif semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk kelemahan dilakukan
sebaliknya semakin besar kelemahan semakin kecil nilai rating yang diberikan.
2 EFAS: peluang bersifat positif semakin besar peluang semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk ancaman dilakukan
sebaliknya semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating yang diberikan.
4 Dilakukan perkalian bobot dengan rating untuk menentukan skor terbobot dari masing-masing faktor.
5 Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi sistem atau organisasi: 1 IFAS: Jika nilai total skor terbobot
≥ 2,5 berarti kondisi internal memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
2 EFAS: Jika nilai total skor terbobot ≥ 2,5 berarti kondisi eksternal memiliki
peluang untuk mengatasi ancaman. Marimin 2004,
menyatakan bahwa posisi kondisi internal dan eksternal dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu:
1 Kuadran I: merupakan posisi yang sangat menguntungkan dengan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus dilakukan adalah strategi agresif. 2 Kuadran II: merupakan posisi yang menghadapi berbagai ancaman, namun
masih memiliki kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi diversifikasi.
3 Kuadran III: merupakan posisi yang memiliki peluang yang sangat besar, namun harus meminimalkan kelemahan internal. Strategi yang harus
dilakukan adalah strategi turn around. 4 Kuadran IV: merupakan posisi yang sangat tidak menguntungkan karena
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi defensif.
3.3.4 Pendekatan dengan pola sistem SMO Subyek-Metoda-Obyek
Penyusunan pola pengelolaan gugusan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sistem systems
approacch, yaitu suatu upaya pemecahan masalah yang didasarkan pertimbangan bahwa masalah yang dihadapi tersebut diasumsikan sebagai
suatu sistem terbuka, sehingga dengan memahami struktur, proses, umpan balik dan karakteristik dari sistem yang dihadapi akan dapat dipecahkan secara lebih
sistematis, sistemik, efisien dan efektif. Menurut Tunas 2007,
penggunaan pendekatan sistem soft systems approacch banyak dikonsentrasikan kepada
penanganan terhadap ketidaksetujuan dan konflik, terutama dalam menentukan tujuan dan perumusan masalah yang dihadapi di antara pihak-pihak yang
berkepentingan dalam sistem, karena adanya perbedaan atas latar belakang nilai, kepercayaan dan falsafah dari pihak-pihak yang berkepentingan dimaksud.
Pendekatan sistem soft systems approacch yang digunakan adalah pola sistem SMO Subyek-Metoda-Obyek, yang banyak dipakai untuk mengatasi masalah
yang tidak begitu jelas dan sulit dikuantitatifkan, seperti disampaikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Pendekatan sistem dengan pola SMO Sumber: Tunas, 2007. Pola SMO Subyek-Metoda-Obyek menurut
Tunas 2007 merupakan pola
yang bermanfaat untuk dipergunakan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan atau perbaikan suatu sistem yang telah ada. Pola SMO dapat
diuraikan sebagai berikut: 1 Input, merupakan kondisi eksisting saat ini dari suatu organisasisistem yang
akan diperbaiki atau ditingkatkan. 2 Instrumental input, adalah kebijakan dan peraturan terkait yang harus
diperhatikan oleh Subyek dalam menggunakan metoda untuk memperbaiki obyek yang terkait.
3 Environmental input, merupakan lingkungan luar yang mempengaruhi sistem seperti faktor politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, dan lainnya yang
INSTRUMENTAL INPUT
ENVIRONMENTAL INPUT INPUT
OUTPUT OBYEK
METODA SUBYEK
PROSESOR
FEED BACK
harus diperhatikan dalam memproses input menjadi output. Faktor-faktor tersebut bisa merupakan kendala yang membatasi,tetapi bisa juga
merupakan peluang yang perlu dimanfaatkan. 4 Prosesor, merupakan instrumen yang terdiri dari subyek, metoda dan obyek
yang akan diperbaiki atau ditingkatkan. 1 Subyek, adalah pelaku bisa institusi, pejabat, dan lain sebagainya yang
berwenang, bertanggungjawab dalam melaksanakan upaya-upaya memperbaiki input sehingga menjadi output yang diharapkan.
2 Metoda, adalah cara atau strategi yang akan digunakan oleh Subyek dalam upayanya memperbaiki input hingga mencapai output yang
diinginkan. 3 Obyek, adalah komponen-komponen khusus yang difokuskan atau yang
mendapatkan penekanan khusus untuk diperbaiki dari input yang bersangkutan, yang diharapkan akan memberikan kontribusi perbaikan
yang signifikan terhadap kondisi output yang diinginkan. 5 Output, merupakan kondisi yang diharapkan atau yang ingin dicapai.
6 Feed back atau umpan balik, merupakan konsep sentral dari semua konseptualisasi dari sistem terbuka yang merupakan informasi evaluatif
mengenai hasil kegiatan dari suatu sistem.
3.3.5 Ketersediaan air tawar sebagai daya dukung wisata bahari