SWOT Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats

3.3.3 SWOT Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats

Analisis strategi kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan dilakukan dengan menggunakan SWOT Rangkuti, 2000, yang didahului dengan pembuatan matriks IFAS internal strategic factor analysis summary dan EFAS external strategic factor analysis summary , yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strengths kekuatan dan opportunities peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan weaknesses kelemahan dan threats ancaman, dengan kombinasi strategi seperti disampaikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kombinasi strategi dalam SWOT IFAS EFAS STRENGTHS S WEAKNESSES W OPPORTUNITIES O STRATEGI S – O Untuk menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W – O Untuk menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS T STRATEGI S – T Untuk menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI W – T Untuk menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti 2000. Penyusunan matriks IFAS dan EFAS dilakukan sebagai berikut: 1 melakukan identifikasi atas faktor-faktor: 1 IFAS: kekuatan dan kelemahan 2 EFAS: peluang dan ancaman 2 pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 sangat penting sampai dengan 0,00 tidak penting. Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00. Nilai bobot diperoleh dari prioritas pada hasil AHP. 3 Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating: 1 IFAS: kekuatan bersifat positif semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk kelemahan dilakukan sebaliknya semakin besar kelemahan semakin kecil nilai rating yang diberikan. 2 EFAS: peluang bersifat positif semakin besar peluang semakin besar pula nilai rating yang diberikan, sedangkan untuk ancaman dilakukan sebaliknya semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating yang diberikan. 4 Dilakukan perkalian bobot dengan rating untuk menentukan skor terbobot dari masing-masing faktor. 5 Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi sistem atau organisasi: 1 IFAS: Jika nilai total skor terbobot ≥ 2,5 berarti kondisi internal memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan. 2 EFAS: Jika nilai total skor terbobot ≥ 2,5 berarti kondisi eksternal memiliki peluang untuk mengatasi ancaman. Marimin 2004, menyatakan bahwa posisi kondisi internal dan eksternal dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu: 1 Kuadran I: merupakan posisi yang sangat menguntungkan dengan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi agresif. 2 Kuadran II: merupakan posisi yang menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi diversifikasi. 3 Kuadran III: merupakan posisi yang memiliki peluang yang sangat besar, namun harus meminimalkan kelemahan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi turn around. 4 Kuadran IV: merupakan posisi yang sangat tidak menguntungkan karena menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah strategi defensif.

3.3.4 Pendekatan dengan pola sistem SMO Subyek-Metoda-Obyek