Analytical Hierarchy Process AHP

Menurut DKP 2006, jika ditinjau dari aspek kepentingan bangsa, pengembangan kawasan wisata bahari di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar merupakan suatu kegiatan strategis yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan program-program pembangunan daerah dan nasional yang berkelanjutan, serta diharapkan dapat mendorong dalam upaya: 1 meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat setempat yang akan menyokong pertumbuhan ekonomi nasional; 2 meningkatkan ketahanan nasional serta keutuhan bangsa dan negara, karena kegiatan pariwisata bahari memberikan suatu makna akan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI di wilayah tersebut, terutama pulau-pulau kecil yang terletak di posisi terdepan pada batas demarkasi dan Zona Ekonomi Eksklusif NKRI.

2.5 Analytical Hierarchy Process AHP

Saaty 1993, mengemukakan bahwa Analytical Hierarchy Process atau AHP merupakan analisis pengambilan keputusan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga bisa membantu di dalam melakukan prediksi untuk mengambil keputusan dengan prinsip dasar meliputi: 1 dekomposisi, yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur- unsurnya; 2 comparative judgement, yaitu membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya; 3 synthesis of priority dari setiap matriks pairwise comparison vektor eigen ciri untuk mendapatkan prioritas lokal; 4 logical consistency, yaitu mengelompokkan objek-objek yang serupa sesuai keseragaman dan relevansinya dengan mencari tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Marimin 2004, menyatakan bahwa beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP antara lain adalah: 1 kesatuan: AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur. 2 kompleksitas: AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3 saling ketergatungan: AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. 4 penyusunan hirarki: AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5 pengukuran: AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal yang diwujudkan dalam suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6 konsistensi: AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas. 7 sintesis: AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8 tawar-menawar: AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9 penilaian dan konsensus: AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari penilaian yang berbeda. 10 pengulangan proses: AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan.

2.6 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats SWOT