Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Batasan, Pemanfaatan, dan Karakteristik Pulau-pulau Kecil

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah: 1 Mengidentifikasi potensi sumberdaya pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan bagi kepentingan pengembangan kawasan. 2 Memilih bentuk alternatif pengelolaan dan merumuskan strategi pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan. 3 Menyusun pola pengelolaan gugusan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan yang berkelanjutan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah: 1 Memberikan alternatif pengelolaan gugusan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan yang sesuai pemangku kepentingan. 2 Memberikan kontribusi dalam pengembangan teknologi kelautan dan perikanan yang tepat guna di kawasan pulau-pulau kecil. 3 Memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya dalam menyusun pola pengelolaan pulau-pulau kecil sesuai dengan kondisi eksisting di wilayah lainnya di Indonesia. 4 Memberikan kontribusi bagi Pemerintah Pusat dan Daerah berupa konsep pola pengelolaan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan yang berkelanjutan.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian adalah: 1 Potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan dapat menjadi keunggulan komparatif yang kompetitif dalam mengisi pembangunan daerah dan nasional. 2 Bentuk alternatif pengelolaan yang sesuai berdasarkan karakteristik dan daya dukung pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan, perikanan dan jasa-jasa lingkungan yang berbasis konservasi. 3 Pola pengelolaan gugusan pulau-pulau kecil di Kawasan Kapoposan dapat berjalan optimal jika dilakukan melalui pendekatan fungsi dan keterpaduan antar pemangku kepentingan. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batasan, Pemanfaatan, dan Karakteristik Pulau-pulau Kecil

Definisi pulau secara umum menurut UNCLOS 1982 adalah: An island is a naturally formed area of land, surrounded by water, which is above water at high tide, yang memiliki arti bahwa pulau adalah suatu wilayah atau area tanah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi air, yang berada di atas muka air pada pasang surut tinggi tidak boleh tenggelam jika air dalam keadaan pasang tertinggi. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 , menyatakan bahwa pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km 2 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20MEN2008 , menyatakan bahwa pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya dilakukan untuk kepentingan pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan budaya dengan berbasis masyarakat dan secara berkelanjutan, yang dilakukan dengan memperhatikan aspek: 1 keterpaduan antara kegiatan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat termasuk pemangku kepentingan lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, para tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam perencanaan dan pemanfaatan ruang pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya; 2 kepekaankerentanan ekosistem suatu kawasan yang berupa daya dukung lingkungan, dan sistem tata air suatu pulau kecil; 3 ekologis yang mencakup fungsi perlindungan dan konservasi; 4 kondisi sosial dan ekonomi masyarakat; 5 politik yang mencakup fungsi pertahanan, keamanan, dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6 teknologi ramah lingkungan; serta 7 budaya dan masyarakat adat, masyarakat lokal, serta masyarakat tradisional dua ribu kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya, yang pemanfaatannya dilakukan berdasarkan kesatuan ekologis dan ekonomis secara menyeluruh dan terpadu dengan pulau besar di dekatnya. Pemanfataan pulau- pulau kecil dan perairan di sekitarnya diprioritaskan untuk salah satu atau lebih kepentingan sebagai berikut: 1 konservasi; 2 pendidikan dan pelatihan; 3 penelitian dan pengembangan; 4 budidaya laut; 5 pariwisata; 6 usaha perikanan dan kelautan dan industri perikanan secara lestari; 7 pertanian organik; danatau 8 peternakan. Departemen Kelautan dan Perikanan atau DKP 2007 , menyatakan bahwa pulau-pulau kecil di Indonesia memiliki arti penting atas beberapa fungsi yaitu: 1 Fungsi Politik. Pulau-pulau kecil terutama di perbatasan dari sudut pertahanan dan keamanan memiliki arti penting sebagai bukti kedaulatan negara, serta merupakan garda depan dalam menjaga dan melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2 Fungsi Ekonomi. Wilayah pulau-pulau kecil memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis pada sumberdaya resource based industry seperti industri perikanan, pariwisata, jasa transportasi, industri olahan dan industri-industri lainnya yang ramah lingkungan sebagai pendukung pertumbuhan wilayah; 3 Fungsi Sosial Budaya. Masyarakat pulau-pulau kecil memiliki kondisi sosial budaya yang bersifat khas berupa keberadaan hukum adat dan hak ulayat dibandingkan dengan pulau induknya, namun karena letak dan posisi geografis pulau-pulau kecil yang relatif terisolir menyebabkan timbulnya disparitas perkembangan sosial budaya akibat persebaran penduduk yang tidak merata antara pulau-pulau besar yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya. 4 Fungsi Ekologi. Ekosistem laut dan pulau-pulau kecil berfungsi sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan bio-geokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, sumber energi alternatif, dan sistem penunjang kehidupan lainnya. Retraubun 2002 , menyatakan bahwa pulau atau kepulauan yang terdapat di dunia dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe, berdasarkan pada proses geologinya, meliputi: 1 Pulau Benua Continental Islands. Pulau benua terbentuk sebagai bagian dari benua, dan setelah itu terpisah dari daratan utama. Tipe batuan dari pulau benua adalah batuan yang kaya dengan silica. Biota yang terdapat di pulau-pulau tipe ini sama dengan yang terdapat di daratan utama. Contoh dari pulau tipe dimaksud adalah Madagaskar dari Afrika, Caledonia Baru dari Australia, Selandia Baru dari Antartika, Seychelles dari Afrika. Ada pula pulau benua bersatu dengan benua pada zaman Pleistocene, kemudian berpisah pada zaman Holocene ketika muka laut meninggi. Contoh dari pulau jenis ini adalah Kepulauan Inggris, Srilangka, Fauklands, Jepang, Tanah Hijau, Filipina, Taiwan, Tasmania. Di Indonesia, pulau tipe ini adalah Kepulauan Sunda Besar Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Pulau Papua. 2 Pulau Vulkanik Volcanic Islands. Pulau vulkanik sepenuhnya terbentuk dari kegiatan gunung berapi, yang timbul secara perlahan-lahan dari dasar laut ke permukaan. Pulau jenis ini tidak pernah merupakan bagian dari daratan benua, dan terbentuk di sepanjang pertemuan lempeng-lempeng tektonik, dimana lempeng-lempeng tersebut saling menjauh. Tipe batuan dari pulau tipe ini adalah basalt, silica kadar rendah. Contoh pulau vulkanik terdapat di daerah pertemuan lempeng benua adalah Kepulauan Sunda Kecil Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores, Wetar, dan Timor. Ada pula pulau vulkanik yang membentuk untaian pulau-pulau dan titik gunung api dan terdapat di bagian tengah lempeng benua. Contoh dari pulau tipe ini adalah: Kepulauan Austral-Cook, Galapagos, Hawaii, Marquesas, Aleutian, Antiles Kecil, Solomon, dan Tonga. 3 Pulau Karang Timbul Raised Coral Islands. Pulau karang timbul adalah pulau yang terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat ke atas permukaan laut karena adanya gerakan ke atas dan gerakan ke bawah dari dasar laut karena proses geologi. Pada saat dasar laut berada di dekat permukaan laut kurang dari 40 m, terumbu karang mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di dasar laut yang naik tersebut. Setelah berada di atas permukaan laut, terumbu karang akan mati dan menyisakan rumahnya dan membentuk pulau karang. Jika proses ini berlangsung terus, maka akan terbentuk pulau karang timbul. Pada umumnya, karang yang timbul ke permukaan laut berbentuk teras-teras seperti sawah di pegunungan. Proses ini dapat terjadi pada pulau-pulau vulkanik maupun non- vulkanik. Pulau karang timbul ini banyak ditemui di perairan timur Indonesia seperti di Laut Seram, Sulu, dan Banda, serta di baratlaut Papua, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, dan sebelah barat Sumatra. Contoh pulau karang timbul ini adalah: Kepulauan Sangihe, Solor, Alor, dan Lembata. 4 Pulau Daratan Rendah Low Islands. Pulau daratan rendah adalah pulau dimana ketinggian daratannya dari muka laut tidak besar. Pulau ini dapat berasal dari pulau-pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau-pulau dari tipe ini merupakan tipe pulau yang paling rawan terhadap bencana alam, seperti taufan atau tsunami. Karena pulau tersebut relatif datar dan rendah, maka massa air dari bencana alam yang datang ke pulau tersebut akan masuk jauh ke tengah pulau. Contoh pulau daratan rendah adalah Kepulauan Seribu di utara Teluk Jakarta. 5 Pulau Atol Atolls. Pulau Atol adalah pulau pulau karang yang berbentuk cincin. Pada umumnya pulau atol ini adalah pulau vulkanik yang ditumbuhi oleh terumbu karang membentuk fringing reef, kemudian berubah menjadi barrier reef, dan akhirnya berubah menjadi pulau atol. Proses pembentukan tersebut disebabkan oleh adanya gerakan ke bawah dari pulau vulkanik semula, dan oleh pertumbuhan vertikal dari terumbu karang. Contoh pulau atol di Indonesia adalah pulau-pulau di Kepulauan Tukang Besi, Sulawesi Tenggara. Retraubun 2005, menyatakan bahwa beberapa karakteristik pulau-pulau kecil yang dapat menjadi kendala pengembangannya antara lain adalah: 1 Ukuran yang kecil dan terisolasi menyebabkan sangat mahalnya sarana dan prasarana, serta minimnya sumberdaya manusia yang handal; 2 Kesulitan atau ketidakmampuan untuk mencapai skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan dalam hal administrasi, usaha produksi, dan transportasi; 3 Ketersediaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang ada pada akhirnya akan menentukan daya dukung suatu sistem pulau-pulau kecil dalam menopang kehidupan manusia dan kegiatan pengembangannya; 4 Produktivitas sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang ada saling terkait satu sama lain secara erat. Keberhasilan usaha pertanian, perkebunan atau kehutanan di lahan darat yang melupakan prinsip-prinsip ekologis, dapat mengakibatkan kematiankerusakan pada industri perikanan pantai dan pariwisata bahari di pulau-pulau kecil; dan 5 Budaya lokal yang kadangkala bertentangan dengan kegiatan pembangunan terutama pariwisata, karena budaya wisatawan asing yang tidak sesuai dengan adat atau agama setempat.

2.2 Potensi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil Terumbu Karang Coral Reefs