54
No. Data
Sumber
14. Peta iklim Jawa Tengah
Ditjen Planologi Kehutanan 15.
Lokasi indikasi keberadaan macan tutul Survei lapangan GPS; kuesioner dan laporan
butir 1, 2, 8 dan 9 16.
Struktur vegetasi habitat macan tutul Lapangan sampel
17. Jenis satwa mangsa macan tutul
Lapangan sampel; Laporan butir 1,2 dan 3 18.
Iklim Peta iklim butir 14 dan profil KPH butir 7
19. Status fungsi kawasan
Peta kawasan hutan butir 13 20.
Topografi Peta RBI 1:25000 dari Bakosurtanal
21. Altitude
Peta RBI 1:25000 dari Bakosurtanal 22.
Ketersediaan air Peta RBI 1:25000 dari Bakosurtanal. Setiap
patch yang didalamnya ada sungai atau anak
sungai atau badan air lainnya dinilai memiliki sumber air.
23. Luas patch hutan
Peta tutupan lahan hasil interpretasi citra satelit wilayah Jawa Tengah yang telah didijitasi
skala 1:50.000 24.
Tipe hutan hutan tanaman dan hutan alam untuk analisis model kesesuaian habitat
Peta tutupan lahan hasil interpretasi citra satelit wilayah Jawa Tengah yang telah didijitasi
skala 1:50.000 25.
Tiipe hutan untuk analisis sekejsipreferensi habitat Tanaman pinus, tanaman jati, tanaman
campuran, hutan alam dataran rendah, hutan alam pegunungan,
Peta kelas perusahaan 20 KPH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dan pengamatan
lapangan.
3.4.1. Lokasi Indikasi Keberadaan Macan Tutul
Untuk memperoleh data lokasi sebaran macan tutul jawa dilakukan secara bertahap. Pertama berdasarkan laporan margasatwa bulanan dari KRPH lingkup Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah dan Balai KSDA Jawa Tengah. Data tersebut dicek silang dengan data hasil kuesioner. Laporan bulanan margasatwa dan kuesoner memuat
informasi utama : lokasi nomor petak, RPH, BKPH dan KPH; kelompok hutan; desa, kecamatan dan Kabupaten; indikasi keberadaan perjumpaan langsung, suara, sarang,
jejak, feces dan tanda pada sisa mangsa serta bekas cakaran; waktu ditemukan jam; tanggal; bulan; tahun; aktivitas waktu dijumpai; fase tutul atau kumbang dan jenis
mangsa yang ada di sekitar temuan macan tutul jawa. Kuesioner digunakan sebagai pembanding cross check terhadap laporan
bulanan margasatwa RPH dan informasi tambahan bagi lokasi-lokasi yang tidak pernah dilaporkan adanya macan tutul jawa tetapi diduga masih ada berdasarkan literatur,
laporan maupun berita koran. Sasaran kuesioner adalah masyarakat sekitar hutan serta petugas lapangan BKSDA dan petugas lapangan Perum Perhutani.
55 Pengumpulan data dimulai dengan menyortir laporan triwulan margasatwa dari
BKPH, jika dalam laporan tersebut dilaporakan keberadaan macan tutul jawa di suatu wilayah RPH maka pelacakan dilanjutkan dengan memeriksa laporan bulanan
margasatwa dari RPH untuk mengetahui waktu dan tempat penemuan keberadaan macan tutul jawa. Laporan dari RPH ini dikelompokkan menurut tingkat kepastian atau
kebenaran laporan berdasarkan kriteria sebagaimana Tabel 3.2. Beberapa lokasi indikasi macan tutul jawa, terutama yang meragukan dilakukan
pengecekan ke lapangan ground check. Pengecekan ke lapangan untuk mencari bukti keberadaan macan tutul jawa, baik langsung maupun tidak langsung melalui keberadaan
sarang breeding site, suara calls, kotoran feces, tanda pada mangsa feeding signs, carrion
, jejak footprints dan bekas cakaran van Lavieren, 1982; Alikodra, 1990; Sutherland, 2004. Data posisi GPS lokasi indikasi macan tutul jawa dicatat untuk di-
upload ke dalam Arcview 3.2.
Tabel 3.2. Kriteria tingkat kepercayaan kebenaran laporan keberadaan macan tutul Jawa berdasarkan Laporan Bulanan Margasatwa Resort Pemangkuan.
No. Indikasi keberadaan macan tutul jawa
berdasarkan laporan bulanan margasatwa Tingkat kepercayaan kebenaran laporan
1 Pejumpaan langsung, mendengar suara oleh
petugas Perhutani atau BKSDA; cetakan jejak atau sampel feces yang dapat dicek oleh
peneliti. Sangat dapat dipercaya tanpa perlu dicek ke
lapangan.
2 Sisa mangsa ungulataprimata; jejak; cakaran;
feces yang ditemukan oleh petugas Perhutani
atau KSDA Dapat dipercaya tapi perlu pengecekan silang
cross check dengan sumber informasi lain di
lokasi yang sama 3
Informasi dari masyarakat Kurang dapat dipercaya, perlu pengecekan ke
lapangan dan konfirmasi kepada beberapa sumber informasi untuk pembuktian
Macan tutul jawa merupakan satwa teritorial, maka lokasi-lokasi yang ditandai melalui pembuangan feces, urin atau cakaran adalah bagian dari habitat macan tutul
jawa. Karena habitat utama macan tutul jawa adalah hutan, maka hutan terdekat dengan lokasi penemuan tanda teritorial diidentifikasi sebagai habitat utama macan tutul jawa.
Pengenalan jejak macan tutul jawa dan cara pengukurannya seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.
56
Sumber gambar jejak inset: http:www.predatorconservation.comleopard.htm
Sumber gambar cara pengukuran jejak van Strien 1983
Gambar 3.3. Bentuk dan ukuran jejak kaki macan tutul serta cara pengukurannya untuk identifikasi individu.
3.4.2. Struktur Cover