48
2.7. Kesesuaian Habitat Habitat Suitability
Habitat satwaliar terus-menerus mengalami perubahan dinamis, baik oleh sebab alami maupun akibat kegiatan manusia. Perubahan habitat banyak disebabkan
oleh kegiatan manusia yang mengubah tutupan lahan land cover atau penggunaan lahan land use seperti pengembangan pertanian, pemukiman, industri, jaringan
tranportasi, jaringan listrik dan lain-lain Bureau of Land Management, 2004. Pengetahuan hubungan antara penyebaran satwa dengan habitatnya memegang
peranan sangat penting dalam merancang pengelolaan spesies terancam punah Lecis Noris, 2004. Sementara pengetahuan tentang preferensi habitat juga penting untuk
mengetahui distribusi spasial satwa dalam habitat-habitat yang sesuai Osborne et al., 2001. Habitat yang sesuai suitable adalah habitat yang dengan kondisinya mampu
menyediakan kebutuhan hidup suatu spesies Juntti Rumble, 2006. Kesesuaian habitat saat ini sudah banyak dibuat dalam suatu model menggunakan piranti lunak
berbasis komputer. Model kesesuaian habitat habitat suitability merupakan metode yang efisien dan murah serta cepat untuk menilai kualitas habitat satwaliar Brooks
1997; Schamberger et al., 1982; Cole Smith, 1983. Geographic Information System
GIS, merupakan alat yang handal untuk menilai dan mengevaluasi pola-pola lansekap dan perubahannya pada wilayah yang luas
Sessions et al., 1994. GIS banyak diaplikasikan untuk menilai fragmentasi habitat dan membuat pemodelan distribusi spesies Apan, 1996; Jorge Garcia 1997; He et al.,
1998. Model-model kesesuaian habitat telah banyak digunakan untuk mengevaluasi habitat satwaliar serta dampak kegiatan manajemen dan pembangunan sejak awal tahun
1980-an. Model-model tersebut didasarkan pada hubungan fungsional antara satwaliar dan variabel-variabel habitat U.S. Fish and Wildlife Service, 1980; 1981.
Pemodelan spasial adalah prosedur analitik yang diaplikasikan dengan Sistim Informasi Geografis SIG, di mana serangkaian prosedur mensimulasikan kondisi
dunia nyata ke dalam SIG dengan menggunakan hubungan spasial dari fitur-fitur geografis AGI, 2010. Pembuatan pemodelan spasial bertujuan membantu pengambil
keputusan ataupun analis untuk memahami, menggambarkan dan memperkirakan bagaimana suatu proses bekerja dalam dunia nyata melalui penyederhanaan fenomena
maupun fitur Jaya, 2007. Pemodelan spasial kesesuaian habitat secara kuantitaif sangat penting untuk pengelolaan populasi satwaliar dan perencanaan strategi
49 konservasi pada skala lansekap U.S. Fish and Wildlife Service, 1980; 1981; Osborne et
al ., 2001 serta prioritasisasi upaya-upaya konservasi dengan lebih efisien dan efektif
Kushwaha et al., 2004. Kesesuaian habitat dinilai untuk setiap fitur spasial dalam wilayah yang diteliti
untuk setiap periode waktu. Salah satu pendekatan umum untuk evaluasi kuantitatif habitat adalah dengan membuat model indeks kesesuaian habitat Habitat Suitability
Index untuk membangun nilai dari suatu habitat tertentu berdasarkan pada preferensi
satwa terhadap penggunaan komponen-komponen habitat U.S. Fish and Wildlife Service
, 1981; Rickers et al,. 1995. McLellan et al. 1995 mengembangkan suatu model HSI untuk caribou gunung berdasarkan elevasi, slope, land cover atau tipe
habitat dan umur tegakan dengan notasi sebagai berikut: HSI
total
= HSI
elevation
HSI
slope
HSI
habitat unit
HSI
stand age 14
................. Formula 2.8 Kesesuaian suitability didefinisikan sebagai kemampuan habitat dalam
kondisinya saat ini untuk menyediakan kebutuhan hidup suatu spesies. Ini merupakan suatu perkiraan bagaimana suatu kondisi habitat sekarang memberikan kebutuhan hidup
tertentu suatu spesies. Rangking kesesuaian diberikan kepada setiap struktur dari setiap tipe vegetasi. Struktur-struktur dengan rangking kesesuaian tertingi menggambarkan
kemampuannya untuk beberapa ekosistem tertentu. Untuk membuat kesesuaian, maka diberikan rangking rating pada struktur habitat untuk potensinya mendukung spesies
tertentu pada musim tertentu. Hal tersebut menggambarkan suatu proporsi dari habitat terbaik yang mencerminkan harapan penggunaan habitat oleh spesies satwaliar Juntti
and Rumble, 2006. Secara numerik, indeks kesesuaian habitat HSI dibuat oleh U.S. Fish and Wildlife Service 1980 sebagai berikut :
........................... Formula 2.9 Jika kondisi-kondisi aktual identik dengan kondisi-kondisi optimum, maka HSI
sama dengan satu. Nilai indeks kesesuaian habitat biasanya dihitung menggunakan formula matematis yang menggambarkan hubungan hipotetik di antara SI individual.
Hubungan satwaliar-habitat dapat didukung data empiris, pendapat ahli atau keduanya U.S. Fish and Wildlife Service 1980; 1981. Secara tradisional model HSI diterapkan
pada suatu contoh lokasi dalam tipe-tipe penutupan lahan atau tipe-tipe vegetasi HSI = Study Area Habitat Conditions
Optimum Habitat Conditions
50 dominan. Kualitas habitat pada suatu area merupakan penjumlahan unit-unit habitat
yang menggambarkan hasil dari rata-rata nilai HSI di setiap tipe vegetasi dan area dari suatu lahan pada tipe vegetasi tersebut, dijumlahkan seluruh area studi Larson et al.,
2003.
51
III. METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan, baik kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit I Jawa tengah maupun kawasan
hutan konservasi yang menjadi wilayah kerja Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Provinsi Jawa Tengah serta Taman Nasional TN Gunung Merapi dan TN
Guung Merbabu.. Penelitian dimulai dari bulan April 2008 sampai Februari 2010.
Gambar 3.1. Lokasi penelitian. 3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan antara lain GPS, kamera, binocular, komputer dengan software Arcview
3.2 ESRI, 1998; software patch analyst, yang merupakan extension dari ArcView 3.x Elkie et al., 1999. Bahan-bahan yang digunakan antara lain
plastercast gypsum; alkoholformalin; peta kawasan hutan Jawa Tengah; peta-peta
kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah; laporan margasatwa KPH Perum Perhutani Unit I; laporan margasatwa BKSDA dan
Taman Nasional; kuesioner dan peta tutupan lahan Provinsi Jawa Tengah hasil
Lokasi sampel Keterangan :