Seleksi Habitat TINJAUAN PUSTAKA

46

2.6. Seleksi Habitat

Satwaliar mungkin menilai dan memilih habitatnya yang cocok sesuai sehingga dapat bertahan hidup dan berkembangbiak yang terbaik dengan melihat faktor- faktor nutrisi dan struktural. Meskipun demikian kebanyakan studi tentang mekanisme seleksi habitat menitik beratkan pada respon satwa terhadap faktor-faktor struktural Bailey, 1984. Seleksi habitat merupakan spesialisasi, bagi suatu spesies memilih tipe habitat tertentu berarti membatasi diri pada habitat tersebut dan akan mencapai adaptasi terutama kecocokan dalam penggunaan sumberdaya makanan dan cover dari habitat terpilih. Oleh karena itu seleksi habitat menyerupai isolasi relung dan diperkuat oleh kompetisi interspesifik Svardson, 1949 dalam Bailey, 1984. Seleksi habitat bermanfaat untuk menunjukkan bagaimana gigihnya suatu jenis satwa setia pada pilihannya terhadap struktur habitat tertentu. Meskipun belajar, kesan terhadap tempat lahirnya mungkin mempengaruhi preferensi habitat, preferensi ini sangat mungkin adalah bawaan sejak lahir Bailey, 1984; Robinson dan Bolen, 1984. Dalam seleksi habitat, beberapa vertebrata lebih mementingkan life form atau fisiognomi habitat mereka, daripada keberadaan spesies tumbuhan tertentu. Satwaliar mungkin hanya tergantung pada kebutuhan cover aspek struktural dari lingkungannya seperti halnya ketergantungannya pada kebutuhuan mereka akan makanan tertentu. Beberapa spesies adalah generalis, tak tarbatasi oleh ketersediaan bentuk-bentuk cover, sedangkan jenis lainnya spesialis, memiliki kebutuhan cover tertentu saja Bailey, 1984 Evolusi preferensi habitat ditentukan oleh struktur morfologi dan fungsi-fungsi tingkah laku, kemampuannya memperoleh makanan dan lindungan shelter dengan sukses di habitatnya. Faktor-faktor yang mendorong untuk memilih suatu habitat antara lain adalah ciri struktural dari lansekap, peluang mencari makan dan bersarang atau keberadaan spesies lain Cody, 1985. Studi seleksi habitat di mana menekankan pada ekologi, tingkah laku dan fisiologi akan bermanfaat jika dapat menunjukkan, misalnya, bahwa ciri-ciri habitat tertentu menentukan perbedaan fisiologi antara spesies yang sekerabat atau bahwa suatu spesies mengembangkan tingkah laku tertentu dalam mencari makan sehubungan dengan ciri-ciri struktural tertentu dari habitatnya Cody, 1985. 47 Memahami seleksi habitat merupakan dasar yang penting untuk mengerti sejarah alami satwaliar Manly et al., 1993. Dengan demikian tidak mengherankan banyak penelitian dilakukan bertujuan untuk mengembangkan perhitungan analisis habitat Neu et al ., 1974; Johnson, 1980; Marcum Lohftsgaarden, 1980; Aebischer et al., 1993; McCracken et al., 1998. Seleksi habitat ditentukan berdasarkan penggunaan habitat yang tercatat dan penggunaan habitat yang diharapkan sebagaimana ditetapkan sebagai sebuah model null Johnson, 1980. Jika habitat yang digunakan relatif lebih besar dari yang diharapkan maka habitat tersebut dianggap “sangat disukai” dan jika habitat yang digunakan relatif lebih sedikit dari yang diharapkan maka habitat tersebut dianggap sebagai “kurang disukai”. Lebih lanjut, habitat yang digunakan lebih dari yang diharapkan disebut sebagai “habitat yang disukai” Preferred habitat dan habitat yang kurang digunakan dari yang diharapkan disebut sebagai habitat yang dihindari avoided habitat Neu et al., 1974. Banyak perhitungan seleksi habitat mengandalkan klasifikasi lokasi satwaliar berdasarkan tipe habitatnya dan menghitung proporsi penggunaannya Neu et al., 1974; Johnson, 1980; Aebischer et al., 1993. Teknik seperti ini disebut sebagai “pendekatan klasifikasi” classification approaches. Sebaliknya, metode yang didasarkan pada penghitungan jarak Euclidean dari lokasi satwaliar ke habitat fiturnya disebut sebagai “pendekatan jarak” distance based approaches Krebs, 1999 . Metode Neu telah digunakan untuk menghitung indeks seleksi habitat yang kemudian distandarisasi untuk studi perbandingan. Metode ini menggunakan proporsi lokasi ditemukannya satwaliar di dalam tipe-tipe habitat yang diteliti dibandingkan dengan proporsi ketersediaan availability tipe-tipe habitat tersebut Manly et al., 1993. Seleksi habitat diukur menggunakan fungsi-fungsi seleksi sumberdaya Manly et al ., 2002 untuk memperkirakan peluang suatu unit contoh digunakan oleh seekor satwa, sebagai fungsi dari variabel vegetasi habitat Sawyer et al., 2009. Pengujian signifikansi menggunakan uji Chi-square χ 2 Fleis, 1981. Chundawat 1990 menentukan preferensi habitat macan tutul salju Panthera uncia dengan uji Chi Square seperti yang disarankan Neu et al. 1974. 48

2.7. Kesesuaian Habitat Habitat Suitability