Pengelolaan Habitat Berdasarkan Kesesuaiannya Penetapan dan Pengelolaan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi

142 ƒ Apabila upaya-upaya tersebut tidak memungkinkan dilaksanakan, maka perlu dipertimbangkan untuk translokasi ke habitat baru yang lebih aman dengan didahului penelitian secara menyeluruh.

b. Pengelolaan Habitat Berdasarkan Kesesuaiannya

Untuk efektifitas pengelolaan, maka habitat macan tutul jawa harus dikelola berdasarkan kelas kesesuaiannya. Tindakan pengelolaan terhadap ketiga kelas kesesuaian habitat yang direkomendasikan adalah sebagai berikut: 1 Habitat dengan kesesuaian tinggi ƒ Mempertahankan kekompakan habitat agar tidak terfragmentasi. ƒ Pemeliharaan dengan tujuan mempertahankan kondisi habitat agar tidak terjadi dergadasi, baik kualitas maupun kuantitasnya ƒ Monitoring dan evaluasi komponen habitat secara berkala, khususnya populasi satwa mangsa. ƒ Menjaga agar tidak terjadi penurunan populasi satwa mangsa ƒ Menjaga agar tidak terjadi gangguan manusia seperti perburuan, perambahan atau penebangan liar. 2 Habitat dengan kesesuaian sedang ƒ Peningkatan ketersediaan populasi satwa herbivora yang menjadi mangsa macan tutul jawa, misalnya melalui pengayaan habitat satwa mangsa. ƒ Peningkatan ketersediaan tempat berlindung dan berkembang biak melalui revegetasi kawasan hutan yang gundul. ƒ Perluasan ruang habitat melalui rehabilitasi kawasan hutan yang rusak di sekitar habitat macan tutul jawa. ƒ Meningkatkan konektifitas dengan kantong-kantong habitat di sekitarnya melalui pembuatan koridor antar kantong-kantong habitat. 3 Habitat dengan kesesuaian rendah ƒ Jika masih terdapat macan tutul jawa maka perlu dilakukan pengayaan habitat habitat improvement berupa peningkatan populasi satwa mangsa yang diawali dengan program perbaikan atau pengayaan habitat satwa mangsa. 143 ƒ Jika masih terdapat macan tutul maka harus dilakukan perluasan ruang habitat melalui restorasi hutan yang rudak dan membuat konektivitas dengan fragment- fragment hutan di sekitarnya. ƒ Bila butir kesatu dan kedua tidak mungkin dilaksanakan, maka perlu dipertimbangkan untuk translokasi yang didahului dengan penelitian yang komprehensif terhadap calon lokasi habitat baru.

c. Penetapan dan Pengelolaan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Hutan alam merupakan tipe vegetasi paling disukai prefered oleh macan tutul jawa sebagai habitatnya. Disamping karena keanekaragaman jenis satwa mangsanya tinggi, juga karena strukturnya yang rapat dan statusnya yang umumnya berada di kawasan konservasi atau hutan lindung sehingga relatif lebih aman dibandingkan hutan tanaman. Di sisi lain, hutan alam terus mengalami deforestasi sehingga luasannya semakin menurun dan terfragmentasi. Dalam kurun waktu 16 tahun 1990-2006 Provinsi Jawa Tengah telah kehilangan hutan alamnya seluas 446.561,09 Ha atau 88,0. Hutan-hutan alam yang tersisa kini tersebar secara mosaik di dalam lansekap hutan tanaman. Keberadaan mosaik hutan alam di hutan tanaman memiliki fungsi yang penting sebagai tempat berlindung dan berkembang biak bagi macan tutul jawa atau tempat pengungsian ketika hutan tanaman di sekitarnya ditebang. Hal ini karena hutan alam umumnya berstatus sebagai hutan lindung atau kawasan lindung dan hutan konservasi sehingga tidak ada kegiatan eksploitasi serta jarang ada aktifitas manusia. Dalam rangka pengelolaan berkelanjutan dan sertifikasi hutan tanaman di Pulau Jawa, maka keberadaan hutan alam secara`mosaik di lansekap hutan tanaman yang homogen perlu dipertahankan dan dikuatkan statusnya menjadi kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi High Conservation Value Forest. Dalam pengelolaan hutan tanaman ke depan, perlu dirancang untuk menciptakan kantong-kantong hutan yang tidak dieksploitasi yang tersebar secara mosaik di dalam lansekap hutan tanaman sebagai tempat perlindungan atau pengungsian macan tutul jawa dan satwa mangsanya ketika hutan tanaman di sekitarnya dieksploitasi. Kantong- lantong hutan seperti ini dapat berupa hutan lindung, kawasan lindung, hutan konservasi atau hutan dengan nilai konservasi tinggi High Conservation Value Forest. Kantong- 144 kantong hutan tersebut harus dikelola dengan tujuan melestarikan keanekaragaman hayati bernilai konservasi tinggi seperti macan tutul jawa. Penetapan dan pengelolaan HCVF di lansekap hutan produksi sangat penting untuk mendukung konservasi macan tutul yang tidak mungkin hanya ditopang oleh hutan konservasi yang hanya 16.413 ha 2,54 di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Panduan Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia Konsorsium Revisi HCV Tollkit Indonesia, 2008, habitat-habitat yang menjadi tempat perlindungan macan tutul jawa termasuk kategori High Conservation Value HCV 1 yaitu area dengan keanekaragaman hayati bernilai penting yang dapat teridiri dari : ƒ Area yang memiliki atau mendukung fungsi perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati. ƒ Spesies yang kritis terancam punah Critically Endangered ƒ Area yang memiliki habitat untuk kelangsungan populasi terancam punah, sebaran terbatas atau spesies dilindungi ƒ Area yang memiliki habitat yang digunakan sementara oleh spesies atau kelompok spesies.

d. Zonasi Taman Nasional