Seleksi Habitat HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyebaran Populasi Macan Tutul Jawa

84 tanaman jati. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10. Secara ekologis macan tutul dapat hidup di berbagai tipe vegetasi hutan. Hubungan tipe vegetasi hutan dengan kepunahan lokal macan tutul jawa diduga bekerja pada mekanisme pengelolaannya. Sebagai contoh, hutan jati sebagai tipe vegetasi hutan yan paling banyak kehilangan populasi macan tutul jawa dikelola dengan sistem tebang habis dan dalam pemeliharaannya ada kegiatan penjarangan serta tumpangsari. Sistem silvikultur tersebut sangat mempengaruhi keamanan habitat macan tutul jawa, karena dapat berdampak pada pengurangan atau penghilangan habitat, fragmentasi habitat dan penurunan kualitas habitat seperti menurunnya jumlah mangsa dan kualitas pelindung. Tabel 4.10. Tabel kontingensi uji kebebasan faktor tipe hutan vegetasi dengan kepunahan lokal populasi macan tutul jawa. Tipe Hutan Populasi Bertahan Populasi Punah Lokal Jumlah Observasi Observasi Harapan 1 Observasi Harapan 1 Tanaman Jati 13 19,2000 13 6,8000 26 Tanaman Pinus 21 16,9846 2 6,0154 23 Tanaman Campuran 4 3,6923 1 1,3077 5 Hutan Dataran rendah 3 2,9538 1 1,0462 4 Hutan Pegunungan 7 5,1692 1,8308 7 Jumlah Observasi 48 17 65 Keterangan: 1 Dihitung menggunakan Formula 3.13 Dengan menggunakan Formula 3.14 diperoleh nilai χ 2 hitung = 13,8646 χ 2 0,05;4 Kepunahan lokal macan tutul jawa di beberapa lokasi diduga kuat banyak dipengaruhi oleh faktor keamanan habitat dan isolasi habitat. Dari Gambar 4.1. tampak bahwa dari 17 lokasi macan tutul jawa yang punah, tujuh 41,28 diantaranya merupakan populasi yang terisolasi yaitu populasi-populasi di Gunung Clering, Gunung Lasem, Pasedan, Notog, Jatilawang, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Sementara 10 lokasi 28,82 diduga disebabkan oleh faktor keamanan habitat. Perambahan yang ekstensif sejak tahun 2000 diduga menyebabkan hilangnya vegetasi hutan yang penting sebagai tempat berlindung yang aman bagi macan tutul jawa.

4.2. Seleksi Habitat

Terkait dengan proporsi sebaran macan tutul jawa di berbagai tipe hutan, diduga macan tutul melakukan seleksi dalam menempati habitatnya. Untuk itu perlu dilakukan uji Chi Square χ 2 dengan hipotesis null Ho: macan tutul jawa tidak melakukan 85 seleksi terhadap habitat yang ditempatinya. Kaidah keputusannya menolak Ho apabila nilai χ 2 hitung lebih besar dari χ 2 tabel yang berarti macan tutul menyeleksi tipe hutan tertentu sebagai habitatnya. Untuk itu, dari Tabel 4.3 diturunkan perhitungan sebagaimana Tabel 4.11. Berdasarakan perhitungan pada Tabel 4.11 diperoleh nilai χ 2 hitung = 47,98. Karena nilai χ 2 hitung lebih besar dari χ 2 0,05; 4 maka H o ditolak dan kesimpulannya macan tutul jawa menyeleksi habitatnya. Dengan perkataan lain, tipe hutan merupakan faktor yang berpengaruh bagi macan tutul jawa, oleh karena itu dalam pembuatan model kesesuaian habitat, tipe hutan termasuk sebagai faktor penyusun model. Untuk mengetahui tipe hutan yang paling disukai oleh macan tutul jawa maka dilakukan penghitungan indeks seleksi Neu sebagaimana disajikan pada Tabel 4.12. Dari Tabel 4.12 tampak bahwa hutan alam dataran rendah memiliki nilai indeks seleksi tertinggi w = 8,5560 diikuti oleh hutan tanaman campuran w = 5,8911, hutan alam pegunungan w = 2,9795 dan hutan tanaman pinus w = 1,1758. Hutan jati walaupun memiliki proporsi luas paling besar tetapi tidak disukai oleh macan tutul jawa karena nilai indeks seleksinya kurang dari satu w = 0,4769. Tabel 4.11. Rekapitulasi perhitungan χ 2 untuk uji signifikansi seleksi tipe hutan oleh macan tutul jawa. Tipe Hutan Luas Ha Frekuensi Observasi Oi Frekuensi Harapan Ei Oi-Ei 2 Ei 1 2 3 4 5 6 Tanaman Campuran 1 9.633,1 1,57 4 0,75 14,04 Tanaman Jati 340.453,2 55,34 13 26,56 6,92 Tanaman Pinus 223.052,6 36,25 21 17,40 0,74 Hutan Alam Dataran Rendah 4.379,1 0,71 3 0,75 20,68 Hutan Alam Pegunungan 37.725,6 6,13 7 2,94 5,59 Jumlah 615.243,6 100,00 48 48,00 47,98 Keterangan: 1 Campuran dari dua atau lebih jenis seperti Jati Tectona grandis, Mahoni Swietenia macrophylla, Puspa Schima noronhoe, Pinus Pinus merkusii, Damar Agathis alba, Sengon Paraserianthes falcataria , dan lain-lain. Frekuensi Harapan macan tutul kolom 6 = kolom 3 x jumlah kolom 4 Gaspersz, 1994. Menggunakan Formula 3.10 diperoleh χ 2 hitung = 47,98 χ 2 0.05;4 86 Tabel 4.12. Indeks seleksi Neu untuk habitat macan tutul jawa di Provinsi Jawa Tengah. Tipe Hutan Ketersediaan Hutan Lokasi Macan Tutul Indeks Luas Ha Proporsi a Tercatat Proporsi r Seleksi w Terstandar Hutan Alam Dataran Rendah 4.379,1 0,71 3 6,25 8,7810 0,4831 Hutan Tanaman Campuran 1 9.633,1 1,57 4 8,33 5,3223 0,2928 Hutan Alam Pegunungan 37.725,6 6,13 7 14,58 2,3783 0,1308 Tanaman Pinus 223.052,6 36,25 21 43,75 1,2068 0,0664 Tanaman Jati 340.453,2 55,34 13 27,08 0,4894 0,0269 Jumlah 615.243,6 100,00 48 100,00 18,1778 1,0000 Keterangan : 1 Campuran dari dua atau lebih jenis seperti Jati Tectona grandis, Mahoni Swietenia macrophylla, Puspa Schima noronhoe, Pinus Pinus merkusii, Damar Agathis alba, Sengon Paraserianthes falcataria , dan lain-lain. 4.3. Karaketristik Habitat 4.3.1. Luas Ruang