86 Tabel 4.12. Indeks seleksi Neu untuk habitat macan tutul jawa di Provinsi Jawa Tengah.
Tipe Hutan Ketersediaan Hutan
Lokasi Macan Tutul Indeks
Luas Ha
Proporsi a
Tercatat Proporsi
r Seleksi
w Terstandar
Hutan Alam Dataran Rendah 4.379,1
0,71 3
6,25 8,7810
0,4831 Hutan Tanaman Campuran
1
9.633,1 1,57 4
8,33 5,3223 0,2928
Hutan Alam Pegunungan 37.725,6
6,13 7
14,58 2,3783
0,1308 Tanaman Pinus
223.052,6 36,25
21 43,75
1,2068 0,0664
Tanaman Jati 340.453,2
55,34 13
27,08 0,4894
0,0269
Jumlah 615.243,6 100,00
48 100,00
18,1778 1,0000
Keterangan :
1
Campuran dari dua atau lebih jenis seperti Jati Tectona grandis, Mahoni Swietenia macrophylla, Puspa Schima noronhoe, Pinus Pinus merkusii, Damar Agathis alba, Sengon Paraserianthes
falcataria , dan lain-lain.
4.3. Karaketristik Habitat 4.3.1. Luas Ruang
Space Habitat
Empat puluh delapan titik indikasi macan tutul jawa tersebar di 30 patches habitat dengan luasan terkecil 619,90 ha yaitu patch hutan Kalibakung, KPH
Pekalongan Barat dan terbesar 41.090,30 ha yang merupakan lansekap hutan Brondong- Pedagung-Paninggaran di KPH Pekalongan Timur. Rata-rata luas patches yang dihuni
macan tutul jawa adalah 8.008,96 ha. Luas total patches hutan di Provinsi Jawa tengah yang menjadi habitat macan tutul jawa adalah 240.268,86 ha atau hanya 39,05 dari
total luas hutan yang ada. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu luas patch minimal yang dianggap mampu mendukung kehidupan macan tutul adalah 600 ha
tampaknya benar. Hal ini terbukti dari patch hutan yang ditemukan menjadi habitat macan tutul luasnya lebih dari 600 ha.
4.3.2. Vegetasi
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2. macan tutul jawa tersebar di berbagai tipe vegetasi hutan di Jawa Tengah, yaitu di hutan pinus 43,8, hutan jati
27,1, hutan alam pegunungan 14,5, hutan tanaman campuran 8,3 dan hutan alam dataran rendah 6,3.
Vegetasi sebagai cover seringkali lebih penting strukturnya daripada jenisnya. Cover
biasanya digunakan oleh predator untuk mengintai mangsa, perlindungan terhadap iklim yang ekstrim, mendukung perkembangbiakan, penjelajahan, melarikan
87 diri, bersarang dan beristirahat Bailey, 1984; Shaw, 1985. Struktur vegetasi yang
direspon oleh satwa antara lain bentuk vegetasi, kerapatan Bailey, 1984 dan persentasi penutupan pohon Palomares, 2001.
Macan tutul jawa adalah satwa arboreal, yang berarti mereka banyak melakukan aktivitas di atas pohon seperti makan, tidur dan memburu mangsanya dari atas pohon
Alderton, 1998. Dengan demikian struktur vegetasi pohon vertikal strata dan horisontal kerapatan menjadi penting . Untuk mengetahui struktur vertikal dan
horisontal vegetasi habitat macan tutul jawa maka dibuat bisect dari suatu jalur contoh Soerianegara dan Indrawan, 1980, sepanjang 50-100 m di setiap tipe habitat macan
tutul. Diagram profil vegetasi habitat macan tutul jawa disajikan pada Gambar 4.6 sampai 4.13.
Gambar 4.6. Diagram profil hutan tanaman jati Tectona grandis umur 40 tahun habitat macan tutul jawa di RPH Daruponon, KPH Kendal.
Gambar 4.6 menggambarkan profil vegetasi hutan tanaman jati umur 40 tahun di RPH Darupono KPH Kendal di sekitar Cagar Alam Pagerwunung Darupono yang
merupakan habitat tempat berlindung dan beristirahat macan tutul jawa. Tampak pada diagram profil tersebut banyak terdapat anakan jati yang tumbuh secara alami berasal
dari biji-biji jati yang jatuh dan tumbuh dengan sendirinya tanpa dipelihara. Tegakan ini telah dijarangi sebanyak sembilan kali sehingga jarak antar pohon berkisar antara 5 –
10 m dengan kerapatan berkisar antara 331 – 430 pohon per hektar. Tumbuhan bawah
0m 10m
20m
50m 30m
Tin gg
i m
1 1 1
1 1
1 1
1a 1a
1a 1a
1a 1a 1a
1a 1a 1a
1a
Keterangan:
1. Tectona grandis 1a. Anakan
alami Tectona grandis
Tanaman Tectona grandis umur 40 tahun
Di RPH Darupono
88 yang dominan antara lain Eupathorium sp., Oplismenus burmanni, Lantana camara
Panicum uncinatum dan Carallia lucida dengan tinggi rata-rata kurang dari satu meter.
Gambar 4.7. menggambarkan profil vegetasi hutan tanaman jati umur 30 tahun di RPH Jatisari Utara KPH Kendal sekitar Cagar Alam Ulolanang. Tegakan hutan jati
ini telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat sehinga relatif tidak ada kegiatan pemeliharaan atau penggarapan tumpangsari. Di tegakan ini juga terdapat
banyak anakan jati yang tumbuh secara alami dari biji-biji yang jatuh. Tegakan ini telah mengalami penjarangan tujuh kali sehingga jarak antar pohon berkisar 4-5 m dan
memiliki kerapatan sekitar 783 pohon per hektar. Tumbuhan bawah yang dominan antara lain Eupathorium sp., Ischaemum tomorense, Polytrias praemorsa, Oplismenus
burmanni, Lantana camara, Panicum uncinatum dan Carallia lucida dengan tinggi rata-
rata kurang dari 1,5 meter. Disamping itu juga terdapat rotan Calamus sp. dan pandan Pandanus sp..
Gambar 4.7. Diagram profil hutan tanaman jati Tectona grandis umur 30 tahun
habitat macan tutul jawa di RPH Jatisari Utara, KPH Kendal. Gambar 4.8 menggambarkan profil vegetasi hutan tanaman campuran di RPH
Besokor, KPH Kendal. Petak hutan ini ditetapkan sebagai hutan lindung karena lerengnya yang terjal dengan tebing-tebing tegak dan berlubang yang diduga sebagai
persembunyian macan tutul jawa. Hutan tanaman campuran ini sudah menyerupai hutan alam dengan strata yang beragam dan pohon-pohonnya sudah beregenerasi secara
0m 20m
10m 30m
50m Tin
gg i
m
1a 1a
1a 1a
1a 1a 1a
1a 1a 1a 1a
1a 1
1 1 1 1
1
2 3
Keterangan : 1. Tectona grandis
1a. Anakan alami Tectona grandis 2. Calamus sp.
3. Pandanus sp.
Tanaman Tectona grandis umur 30 tahun
Di RPH Jatisari Utara
89 alami. Beberapa jenis pohon yang ditanam pada petak hutan ini adalah: Swietenia
macrophylla, Lagerstroemia speciosa, Cassia siamea, Dracontomelon dao, Pithecelobium jiringa, Pterospermum javanicum
dan Spondias pinnata. Beberapa jenis pohon yang tumbuh secara alami antara lain: Garcinia dulcis, Macaranga tanaria,
Gluta renghas, Artocarpus elasticus, Ficus altiissima dan Ficus variegata. Tumbuhan
bawah pada petak ini sangat rapat dan tingginya mencapai 2 meter atau lebih sehingga sangat cocok menjadi tempat perlindungan dan persembunyian macan tutul jawa.
Gambar 4.8. Diagram profil hutan tanaman campuran habitat macan tutul di RPH Besokor, KPH Kendal.
Gambar 4.9 menggambarkan profil vegetasi hutan alam Cagar Alam Pagerwunung di RPH Darupono, KPH Kendal. Vegetasi ini merupakan vegetasi alami
dengan jenis-jenis pohon hutan alam dataran rendah. Cagar Alam Pagerwunung diperuntukan bagi konservasi pohon jati alam, namun vegetasi di dalamnya lebih
banyak didominasi oleh jenis-jenis selain jati. Vegetasi di cagar alam ini memiliki strata tajuk yang lengkap seperti halnya hutan tropis dataran rendah 5 strata. Beberapa
jenis pohon raksasa di hutan ini antara lain: Lithocarpus elegans, Tectona grandis, Artocarpus elastica, Pterospermum javanicum, Toona sureni, Tetrameles nudiflora
dan Ficus benjamina
. Pada strata di bawahnya antara lain Baccaurea rcemosa, Pithecelobium jiringa, Vitex pubescens, Azedarachta indica
dan Cinnamomum sintoc.
0m 20m
10m 30m
100m Tinggi m
Keterangan:
1. Spondias pinnata 7. Pithecelobium jiringa
13. Swietenia macrophylla 2. Ficus variegata
8. Garcinia dulcis 14. Lagerstroemia speciosa
3. Pterocymbium javanicum 9.
Butea monosperma 15.
Cassia siamea 4. Ficus altiissima
10. Macaranga tanaria 16.
Sterculia longifolia 5. Neonauclea obtusa 11.
Pterospermum javanicum 17. Dracontomelon dao
6. Artocarpus elasticus 12.
Gluta renhas .
90 Jenis-jenis pohon kecil tingkat pancang antara lain: Eugenia densiflora, Streblus
asper, Protium javanicum, Leea indica, Phyllanthus emblica dan Eriglossum
rubiginosum . Tumbuhan bawah di cagar alam ini cukup rapat sehingga cocok sebagai
tempat bersembunyi atau berlindung macan tutul jawa..
Gambar 4.9. Diagram profil hutan alam dataran rendah sekunder habitat macan tutul jawa di Cagar Alam Pagerwunung, RPH Darupono, KPH Kendal.
Gambar 4.10 menggambarkan profil vegetasi hutan tanaman pinus Pinus merkusii
berumur 33 tahun yang ditetapkan sebagai hutan lindung di RPH Mandirancan, KPH Banyumas Timur. Hutan lindung ini merupakan habitat macan tutul
jawa yang tersisa di fragment hutan yang terisolasi. Pada tegakan pinus ini juga terdapat beberapa pohon jati tanaman. Tumbuhan bawah tegakan pinus di RPH
Mandicarancan ini relatif jarang, namun banyak dijumpai perdu jenis Ficus spp dan rotan Calamus sp..
Gambar 4.11 menggambarkan diagram profil vegetasi hutan tanaman Pinus oocarpa
umur 30 tahun di RPH Dukuh Tengah, KPH Pekalonga Barat. Pohon-pohon pinus tersebut memiliki jarak antar pohon sekitar 4-5 m dan masih disadap getahnya.
Hutan tanaman pinus ini terletak pada ketinggian 1.000 sampai 1.200 m dpl dan berbatasan langsung dengan hutan alam pegunungan Gunung Slamet yang merupkan
Keterangan:
1. Eugenia densiflora 8. Streblus asper
15. Tetrameles nudiflora
22. Azedarachta indica 2. Dracontomelon dao 9.
Eriglossum rubiginosim 16.
Toona sureni 23.
Pterospermum javanicum 3. Garcinia dulcis 10.
Leea indica 17. Tectona grandis 24.
Cinnamomum iners 6. Protium javanicum 11.
Schleichera oleosa 18. Vitex pubescens 25.
Actinophora buurmani 4. Lithocarpus elegans 12.
Lagerstremia speciosa 19.
Artocarpus elastica 26.
Calamus sp
5. Ficus benjamina 13. Arenga pinnata
20. Phyllanthus emblica 7. Baccaurea rcemosa 14.
Pithecelobium jiringa 21.
Cinnamomum sintoc .
0m 100m
10m 20m
30m
Tin ggi
m
12 1
2 3
4
1 5
6 7
8 9
8 11
1 3
13 14
15 16
4 17
19
10 20
21 8
1 22
23
24 25
26 14
18
91 hutan lindung.. Hutan pinus di RPH Dukuh Tengah memiliki tumbuhan bawah yang
relatif rapat dengan tinggi sampai 1,5 meter. Berbeda dengan Pinus merkusii, Pinus oocarpa
relatif lebih tinggi.
Gambar 4.10. Diagram profil vegetasi hutan tanaman Pinus merkusii umur 33 tahun habitat macan tutul jawa di RPH Mandirancan, KPH Banyumas Timur.
Gambar 4.11. Diagram profil vegetasi hutan tanaman Pinus oocarpa umur 30 tahun habitat macan tutul jawa di RPH Dukuh Tengah, KPH Pekalongan Barat.
Gambar 4.12 menggambarkan diagram profil vegetasi hutan tanaman Pinus oocarpa
umur 20 tahun di RPH Pesahangan, KPH Banyumas Barat. Tegakan pinus ini Tinggi m
0m 10m
20m 30m
50m
Keterangan:
1. Pinus merkusii 2. Ficus spp. 3. Calamus sp. 4. Tectona grandis
1 1 1
1 1
1 1
1 4
4
2 2
2 2
3 2
Pinus merkusii umur 33 tahun
Pinus oocarpa umur 30 tahun
30m
10m 20m
0m 50m Tin
gg i
m
92 disadap getahnya sehingga terpelihara dengan baik. Tanaman pinus di daerah ini
berbatasan langsung dengan hutan lindung yang bervegetasi hutan alam. Vegetasi alami juga terdapat di sepanjang kiri dan kanan sungai. Vegetasi alami tersebut diduga
merupakan tempat berlindung dan bersembunyi macan tutul jawa. Tumbuhan bawah di tegakan Pinus oocarpa relatif jarang dengan tinggi sekitar satu meter. Hutan di wilayah
RPH Pesahangan berbatasa langsung dengan hutan di wilayah Salem, KPH Pekalongan Barat sehingga merupakan satu bentang lansekap yang tak terpisahkan.
Gambar 4.12. Diagram profil vegetasi hutan tanaman Pinus oocarpa umur 20 tahun habitat macan tutul jawa di RPH Pesahangan, KPH Banyumas Barat.
Gambar 4.13. menggambarkan diagram profil vegetasi hutan alam pegunungan di Gunung Slamet, di RPH Dukuh Tengah, KPH Pekalongan Barat. Vegetasi ini
memiliki strata tajuk yang lengkap dan relatif rapat. Tumbuhan bawahnya sangat rapat dengan tinggi mencapai dua meter sehingga sangat cocok sebagai tempat bersembunyi
atau berlindung macan tutul jawa. Pohon-pohon raksasa di hutan ini antara lain Podocarpus imbricata, Castanopsis argentea, Glochidion zeylanicum, Quercus
blumeana, Sterculia javanica dan Gluta renghas. Tumbuhan bawah yang banyak
ditemui adalah pisang hutan Musa sp., Pakis tiang Alsophila glauca dan rotan Calamus sp.. Hutan alam Gunung Slamet bersama-sama dengan hutan tanaman Pinus
oocarpa di sekitarnya merupakan habitat macan tutul jawa di wilayah RPH Dukuh
Tengah. Pinus oocarpa
umur 20 tahun
30m
10m 20m
0m 50m Tin
gg i
m
93 Gambar 4.13. Diagram profil vegetasi hutan alam pegunungan habitat macan tutul jawa
di Gunung Slamet, RPH Dukuh Tengah, KPH Pekalongan Barat. Perbandingan antara kerapatan tumbuhan bawah di habitat tempat berlindung
dan bukan tempat berlindung macan tutul jawa dapat dilihat pada Gambar 4.14. Dari Gambar 4.14 tampak bahwa tempat berlindung macan tutul jawa umumnya memiliki
kerapatan tumbuhan bawah yang tinggi yaitu lebih dari 300.000 individu per hektar. Sementara yang bukan tempat berlindung memiliki kerapatan tumbuhan bawah yang
relatif lebih rendah yaitu kurang dari 13.000 individu per hektar. Tampaknya kerapatan pohon dan tumbuhan bawah menjadi faktor penting bagi macan tutul jawa dalam
pemilihan tempat bersembunyi atau berlindung. Tempat yang memiliki pohon dan tumbuhan bawah dengan kerapatan tinggi umumnya adalah hutan lindung, baik berupa
hutan alam maupun hutan tanaman. Hutan tanaman sejenis maupun campuran yang memiliki tumbuhan bawah dengan kerapatan tinggi, sama-sama digunakan sebagai
habitat tempat berlindung atau bersembunyi.
30m
20m
10m Tin
gg i
m
70m 0m
Keterangan:
1. Alsophila glauca 7. Castanopsis argentea
13. Sterculia javanica
2. Musa sp. 8. Cinnamomum parthenoxylon 14.
Schefflera aromatica 3. Ficus fistulosa
9. Glochidion zeylanicum
15. Garcinia dulcis
4. Podocarpus imbricata 10. Mallotus
sp. 16. Calamus sp.
5. Laportea ardens 11. Quercus blumeana
17. Gluta renghas
6. Litsea javanica 12.
Turpinia sphaerocarpa
1
16 1
2 2
2 2
3 4
5 6
7 9
8 10
11 12
13 14
17
15 16
16
94 Gambar 4.14. Kerapatan tumbuhan bawah di berbagai tipe hutan habitat macan tutul
jawa.
4.3.3. Mangsa a. Keanekaragaman Jenis Mangsa