Nilai Manfaat Ekonomi Pengelolaan HTI Pulp Dengan dan Tanpa Karbon

rata sebesar 99,33 tonCha bila menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dan 81,17 tonCha bila menerapkan teknik pemanenan konvensional CL. Penerapan teknik RIL meningkatkan simpanan karbon sebesar 22 atau 18,16 tCha dibandingkan dengan teknik CL. Dengan demikian, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT yang menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL memenuhi syarat ikut proyek karbon REDD+ berupa usaha kayu dan karbon. Gambar 11 memperlihatkan bahwa PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon dengan intensitas tebangan 16 pohonha dan menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL menghasilkan NPV sebesar Rp 21,0 jutaha atau rata-rata Rp 36,7 milyar per tahun pada harga kompensasi karbon sebesar 3 UStCO2e. Dengan demikian, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon yang menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL mampu meningkatkan keuntungan sebesar 50 bila dibandingkan dengan pola PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu saja, atau meningkatkan keuntungan sebesar 20 bila dibandingkan dengan pola pengelolaan HTI pulp untuk usaha kayu saja. Gambar 11 Manfaat proyek karbon pada pola pengelolaan IUPHHK-HA dengan dan tanpa proyek karbon, serta pola pengelolaan hutan alam yang dipanen dan dijual karbonnya - 5 10 15 20 25 30 3 6 9 12 N PV ju ta R p h a Harga karbon UStCO2e PHPL kayu saja CL 16 PHPL kayu saja RIL 16 PHPL kayu saja RIL 10 PHPL kayu saja RIL 5 PHPL HP kayu dan karbon RIL 16 PHPL HP kayu dan karbon RIL 10 PHPL HP kayu dan karbon RIL 5 Apabila intensitas tebangan diperkecil, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon dengan intensitas tebangan 10 pohonha dan menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL menghasilkan NPV sebesar Rp 12,6 jutaha atau rata-rata Rp 22,1 milyar per tahun pada harga kompensasi karbon sebesar 3 UStCO2e. Dengan demikian, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon yang menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL mampu meningkatkan keuntungan sebesar 40 bila dibandingkan dengan pola PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu saja, walaupun intensitas tebangan diperkecil menjadi 10 pohonha. Namun demikian, keuntungan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan pola pengelolaan HTI pulp untuk usaha kayu saja, apabila harga kompensasi karbon kurang dari 12 UStCO2e.

E. Kontribusi Pengelolaan Hutan Gambut Tropika Terhadap Peningkatan

Lapangan Pekerjaan dan Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Sektor berbasis kehutanan memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan output ekonomi nasional, peningkatan pendapatan rumah tangga masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, dan pertumbuhan sektor hulu dan hilir backward and forward linkages. Dalam penelitian ini, sektor berbasis kehutanan terdiri dari sektor industri kehutanan kayu bulat dan sektor industri kayu olahan sektor industri kayu lapis dan kayu pulp. Sektor industri kehutanan kayu bulat memiliki keterkaitan yang kuat ke depan dengan indeks forward linkage sebesar 1,16 namun memiliki keterkaitan yang lemah ke belakang dengan indeks backward linkage sebesar 0,73 Hadianto 2010 . Sektor industri kayu lapis dan pulp memiliki keterkaitan yang kuat ke depan dan ke belakang dengan indeks forward linkage 1,00 dan 1,58 serta dengan indeks backward linkage sebesar 1,02 dan 1,35. Sektor industri kayu bulat kehutanan baik IUPHHK-HA dan IUPHHK- HTI memiliki indeks backward dan forward linkage yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan sektor industri kayu olahan baik industri kayu lapis maupun industri pulp. Namun demikian, industri kayu olahan kayu lapis dan pulp