Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN

Serasah kasarsegar ditimbang di lapangan untuk mendapatkan berat basah total Wb. Setiap bentuk serasah tersebut diambil sebanyak 200 gram lalu ditimbang di lapangan untuk mendapatkan berat basah contoh bbc. Contoh biomassa tersebut dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan oven pada suhu 80 o C selama 48 jam, lalu ditimbang untuk mendapatkan berat kering contoh bkc. Jumlah total contoh serasah adalah sebanyak 57,6 kg yang meliputi 1 sampel serasah seberat 0,2 kg pada 2 kelas serasah dan 3 kelas pelapukan sebanyak 6 ulangan pada 8 PCP. Pengukuran berat serasah halus dan akar halus dilakukan dengan cara mengambil dan memasukkan serasah halus ke dalam ayakan berukuran 2 mm. Serasah halus dan akar halus yang tertinggal di atas ayakan diambil sekitar 200 gram dan ditimbang untuk mendapatkan berat basah contoh bbc, kemudian dikeringovenkan pada suhu 80 o C selama 48 jam untuk mendapatkan berat kering contoh bkc. Serasah halus yang lolos ayakan dikelompokkan sebagai contoh tanah gambut dan diambil sebanyak 50 gram untuk analisa kandungan karbon tanah gambut.

5.5. Pengukuran Biomassa di Bawah Tanah

Metode pemanenan langsung untuk pendugaan biomassa akar di bawah tanah dilakukan pada sub petak 1 m x 1 m dengan metode blok tanah sesuai cara yang dilakukan oleh Brady 1996 dan Kusmana 1997 yang dimodifikasi dalam Istomo 2002. Biomassa akar semua jenis tumbuhan ditentukan berdasarkan banyaknya akar pada blok areal berukuran 1 m x 1 m x 1 m. Sub petak untuk pengukuran biomassa akar dengan menggunakan metode pemanenan langsung ditempatkan di dalam setiap PCP sebanyak 6 ulangan secara sistematik pada jalur 1 dan 5. Blok areal berukuran 1 m x 1 m x 1 m dibagi menjadi 8 sub blok areal yang masing-masing berukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m. Akar yang ada dalam sub blok tersebut dipotong, diambil, dicuci dan diayak untuk memisahkan akar hidup dan akar mati. Akar hidup dipisahkan menjadi 3 kelas diameter yaitu 2 cm, 2-5 cm dan 5 cm. Jumlah total contoh akar adalah sebanyak 18 kg yang meliputi 1 sampel akar seberat 0,2 kg pada 3 kelas diameter akar untuk jenis pohon dominan pohon contoh. Semua bagian akar tersebut ditimbang di lapangan untuk mendapatkan berat basah total Wb. Contoh akar per kelas diameter per kelompok jenis diambil sebanyak 200 gram lalu ditimbang di lapangan untuk mendapatkan berat basah contoh bbc. Contoh biomassa akar tersebut dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan oven pada suhu 80 o C selama 48 jam, lalu ditimbang untuk mendapatkan berat kering contoh bkc.

5.6. Pendugaan Simpanan Karbon Tanah Gambut

Metode pendugaan cadangan karbon tanah gambut mengacu pada Murdiyarso et al. 2004 dan Agus 2009 . Karbon gambut dapat dihitung berdasarkan volume gambut pada luasan tertentu dan klasifikasi tingkat kematangan gambut. Volume gambut dihitung dengan mengalikan ketebalan gambut dan luasan lahan gambut. Ketebalan gambut diukur pada beberapa titiklokasi berbeda yang mewakili seluruh areal dengan cara menusukkan tongkat kayu bor tanah ke dalam gambut hingga mencapai tanah mineral. Tingkat kematangan gambut pelapukan dekomposisi dapat diukur langsung di lapangan dengan metode perabaan. Penentuan bobot isi bulk density_BD dan persen C organic C-org berdasarkan hasil analisis contoh uji gambut di Sumatera menurut Wahyunto et al. 2003 . Tahapan prosedur pendugaan kandungan karbon tanah gambut adalah pengukuran luas lahan, ketebalan gambut, tingkat kematangan, bobot isi bulk density dan persen C-organik. Pengukuran kematangan gambut di lapangan adalah dengan cara mengambil segenggam tanah gambut pada titik pengeboran, lalu peras secara perlahan, lalu lihat sisa serat yang tertinggal di dalam telapak tangan. Pengukuran bobot isi gambut dilakukan di laboratorium dengan metode ring core. Dalam metode ini, untuk menghilangkan air dalam contoh gambut, maka tanah gambut dikeringkan dalam oven bersuhu 105 o C selama 12 jam dan diberi tekanan 33-1500 kPa sehingga tanah gambut menjadi kompak dan stabil. Kandungan C-organik dalam tanah gambut tergantung tingkat dekomposisinya. Tingkat dekomposisi lanjut hemik dan saprik memiliki kadar C-organik lebih rendah daripada fibrik. Proses dekomposisi menyebabkan berkurangnya kadar C-organik dalam tanah