Akar Pohon HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 31 Simpanan karbon tanah gambut pada berbagai ketebalan gambut dan pada berbagai kondisi hutan Kondisi Hutan Massa Karbon Tanah Gambut ton Cha 100 - 300 cm 300 - 400 cm Rata-rata Hutan Primer 1094,96 1979,77 1537,37 Hutan Bekas Tebangan 1540,91 1886,62 1713,77 Hutan Sekunder 1122,55 1850,23 1486,39 Hutan Terdegradasi 571,49 1839,69 1205,59 Rata-rata 1082,48 1889,08 1485,78 Penelitian Istomo 2006 menunjukan nilai 2900 sampai dengan 4600 tonha pada kedalaman 2 sampai 5 m. Menurut Wahyunto et al. 2003 , simpanan karbon tanah gambut di Riau adalah 2900 tonha pada kedalaman 2 sampai 4 m.

7. Biomassa Total dalam Tanah dan Vegetasi Hutan Gambut Tropika

Biomassa pohon dan permudaan pohon, tiang, pancang, dan semai di atas tanah pada penelitian ini merupakan bagian terbesar dari seluruh biomassa tumbuhan hutan rawa gambut yaitu rata-rata mencapai 57,70. Biomassa tumbuhan non pohon herba, semak, dan tumbuhan bawah rata-rata 3,35. Biomassa tumbuhan mati serasah dan nekromassa di lantai hutan adalah sebesar 17,15. Biomassa di bawah permukaan tanah yang meliputi biomassa akar seluruh jenis rata-rata 21,80. Kondisi ini berbeda dengan hasil studi Hairiah dan Rahayu 2007 bahwa biomassa pohon menyumbangkan 90 dari total biomassa tumbuhan, sementara itu nekromassa, serasah, tumbuhan bawah, semak dan herba hanya memberikan kontribusi biomassa sekitar 10. Biomassa pohon di atas permukaan tanah hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Istomo 2006 dan Istomo et al. 2009 di hutan gambut Kalimantan Tengah, yaitu 247,50 tonha di hutan primer, 111,40 tonha di hutan bekas tebangan, 65,00 tonha di hutan sekunder, dan 6,95 tonha di hutan semak belukar. Secara umum, hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat degradasi hutan maka semakin tinggi tingkat penurunan biomassa pohon di atas permukaan. Hal sejalan juga disampaikan oleh Lasco et al. 2006 yang menyatakan bahwa biomassa pohon di atas permukaan hutan Dipterokarpa lahan kering di Filipina adalah 399 tonha di hutan primer, 191 tonha di hutan bekas tebangan 1- 5 tahun, 225,67 tonha di hutan bekas tebangan 6-20 tahun, dan 287 tonha di hutan bekas tebangan 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa biomassa pohon di atas permukaan di hutan primer mengalami penurunan setelah dilakukan pemanenan hutan, namun bersifat sementara karena setelah dibiarkan dan tidak diganggu maka hutan sekunder tersebut melakukan rehabilitasi alami, tapi jumlah biomassanya masih lebih kecil daripada di hutan primer. Hasil penelitian Tresnawan dan Rosalina 2002 menyatakan bahwa pembukaan hutan dan perubahan dalam penggunaan lahan yang disebabkan oleh kegiatan pemanenan hutan mengakibatkan pengurangan biomassa dalam jumlah yang sangat besar, yaitu ± 100 tonha di hutan alam dataran rendah lahan kering. Hasil penelitian Baishya et al. 2009 yang menyatakan bahwa hutan hujan tropis semi-evergreen di India menyimpan biomassa di atas permukaan tanah sebesar 323,9 tonha. Chave et al. 2005 menyebutkan bahwa hutan alam hujan tropis Amazone di Amerika Selatan bagian timur menyimpan biomassa di atas permukaan tanah rata-rata sebesar 376,67 tonha. Cairns et al. 2003 menunjukkan bahwa hutan alam semi-evergreen di Meksiko memiliki biomassa di atas permukaan sebesar 225 tonha. Selain itu, Kiyono et al. 2010 menyatakan bahwa hutan lahan kering di Kambodia memiliki biomassa pohon 365,27 tonha di hutan primer dan 121,43 tonha di hutan sekunder. Hasil pendugaan biomassa dalam penelitian ini relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian biomassa dengan beberapa tipe hutan lain di lahan kering. Rendahnya biomassa di hutan rawa gambut sangat berkaitan dengan kondisi tempat tumbuh gambut yang jenuh air dan miskin hara. Hutan tanah mineral di lahan kering memiliki tingkat keanekaragaman flora yang lebih tinggi daripada hutan gambut. Selain itu, vegetasi hutan di tanah mineral lahan kering lebih banyak dibandingkan dengan hutan rawa gambut, sehingga penurunan biomassa akibat kegiatan pemanenan hutan akan lebih tinggi dibandingkan dengan hutan rawa gambut. Sumber karbon lain yang cukup besar di hutan alam produksi adalah bahan organik mati dead organic matter termasuk di dalamnya serasah dan nekromasa yang memiliki tingkat dekomposisi yang berbeda-beda. Walaupun dengan penerapan pembalakan berdampak rendah reduced impact logging_RIL, nekromasa di hutan bekas tebangan di areal hutan konsesi lebih besar 50 daripada di hutan primer Palace et al. 2007 . Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa nekromassa yang terdapat di hutan sekunder dan di hutan bekas tebangan adalah 50 dan 100 lebih besar daripada nekromassa di hutan primer. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dymond et al. 2010 yang menuliskan bahwa sumber utama biomassa kayu mati di hutan Canada yang dikelola secara lestari adalah biomassa kayu mati akibat pemanenan hutan sebesar 12,23 tonha dan akibat gangguan alam sebesar 31,37 tonha. Dalam penelitian ini, biomassa kayu mati akibat pemanenan hutan sebesar 40,25 tonha dan akibat gangguan alam sebesar 42,25 tonha.

8. Simpanan Karbon Total dalam Tanah dan Vegetasi Hutan Gambut