Perkembangan Simpanan Karbon Vegetasi Hutan pada Konversi Hutan
simpanan karbon setelah 40 tahun sebesar 7,92 tonCha 8 dibandingkan dengan simpanan karbon awal yaitu 107,25 tonCha. Apabila situasi ini terus
berjalan konstan, maka penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dengan intensitas tebangan 16 pohonha diduga akan terus menurunkan simpanan
karbon hutan alam gambut bekas tebangan. Namun demikian, penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL
mampu meningkatkan simpanan karbon setelah 40 tahun sebesar 22 18,16 tonCha dibandingkan dengan penerapan teknik pemanenan konvensional CL.
Selain itu, penerapan teknik CL dengan intensitas tebangan 16 pohonha akan menyimpan karbon sama dengan kondisi awal yaitu 107,50 tonCha setelah 77
tahun, sedangkan penerapan teknik RIL dengan intensitas tebangan 16 pohonha akan menyimpan karbon sama dengan kondisi awal yaitu 107,50 tonCha setelah
52 tahun. Penerapan teknik RIL dengan menurunkan intensitas tebangan menjadi 10 pohonha akan menyimpan karbon sama dengan kondisi awal yaitu 107,50
tonCha setelah 26 tahun. Lebih jauh lagi, penerapan teknik RIL dengan menurunkan intensitas tebangan menjadi 5 pohonha akan menyimpan karbon
sama dengan kondisi awal yaitu 107,50 tonCha setelah 16 tahun. Apabila hutan alam bekas tebangan HBT dilakukan pemanenan hutan
dengan menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan Reduced Impact Logging_RIL
dan menurunkan intensitas tebangan menjadi 10 pohonha, maka simpanan karbon setelah 40 tahun adalah 117,26 tonCha. Nilai ini lebih besar
dari simpanan karbon awal yaitu 107,25 tonCha. Dengan demikian, penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dan penurunan intensitas tebangan
menjadi 10 pohonha mampu meningkatkan simpanan karbon setelah 40 tahun sebesar 10,01 tonCha 9 dibandingkan dengan simpanan karbon awal yaitu
107,25 tonCha. Apabila situasi ini terus berjalan konstan, maka penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dan penurunan intensitas tebangan menjadi
10 pohonha diduga bahwa setelah 40 tahun akan mampu mencapai simpanan karbon hutan bekas tebangan sebesar 117,26 tonCha.
Apabila hutan alam bekas tebangan HBT dilakukan pemanenan hutan dengan menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan Reduced Impact
Logging_RIL dan menurunkan intensitas tebangan menjadi 5 pohonha, maka
simpanan karbon setelah 40 tahun adalah 124,63 tonCha. Nilai ini lebih besar dari simpanan karbon awal yaitu 107,25 tonCha. Dengan demikian, penerapan
teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dan penurunan intensitas tebangan menjadi 5 pohonha mampu meningkatkan simpanan karbon setelah 40 tahun
sebesar 17,38 tonCha 16 dibandingkan dengan simpanan karbon awal yaitu 107,25 tonCha. Apabila situasi ini terus berjalan konstan, maka penerapan teknik
pemanenan ramah lingkungan RIL dan penurunan intensitas tebangan menjadi 5 pohonha diduga bahwa setelah 33 tahun akan mampu mencapai simpanan karbon
hutan bekas tebangan sebesar 117,26 tonCha. Putz et al. 2008
menyampaikan bahwa hutan bekas tebangan di hutan tanah kering Malaysia yang ditebang dengan intensitas tebangan 125 m
3
ha dan menerapkan teknik RIL, pada tahun ke-30 setelah penebangan memiliki simpanan
karbon lebih tinggi 30 tonCha dibandingkan dengan menerapkan teknik CL, sehingga penerapan teknik RIL akan mempertahankan simpanan karbon sebesar
30 pada tahun ke-30 setelah penebangan. Pada penelitian ini Gambar 8a dan 8b, hutan gambut bekas tebangan yang ditebang dengan intensitas tebangan 43
m
3
ha 16 pohonha dan menerapkan teknik RIL, pada tahun ke-40 setelah penebangan memiliki simpanan karbon lebih tinggi 18,16 tonCha dibandingkan
dengan menerapkan teknik CL, sehingga penerapan teknik RIL akan mempertahankan simpanan karbon sebesar 70 pada tahun ke-40 setelah
penebangan.