Potensi Hutan Gambut Tropika Indonesia

Pinard Putz 1996 . Untuk menduga biomassa pohon yang hidup, diameter seluruh pohon diukur dan dikonversi ke dalam biomassa dan perkiraan karbon. Biomassa pohon yang hidup diduga dengan menggunakan persamaan regresi alometrik biomassa. Persamaan yang berlaku umum untuk pendugaan seluruh hutan dunia telah tersedia dan beberapa khusus dibuat untuk spesies tertentu. Untuk membuat persamaan regresi alometrik dengan ketelitian tinggi khususnya hutan tropis yang kompleks, diperlukan sampling terhadap sejumlah pohon yang mewakili berbagai ukuran dan sebaran jenis dalam hutan, walaupun secara ekstrim menghabiskan waktu dan biaya yang tidak mungkin dilakukan untuk setiap proyek karbon. Keuntungan menggunakan persamaan generik yang dikelompokkan menurut zone iklimekologis adalah persamaan ini dihasilkan melalui jumlah pohon contoh yang besar dan mencakup sebaran diameter yang lebar sehingga meningkatkan ketelitian dan ketepatan Brown 1997 . Menurut Brown 1997 , berdasarkan cara memperoleh data terdapat dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon yaitu berdasarkan penggunaan dugaan volume kulit kayu sampai batang bebas cabang yang kemudian diubah menjadi kerapatan biomassa tonha dan pendekatan dengan menggunakan persamaan regresi biomassa atau lebih dikenal dengan persamaan allometrik. Pendugaan biomassa pada pendekatan pertama menggunakan persamaan berikut: Biomassa tonha = VOB x WD x BEF Brown 1997 Keterangan: • Volume of Biomass VOB adalah volume batang bebas cabang berkulit m 3 ha, • Wood Density WD adalah kerapatan kayu ton biomassa kering tanurm 3 volume biomassa, • Biomass Expansion Factor BEF adalah perbandingan total biomassa pohon kering tanur di atas tanah dengan biomassa kering tanur volume hasil inventarisasi hutan. Pendekatan kedua penentuan kerapatan biomassa dengan menggunakan persamaan regresi biomassa berdasarkan diameter batang pohon. Dasar dari persamaan regresi ini adalah hanya mendekati biomassa rata-rata per pohon menurut sebaran diameter, dengan menggabungkan sejumlah pohon pada setiap kelas diameter dan menjumlahkan seluruh pohon untuk seluruh kelas diameter. Biomassa pohon W = aD b Keterangan:  W adalah biomassa pohon  D adalah diameter pohon pada setinggi dada 130 cm  a dan b adalah konstanta Beberapa model alometrik pendugaan biomassa tumbuhan dan tanah gambut antara lain sebagai berikut:  Model alometrik pendugaan biomassa hutan tropika lembab untuk semua jenis vegetasi tidak membuat model penduga per bagian pohon W = 0.118 D 2.53 R 2 =97 Brown 1997  Persamaan alometrik penduga berat kering pohon 5 cm W = bj 0.11 D 2.62 Kettering et al. 2001  Model alometrik pendugaan biomassa pohon berdiameter 10 cm W = 0.1886 D 2.3702 R 2 =95 Istomo 2002

5. Pendekatan Finansial Perhitungan Biaya Dan Manfaat Ekonomi Karbon

Penelitian mengenai manfaat dan biaya REDD sudah dilakukan di beberapa negara, diantaranya oleh Silva-Chavez 2005 di Bolivia, Osafo 2005 di Ghana, Nepstad, et al. 2007 di Brazil, Bellassen dan Gitz 2008 di Kamerun, serta Karky dan Skutsch 2009 di Nepal. Bellassen dan Gitz 2008 melakukan kajian pada hutan primer di Kamerun dengan opsi pengelolaan berupa konservasi hutan, pemanfaatan hutan atau konversi hutan menjadi areal pertanian. Karky dan Skutsch 2009 melakukan kajian profitabilitas pada hutan kemasyarakatan di Nepal. Grieg-Gran 2008 melakukan evaluasi manfaat dan biaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia yang merupakan bagian dari analisis tingkat global. Harga CO 2 per ton di pasar sukarela setelah dikurangi biaya transaksi adalah sebesar 4,77 Capoor Ambrosi 2009 . Biaya transaksi transaction cost merupakan biaya yang diperlukan untuk administrasi, monitoring dan verifikasi jasa pengurangan emisi dan penyerapan karbon dioksida, hingga jasa ini dapat diperjualbelikan di pasar karbon. Biaya monitoring dan verifikasi karbon merupakan komponen biaya yang cukup besar yang harus dikeluarkan untuk proyek-proyek karbon kehutanan. Biaya ini disebut juga sebagai biaya transaksi.