Nilai Manfaat Ekonomi Karbon Hutan Gambut Tropika

penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL meningkatkan keuntungan sebesar Rp 1,2 jutaha atau Rp 2,3 milyartahun atau 10 dibandingkan dengan penerapan teknik pemanenan konvensional CL. Gambar 10 Manfaat proyek karbon pada pola pengelolaan HTI pulp dengan dan tanpa proyek karbon, serta pola pengelolaan hutan alam yang tidak dipanen tapi dijual karbonnya saja Penerapan teknik RIL dengan penurunan intensitas penebangan hingga 10 pohonha menghasilkan NPV sebesar Rp 8,8 jutaha, dan apabila intensitas diturunkan hingga 5 pohonha maka dihasilkan NPV sebesar Rp 4,4 jutaha. Penurunan intensitas penebangan menyebabkan penurunan NPV. Namun demikian, penurunan intensitas penebangan menyebabkan penurunan kerusakan tegakan tinggal sehingga terjadi peningkatan stok tegakan hutan dan stok karbon hutan secara signifikan di masa akan datang. Oleh karena itu, upaya penerapan teknik RIL dan upaya penurunan intensitas penebangan mampu meningkatan simpanan karbon sehingga berpotensi untuk ditawarkan dalam skema perdagangan karbon. 5. Nilai Manfaat Ekonomi Karbon pada Pengelolaan Hutan Alam Gambut yang Tidak Dikonversi Menjadi HTI Pulp dan Dimanfaatkan Kayu dan Karbonnya Simpanan karbon awal sebelum penebangan di hutan bekas tebangan adalah 107,25 tonCha. Setelah 40 tahun ditebang dengan intensitas tebangan 16 pohonha, hutan alam bekas tebangan HBT menghasilkan simpanan karbon rata- - 5 10 15 20 N PV ju ta R p h a Pilihan Pola dan Teknik Pengelolaan Hutan Gambut Tropika HTI kayu saja PHPL kayu saja CL 16 PHPL kayu saja RIL 16 PHPL kayu saja RIL 10 PHPL kayu saja RIL 5 rata sebesar 99,33 tonCha bila menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL dan 81,17 tonCha bila menerapkan teknik pemanenan konvensional CL. Penerapan teknik RIL meningkatkan simpanan karbon sebesar 22 atau 18,16 tCha dibandingkan dengan teknik CL. Dengan demikian, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT yang menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL memenuhi syarat ikut proyek karbon REDD+ berupa usaha kayu dan karbon. Gambar 11 memperlihatkan bahwa PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon dengan intensitas tebangan 16 pohonha dan menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL menghasilkan NPV sebesar Rp 21,0 jutaha atau rata-rata Rp 36,7 milyar per tahun pada harga kompensasi karbon sebesar 3 UStCO2e. Dengan demikian, PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu dan karbon yang menerapkan teknik pemanenan ramah lingkungan RIL mampu meningkatkan keuntungan sebesar 50 bila dibandingkan dengan pola PHPL hutan alam bekas tebangan HBT untuk usaha kayu saja, atau meningkatkan keuntungan sebesar 20 bila dibandingkan dengan pola pengelolaan HTI pulp untuk usaha kayu saja. Gambar 11 Manfaat proyek karbon pada pola pengelolaan IUPHHK-HA dengan dan tanpa proyek karbon, serta pola pengelolaan hutan alam yang dipanen dan dijual karbonnya - 5 10 15 20 25 30 3 6 9 12 N PV ju ta R p h a Harga karbon UStCO2e PHPL kayu saja CL 16 PHPL kayu saja RIL 16 PHPL kayu saja RIL 10 PHPL kayu saja RIL 5 PHPL HP kayu dan karbon RIL 16 PHPL HP kayu dan karbon RIL 10 PHPL HP kayu dan karbon RIL 5