Pilihan konversi hutan gambut alam menjadi HTI pulp
dan sosial. Pilihanopsi strategi pengelolaan hutan gambut tropika di Indonesia antara lain:
1. Hutan gambut alam terdegradasi dikonversi menjadi HTI dan dikelola untuk usaha kayu HTI IUPHHK-HTI
2. Hutan gambut alam terdegradasi dikonversi menjadi HTI dan dikelola untuk usaha kayu dan karbon IUPHHK-HTI dan IUP-RAP KARBON
3. Hutan gambut alam primer, bekas tebangan, dan sekunder tidak dikonversi menjadi HTI, tapi dipertahankan simpanan karbonnya dan
direhabilitasi hutannya untuk usaha karbon hutan alam IUP-PAN KARBON
4. Hutan gambut alam primer, bekas tebangan, dan sekunder tidak dikonversi menjadi HTI, tapi dipertahankan simpanan karbonnya untuk
usaha kayu hutan alam IUPHHK-HA penerapan teknik CL 5. Hutan gambut alam primer, bekas tebangan, dan sekunder tidak
dikonversi menjadi HTI, tapi dipertahankan simpanan karbonnya untuk usaha kayu hutan alam IUPHHK-HA penerapan teknik RIL
6. Hutan gambut alam primer, bekas tebangan, dan sekunder tidak dikonversi menjadi HTI, tapi dipertahankan simpanan karbonnya untuk
usaha karbon dan kayu hutan alam IUP-PAN KARBON dan IUPHHK- HA penerapan teknik RIL
7. Hutan gambut alam primer, bekas tebangan, dan sekunder tidak dikonversi menjadi HTI, tapi dipertahankan simpanan karbonnya untuk
usaha karbon dan kayu hutan alam IUP-PAN KARBON dan IUPHHK- HA penerapan teknik RIL dan pengurangan intensitas penebangan
Pilihan konversi HA terdegradasi menjadi HTI dan dikelola untuk usaha kayu HTI opsi 1 dan usaha kayu dan karbon opsi 2 berpeluang memiliki
implikasi positif terhadap aspek ekonomi dan sosial, namun berpotensi memiliki implikasi negatif terhadap aspek ekologi yaitu terjadinya subsidensi tanah gambut
dalam proses konversi HA menjadi HTI. Pilihan mempertahankan HA primer, bekas tebangan dan sekunder untuk tidak dikonversi menjadi HTI tapi dikelola
untuk usaha karbon opsi 3 berpotensi memberikan implikasi positif terhadap
aspek ekonomi dan ekologi, namun berpeluang memberikan implikasi negatif terhadap aspek sosial yaitu terjadinya pengurangan lapangan kerja, pengurangan
pendapatan masyarakat, dan pengurangan efek pengganda. Untuk meningkatkan manfaat ekonomi wilayah, maka pendapatan dari kompensasi karbon diupayakan
digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Tabel 41 Pilihan-pilihan strategi pengelolaan hutan gambut tropika di Indonesia beserta implikasi positif + dan negatif - terhadap kriteria ekologi,
ekonomi, dan sosial.
KriteriaIndikator Opsi 1
Opsi 2 Opsi 3
Opsi 4 Opsi 5
Opsi 6 Opsi 7
A. Kriteria ekologi 1. Pencegahan subsidensi
tanah gambut 2. Peningkatan simpanan
karbon vegetasi 3. Peningkatan potensi
tegakan hutan -
+ +
- +
+ +
+ +
+ -
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
B. Kriteria ekonomi 1. Manfaat ekonomi
usaha kayu 2. Manfaat ekonomi
usaha karbon +
- +
+ -
+ +
- +
+ +
+ +
+ C. Kriteria sosial
1. Penciptaan lapangan kerja
2. Peningkatan pendapatan masyarakat
3. Efek pengganda +
+ +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
Pilihan mempertahankan HA primer, bekas tebangan dan sekunder untuk tidak dikonversi menjadi HTI tapi dikelola untuk usaha kayu HA dengan
menerapkan teknik CL opsi 4 berpeluang memberikan implikasi positif terhadap aspek ekonomi dan sosial, namun berimplikasi negatif terhadap aspek ekologi
yaitu penurunan potensi tegakan hutan dan penurunan simpanan karbon vegetasi. Pilihan mempertahankan HA primer, bekas tebangan dan sekunder untuk tidak
dikonversi menjadi HTI tapi dikelola untuk usaha kayu HA dengan menerapkan teknik RIL opsi 5 memberikan implikasi positif terhadap aspek ekologi,
ekonomi dan sosial. Pilihan mempertahankan HA primer, bekas tebangan dan sekunder untuk tidak dikonversi menjadi HTI tapi dikelola untuk usaha karbon
dan kayu HA dengan menerapkan teknik RIL opsi 6 memberikan implikasi
positif terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan opsi 5. Pilihan mempertahankan HA primer, bekas tebangan dan
sekunder untuk tidak dikonversi menjadi HTI tapi dikelola untuk usaha karbon dan kayu HA dengan menerapkan teknik RIL dan pengurangan intensitas
penebangan atau pengurangan volume produksi opsi 7 memberikan implikasi positif terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial yang lebih besar dibandingkan
dengan opsi 6.