Topografi KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

menunjukkan adanya jenis-jenis pionir yang berbeda dengan jenis alami sebelumnya. Hutan gambut sekunder umumnya berupa hutan belukar yang merupakan bentuk suksesi hutan sekunder setelah penebangan atau kerusakan lainnya menjadi komunitas vegetasi yang dominasi oleh pohon-pohon pionir, jarang ditemukan pohon komersial berukuran besar serta penutupan tajuknya terbuka terfragmentasi. Sedangkan hutan gambut terdegradasi didefinisikan sebagai hutan sekunder yang telah mengalami gangguan lebih lanjut sehingga potensinya sangat sedikit dan hanya berupa semak, tumbuhan bawah berupa rumput dan paku- pakuan atau tanah terbukakosong. Semak merupakan bentuk hutan yang telah terdegradasi karena penebangan, bekas kebakaran atau bekas perladangan yang telah mengalami suksesi. Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan rendah, herba, pohon pionir dan tumbuhan berkayu tingkat rendah lainnya. Tajuk hutan terbuka atau tidak ditemukan pohon yang berdiameter besar. Tanah terbuka adalah areal yang sebagian besar berupa tanah kosong tanpa vegetasi atau berupa bekas kebakaran yang belum mengalami suksesi.

2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat penelitian yang akan digunakan meliputi alat untuk pengambilan data di lapangan dan alat untuk analisis kandungan karbon di laboratorium. Alat yang akan digunakan dalam penelitian di lapangan meliputi kompas, pita diameter, pita meter, timbangan, kamera, alat tulis dan blangko pengamatan tally sheet. Alat yang akan digunakan dalam penelitian di laboratorium meliputi oven, timbangan, alat tulis dan blangko pengamatan tally sheet. Bahan penelitian sebagai obyek penelitian yang akan digunakan adalah komunitas tumbuhan, contoh bagian tumbuhan dan contoh tanah gambut dari berbagai kedalaman dan ketebalan gambut pada ekosistem hutan alam gambut serta ekosistem hutan tanaman gambut. Komunitas tumbuhan dibedakan menurut bentuk tumbuhan pohon dan permudaannya, semak, herba dan tumbuhan bawah, bagian tumbuhan batang, cabang, ranting, daun, kulit dan akar, serta tingkat pertumbuhan pohon, pancang dan semai. Objek penelitian lainnya adalah nekromassa atau pohon matirobohrusak, serasah dan tanah gambut.

3. Data yang Dikumpulkan

 Struktur tegakan dan komposisi jenis yang meliputi kerapatan, frekuensi, dominansi dan dimensi tumbuhan pada tingkat pohon dan permudaan. Peubah yang diukur untuk mengetahui struktur tegakan dan komposisi jenis adalah nama jenis, jumlah jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter dan tinggi pohon untuk tingkat pohon diameter ≥ 5 cm.  Data pohon berdiamater ≥ 5 cm untuk pendugaan biomassa pohon berdiameter ≥ 5 cm. Data biomassa pohon berdiameter ≥ 5 cm diperoleh melalui persamaan alometrik untuk tingkat pohon diameter ≥ 5 cm.  Persamaan alometrik pohon berdiameter ≥ 5 cm dibuat dengan melakukan pengukuran dan pencatatan data pohon contoh di lapangan berupa nama jenis, diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang, tinggi total, bobot basah contoh bbc seluruh bagian pohon batang, cabang, ranting, kulit, daun dan akar dan akan dikonversi menjadi bobot kering contoh bkc di laboratorium. Untuk pohon besar dbh 40 cm akan diukur volume dan panjang per segmen batang 2 meter.  Data biomassa tumbuhan untuk permudaan tingkat pancang dan semai, semak, herba, tumbuhan bawah dan akar diperoleh melalui pengukuran langsung dengan cara diambilditebang.  Contoh bagian tumbuhan yang mewakili bentuk tumbuhan, bagian tumbuhan dan jenis tumbuhan. Data tersebut diukur dan dicatat di lapangan berupa bobot basah contoh bbc dan akan dikonversi menjadi bobot kering contoh bkc di laboratorium.  Contoh tanah gambut pada setiap kedalaman gambut setiap selang kedalaman 100 cm menurut perbedaan ketebalan gambut diukur untuk mendapatkan data ketebalan gambut dan kandungan karbon tanah gambut pada setiap kedalaman gambut, serta untuk mendapatkan data bobot kering tanah gambut setiap selang kedalaman 100 cm.  Bagan alir pengumpulan data di lapangan dan di laboratorium disajikan pada Gambar 2.