Pilihan Mengelola Hutan Gambut Alam secara Lestari

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN 1. Simpanan karbon total pada tumbuhan dan tanah gambut adalah 189,45 ton Cha dan 1537,37 ton Cha di hutan gambut primer, 161,76 ton Cha dan 1713,77 ton Cha di hutan gambut bekas tebangan, 139,05 ton Cha dan 1486,39 ton Cha di hutan gambut sekunder, dan 43,09 ton Cha dan 1205,59 ton Cha di hutan gambut terdegradasi. Penyebaran simpanan karbon pada tumbuhan di hutan gambut primer, hutan gambut bekas tebangan, hutan gambut sekunder, dan hutan gambut terdegradasi adalah sebagai berikut: 70, 60, 62, dan 7 pada pohon dan permudaan; 2, 1, 3, dan 9 pada tumbuhan bawah, semak, dan herba; 15, 13, 13, dan 2 pada akar; 11, 24, 20, dan 75 pada nekromassa; dan 2, 2, 2, dan 7 pada serasah. 2. Pilihan mengkonversi hutan gambut terdegradasi menjadi HTI pulp berpotensi meningkatkan potensi tegakan hutan dan serapan karbon atas permukaan, memberikan keuntungan usaha kayu HTI pulp dan usaha jasa karbon, memberikan efek pengganda ke belakang dan ke depan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Namun demikian, pilihan ini berpotensi menyebabkan terjadinya penurunan simpanan karbon tanah gambut akibat adanya subsidensi tanah gambut, sehingga diperlukan perbaikan teknologi untuk mengurangi subsidensi tanah gambut. 3. Pilihan tidak mengkonversi hutan primer, bekas tebangan dan sekunder menjadi HTI pulp, tapi merehabilitasi dan mempertahankannya sebagai hutan alam, berpotensi mencegah dan mereduksi terjadinya penurunan simpanan karbon akibat subsidensi tanah gambut dan konversi hutan, mempertahankan fungsi tata air atau hidrologis, fungsi biodiversitas, fungsi kelestarian hutan dan fungsi simpananserapan karbon atas dan bawah permukaan, serta memberikan keuntungan usaha jasa karbon. Pilihan ini berpotensi memberikan implikasi negatif, yaitu tidak mendapatkan keuntungan dari usaha kayu hutan alam, hutan berpeluang open access, serta cenderung berkurangnya efek pengganda dan pertumbuhan ekonomi wilayah. 4. Pilihan strategi pengelolaan hutan gambut tropika tidak mengkonversi hutan primer, bekas tebangan dan sekunder menjadi HTI pulp, tapi memanfaatkannya untuk usaha karbon dan kayu bulat hutan alam melalui penerapan teknik RIL dan pengurangan intensitas penebangan, berpotensi mencegah dan mereduksi terjadinya penurunan simpanan karbon akibat subsidensi tanah gambut dan konversi hutan, mempertahankan fungsi tata air atau hidrologis, fungsi biodiversitas, fungsi kelestarian hutan dan fungsi simpananserapan karbon atas dan bawah permukaan, memberikan keuntungan usaha jasa karbon dan kayu hutan alam, memberikan efek pengganda ke belakang dan ke depan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. SARAN 1. Vegetasi hutan gambut harus tetap dipelihara keberadaannya untuk menjaga keberadaan biomassa dan karbon yang tersimpan dalam tanah gambut, karena biomassa dan karbon tersimpan pada tanah gambut adalah 8-10 kali lipat lebih besar daripada biomassa dan karbon tersimpan pada tumbuhan. 2. Skema perdagangan karbon hutan dapat dijadikan alternatif tambahan dalam mempromosikan pilihan strategi mempertahankan keberadaan hutan gambut dan mengelola hutan gambut secara lestari. 3. Skema perdagangan karbon hutan cenderung memberikan nilai kompensasi karbon yang relatif rendah, sehingga perlu upaya untuk menyederhanakan mekanisme proyek karbon dan mengarah pada konsep perdagangan bebas. DAFTAR PUSTAKA [ASTM] American Society For Testing Material. 2008a. ASTM D 04442-07: Standard Test Methods for Direct Moisture Content Measurement of Wood and Wood-Base Materials. 2008 Annual Book of ASTM Standard. Baltimore, MD. USA. [ASTM] American Society For Testing Material. 2008b. ASTM D 2395-97a: Standard Test Methods for Specific Gravity of Wood and Wood-Base Materials. 2008 Annual Book of ASTM Standard. Baltimore, MD. USA. [ASTM] American Society For Testing Material. 1990a. ASTM D 2866-94: Standard Test Method for Total Ash Content of Actived Carbon. Philadelphia. USA. [ASTM] American Society For Testing Material. 1990b. ASTM D 5832-98: Standard Test Method for Volatile Matter Content of Actived Carbon. Philadelphia. USA. Agus F. 2009. Panduan Metode Pengukuran Karbon Tersimpan Di Lahan Gambut. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bahruni. 2012. Analisis kerangka insentif ekonomi PHL sebagai pilihan penting dalam mitigasi perubahan iklim berbasis kehutanan untuk mengurangi emisi dari dan oleh hutan tropis. Jakarta: Laporan teknis Kemenhut RI dan ITTO. [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2009. Reducing Carbon Emissions From Indonesia‟s Peat Lands. Interim Report of A Multi- disciplinary Study. Paper was presented at Wetlands International Side Event 11 December 2009. COP 15, Copenhagen, Denmark. Basuki TM, Laakea PE, Skidmorea AK, Hussina YA. 2009. Allometric equations for estimating the above-ground biomass in tropical lowland Dipterocarp forests. Journal of Forest Ecology and Management 2578:1684-1694. DOI:10.1016j.foreco.2009.01.027. Bellassena V, Gitzb V. 2008. Reducing Emissions from Deforestation and Degradation in Cameroon - Assessing Costs and Benefits. Ecological Economics 68: 336-344. Bintang, Rusman B, Basyarudin, Harahap EM. 2005. Kajian Subsidensi Pada Lahan Gambut Di Labuhan Batu Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian 41: 18-26. Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. A Primer. FAP Forestry Paper No. 134. FAO USA. Brown S. 1999. Guidelines for Inventorying and Monitoring Carbon Offsets in Forest-Based Projects, Prepared for the World Bank. Winrock International, Arlington, VA. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia SNI 06- 3730-1995. Arang Aktif Teknis. http:sisni.bsn.go.idindex.php? sni_mainsnidetail_sni4156. 12 Maret 2011 Budianta D. 2003. Strategi Pemanfaatan Hutan Gambut Yang Berwawasan Lingkungan. Makalah Disampaikan pada Lokakarya Pengelolaan Lahan Gambut Secara Bijaksana dan Berkelanjutan di Indonesia Bogor, 13-14 Oktober 2003. Bogor. Capoor K, Ambrosi P. 2009. State and Trends of The Carbon Market 2009. The World Bank, Washington D.C. Chave et al. 2005. Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Journal of Oecologia 145:87-99. DOI:10.1007S00442-005-0100-x. Cuesta et al. 2011. Implications of fires on carbon budgets in Andean cloud montane forest: the importance of peat soils and tree reprouting. Journal of Forest Ecology and Management 186:125-132. DOI:10.1016j.foreco.2011.02.025. Daryono H. 2009. Potensi, Permasalahan dan Kebijakan yang diperlukan Dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan Rawa Gambut Secara Lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 6 2: 71 – 101. Djomo AN, Ibrahima A, Saborowski J, Gravenhorst G. 2010. Allometric equations for biomass estimations in Cameroon and pan moist tropical equations including biomass data from Africa. Journal of Forest Ecology and Management 186:125-132. DOI:10.1016j.foreco.2010.08.034. Djomo AN, Knohl A, Gravenhorst G. 2011. Estimations of total ecosystem carbon pools distribution and carbon biomass current annual increment of a moist tropical forest. Journal of Forest Ecology and Management 186:125- 132. DOI:10.1016j.foreco.2011.01.031. Draper NR, Smith H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Sumantri B, penerjemah. Jakarta: Gramedia. Terjemahan dari: Applied Regression Analysis. Ducey MJ, Zarin DJ, Vasconcelos SS, Araujo MM. 2009. Biomass equations for forest regrowth in the eastern Amazon using randomized branch sampling. Journal of Acta Amazonica 392:349-360. Dymond CC, Titus BD, Stinson G, Kurz WA. 2010. Future quantities and spatial distribution of harvesting residue and dead wood from natural disturbances in Canada. Journal of Forest Ecology and Management 260:181-192. DOI:10.1016j.foreco.2010.04.015. Elias. 2008. Pembukaan Wilayah Hutan. Bogor: IPB Press. Ginoga KL, Lugina M. 2007. Biaya Transaksi Dalam Perolehan Sertifikat Penurunan Emisi Mekanisme Pembangunan Bersih Kehutanan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 41: 93-119. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Grieg-Gran M. 2008. The Cost of Avoiding Deforestation: Update of the Report prepared for the Stern Review of the Economics of Climate Change. International Institute for Environment and Development. Japan. Hadianto A. 2010. Analisis pertumbuhan sektor berbasis kehutanan dan dampaknya terhadap distribusi pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia [Thesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Hairiah K, Rahayu S. 2007. Petunjuk Praktis Pengukuran „karbon tersimpan‟ di berbagai macam penggunaan lahan. Bogor. World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw, Indonesia. 77p. Hairiah K, Sitompul SM, Van Noordwijk M, Palm C. 2001a. Methods for Sampling Carbon Stock Above and Below Ground. Bogor. Indonesia: ICRAF. Hairiah K, Sitompul SM, Van Noordwijk M, Palm C. 2001b. Carbon Stock of tropical land use systems as part of the global C balance. Bogor. Indonesia: ICRAF. Healey JR, Price C, Tay J. 2000. The cost of carbon retention by reduced impact logging. Forest Ecology and Management 139: 237 –255. Herman, Fahmuddin A, Irsal L. 2009. Analisis Finansial dan Keuntungan yang Hilang dari Pengurangan Emisi Karbon Dioksida pada Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Litbang Pertanian, 284:10-27. Hilwan I. 2012. Potensi reduksi emisi karbon melalui penerapan PHL di areal hutan konsesi PT Salaki Summa Sejahtera, Provinsi Sumatera Barat [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hooijer A, M Silvius, H Wosten, S Page. 2006. Peat-CO 2 : Assessment of CO 2 Emissions from Drained Peatlands in SE Asia . Delft Hydraulics Report Q3943. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2003. Good Practice Guidance for Land Use, Land Use Change and Forestry, Prepared by IPCC National Greenhouse Gas Inventories Programme, Penman J. et al. eds. Published: IGES, Japan. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, Prepared by IPCC National Greenhouse Gas Inventories Programme, Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K., Ngara T. and Tanabe K. eds. Published: IGES, Japan. Istomo. 2002. Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya Pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Istomo. 2006. Kandungan Fosfor dan Kalsium Pada Tanah dan Biomassa Hutan Rawa Gambut. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 123:40-57. Istomo, Hardjanto, Rahayu S, Permana E, Suryawan SI, Hidayat A, Waluyo. 2007. Kajian Perolehan Karbon Sebagai Dampak Intervensi Pada Lokasi Kegiatan Proyek CCFPI Di Eks-PLG Blok A Mentangai, Kalimantan Tengah dan Sekitar TN. Berbak, Jambi . Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB – Wetlands International Indonesia Programme, Bogor. Istomo, Komar TE, Tata MHL, Sumbayak ESS, Rahma A. 2009. Evaluasi sistem silvikultur hutan rawa gambut di Indonesia. Bogor: Kementerian Kehutanan dan ITTO. Karky BS, Skutsch M . 2009. “The Costs of Carbon Abatement Through Community Forest Management in Nepal Himalay a”. Ecological Economics Vol. 69 2010: 666 – 672. [KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan No.P64Menhut-II2009 Tentang Standar Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Hutan Rakyat . Jakarta. Ketterings, Q.M., Coe, R., van Noordwijk, M., Ambagu, Y., Palm, C.A., 2001. Reducing uncertainty in use of allometric biomass equations for predicting above-ground tree biomass in mixed secondary forests. Forest Ecology and Management 146: 199 –202. Lasco RD. 2002. Forest carbon budgets in southeast asia following harvesting and land cover change. In: Impacts of Land Use Change on the Terrestrial Carbon Cycle in the Asian Pacific Region. Journal of Science in China 45:76-86. Lasco RD, MacDicken KG, Pulhin FB, Guillermo IQ, Sales RF, Cruz RVO. 2006. Carbon stocks assessment of a selectively logged Dipterocarp forest and wood processing mill in the Philippines. Journal of Tropical Forest Science 184:166-172. Muhdi. 2012. Efektivitas pemanenan kayu dengan teknik RIL terhadap cadangan massa karbon di hutan alam tropika, Kalimantan Timur [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Murdiyarso D, Herawati H. editor. 2005 Carbon Forestry: Who will benefit? Proceeding of Workshop on Carbon Sequestration and Sustainable Livelihoods. Bogor, Indonesia: CIFOR. Murdiyarso D, Rosalina U, Hairiah K, Muslihat L, Suryadiputra INN, Adi Jaya. 2004. Petunjuk Lapangan: Pendugaan Karbon pada Lahan Gambut. Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada, Bogor. Nepstad D, Soares-Filho, Merry F, Moutinho P, Rodrigues HO, Bowman M, Schwartzman S, Almeida O, Rivero S. 2007. The costs and benefits of reducing carbon emissions from deforestation and forest degradation in the Brazilian Amazon . WHRC, IPAM and UFMG. Nurfatriani F, Ginoga K. 2008. Persepsi Para Pihak Dalam Perancangan Mekanisme Distribusi Pembayaran REDD di Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Social dan Ekonomi Kehutanan Vol. 5 No. 3 September 2008, Hal. 233 – 244. Nurrochmat DR. 2012. Telaah kerangka infrastruktur dan mekanisme PHL sebagai opsi penting dalam penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan REDD. Jakarta: Laporan teknis Kemenhut RI dan ITTO. Osafo Y. 2005. “Reducing Greenhouse Gas Emissions from Tropical Deforestation: Applying Compensated Reduction to Ghana”, dalam P. Moutinho, dan S. Schwartzman Eds., 2005, Tropical Deforestation and Climate Change . Instituto de Pesquisa Ambiental da Amazonia dan Environmental Defense, Para-Brazil. Palace M, Keller M, Asner GP, Silva JNM, Passos C. 2007. Necromass in undisturbed and logged forests in the Brazilian Amazon. Journal of Forest Ecology and Management 238:120-131. DOI:10.1016j.foreco.2006.10.026 Pinard MA, Putz FE. 1996. Retaining forest biomass by reducing logging damage. Biotropica 28: 278-295.