4. Serasah Hutan
4.1. Kadar Karbon Serasah
Analisis kadar karbon serasah kasar dan serasah halus dilakukan pada 24 contoh uji yang mewakili dari setiap kondisi hutan gambut. Data rata-rata kadar
karbon serasah berdasarkan tingkat dekomposisi disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21 Rata-rata kadar karbon serasah berdasarkan tingkat dekomposisi No Kondisi Hutan
Rata-rata Kadar Karbon Rata-rata
Serasah Kasar Serasah Halus
1 Hutan primer
30.63 32.04
31.34 2
Hutan bekas tebangan 33.33 33.58
33.45 3
Hutan sekunder 35.43
37.24 36.33
4 Hutan terdegradasi
36.10 33.47
34.79 Rata-rata C serasah
33.87 34.08
33.98 Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 21 dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata kadar karbon serasah pada setiap kondisi hutan berbeda-beda dari tingkat dekomposisinya. Berdasarkan data tersebut, serasah halus memiliki nilai
rata-rata karbon relatif sama dibandingkan dengan serasah kasar. Secara keseluruhan nilai rata-rata kadar karbon serasah dari setiap kondisi
hutan yaitu pada hutan sekunder memiliki nilai rata-rata kadar karbon tertinggi, sedangkan rata-rata kadar karbon terendah terdapat pada primary forest sehingga
nilai rata-rata serasah dari semua kondisi hutan gambut adalah 33,98. Nilai tersebut lebih rendah dari hasil penelitian
Hairiah et al 2001a dimana kadar
karbon yang terdapat pada serasah yaitu 40.
4.2. Biomassa dan Massa Karbon Serasah
Perhitungan biomassa serasah serasah kasar dan halus dihitung berdasarkan total berat basah dan nilai rata-rata persen kadar airnya. Biomassa
serasah kasar dan serasah halus memberikan sumbangan biomassa yang relatif kecil dibandingkan dengan pohon dan nekromassa. Nilai rata-rata biomasa serasah
kasar dan serasah halus dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Rata-rata massa serasah dari setiap kondisi hutan gambut No Kondisi Hutan
Rata-rata massa serasah tonha Total
tonha Serasah Kasar
Serasah Halus 1
Hutan primer 12.92
12.60 25.52
2 Hutan bekas tebangan
13.90 8.41
22.31 3
Hutan sekunder 8.05
3.84 11.89
4 Hutan terdegradasi
11.68 4.44
16.12 Total Rata-rata tonha
11.64 7.32
18.97 Secara umum jumlah biomassa serasah kasar dan serasah halus pada
keempat kondisi hutan gambut terdapat perbedaan yang cukup besar antara hutan primer, hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi. Hal ini
antara lain disebabkan oleh adanya kegiatan pemanenan hutan dan penutupan tajuk yang berbeda.
Besarnya nilai biomassa serasah kasar hutan pada hutan bekas tebangan disebabkan karena banyaknya limbah cabang, ranting, kulit pohon, dan daun yang
dihasilkan dari kegiatan penebangan yang berlangsung di lokasi hutan tersebut. Sedangkan produksi serasah halus terbesar pada hutan primer dimana proses
dekomposisi serasah yang lambat diakibatkan oleh kondisi hutan yang lembab dan basah tergenang air, sehingga keberadaan serasah akan lebih lama di permukaan
tanah. Berdasarkan nilai kadar karbon serasah kasar dan halus dapat dilakukan
perhitungan untuk menentukan potensi karbon yang terdapat pada serasah berdasarkan nilai biomassanya. Perbandingan hasil potensi karbon serasah
berdasarkan biomassanya dari setiap kondisi hutan dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Hasil potensi karbon serasah berdasarkan tingkat dekomposisi No Kondisi Hutan
Potensi Karbon tonCha Total tonCha
Serasah Kasar Serasah Halus
1 Hutan primer
3.96 4.04
8.00 2
Hutan bekas tebangan 4.63
2.82 7.45
3 Hutan sekunder
2.85 1.43
4.28 4
Hutan terdegradasi 4.22
1.49 5.71
Total Rata-rata tonCha 3.92
2.44 6.36
Perbedaan potensi karbon serasah pada setiap kondisi hutan dipengaruhi oleh tingkat produksi serasah yang berbeda-beda dari setiap kondisi hutan dan
sangat dipengaruhi oleh proses dekomposisi bahan organik. Selain itu, adanya variasi produksi serasah dipengaruhi pula oleh kerapatan tajuk dan persaingan
dalam mendapatkan cahaya. Peningkatan suhu tanah dapat merangsang kegiatan metabolisme dekomposer untuk mempercepat laju proses perombakan bahan
organik menjadi CO
2
seperti pada kondisi hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi. Sedangkan pada kondisi hutan primer, cahaya yang dapat
masuk ke lantai hutan lebih sedikit sehingga suhunya akan lebih dingin dan lembab bahkan sampai tergenang air yang dapat menyebabkan aktivitas
dekomposer di dalam proses perombakan serasah tersebut lebih lambat sehingga produksi serasah hutan primer terutama serasah halus akan lebih banyak, karena
keberadaanya di permukaan tanah relatif lebih lama.
4.3. Biomassa dan Massa Karbon Bahan Organik Mati
Biomassa total bahan organik mati yang terdiri atas biomassa pohon matinekromasa dan biomassa serasah serasah kasar dan halus dari setiap
kondisi hutan gambut dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Rata-rata massa bahan organik mati dari setiap kondisi hutan gambut No
Kondisi Hutan Massa tonha
Total tonha
Nekromasa Serasah
1 Hutan primer
42.38 25.52
67.90 2
Hutan bekas tebangan 82.05
22.31 104.36
3 Hutan sekunder
59.41 11.89
71.30 4
Hutan terdegradasi 68.92
16.12 85.04
Rata-rata tonha 63.19
18.97 82.16
Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat bahwa sebagian besar biomassa bahan organik mati tertinggi pada setiap kondisi hutan terdapat pada nekromasa. Nilai
total biomassa bahan organik mati tertinggi terdapat pada hutan bekas tebangan sebesar 104,36 tonha dan total biomassa bahan organik mati terendah terdapat
pada hutan primer sebesar 67,90 tonha. Perbedaan total biomassa dari setiap kondisi hutan dapat dilihat dari total biomassa yang terdapat pada nekromasa dan