Perumusan Masalah Adopsi Teknologi Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Yang Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal dan Pengembangannya di Kabupaten Aceh Jaya

Selanjutnya dalam kajian ini, untuk mengetahui sejauh mana status pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Aceh Jaya dengan mendasarkan pada pertimbangan berbagai aspek. Diketahuinya status perikanan tangkap bertujuan untuk menentukan langkah-langkah penyusunan konsep pengembangan adopsi teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Penilaian kelestarian sumberdaya ikan umumnya didasarkan pada parameter dimensi biologi dan ekonomi sebagai indikator. Dengan perubahan paradigma pembangunan menuju ke arah paradigma pembangunan berkelanjutan, maka penilaian kelestarian sumberdaya ikan mencakup lebih banyak aspek yang menjadi fokus kajian. Interaksi aspek-aspek tersebut menjadi indikator bagi keberlanjutan usaha perikanan tangkap. Beberapa aspek tersebut antara lain adalah aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan kelembagaan. Kelima aspek ini dipandang cukup merepresentasikan dan dapat mengindikasikan status usaha perikanan tangkap yang dilakukan di suatu wilayahunit analisis. Penilaian dimensi ini diturunkan lagi dalam berbagai atribut yang mencirikan dimensi tersebut dengan mengacu pada Alder et al. 2000. Selanjutnya adopsi teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan oleh nelayan sangat tergantung pada kondisi nelayan itu sendiri karakter internal, kondisi lingkungannya aspek eksternal serta karakteristik teknologinya. Unsur-unsur tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi adopsi suatu teknologi. Dalam memutuskan menerima atau menolak suatu teknologi, nelayan terlebih dahulu mengetahui, mengevaluasinya, mencoba dan menerapkan atau mengadopsinya. Hal ini merupakan proses mental dalam perubahan perilaku nelayan pada ranah pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Karakteristik tersebut diatas, faktor karakteristik inovasi teknologi juga sangat menentukan untuk diterapkan oleh nelayan baik sifat maupun bentuknya. Sifat dan bentuk teknologi yang dipertimbangkan itu mencakup beberapa aspek, yaitu; tingkat keunggulan relatif, kesesuaian compability, tingkat kerumitan complexity, tingkat kemudian untuk diujicoba triability, dan tingkat ketampakan atau kemudahan dilihat hasilnya observability. Kerangka pemikiran lebih lengkap disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2 Kerangka pemikiran

1.6 Kebaruan Penelitian Novelty

Penelitian tentang Panglima Laôt telah banyak dilakukan, baik berupa penelitian Skripsi, Tesis, maupun buku-buku. Seperti; Fairus 1998 tentang Pengaruh hukum Adat Laut terhadap sistem perikanan tangkap di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Ardiansyah 2007 tentang Resilience in the tsunami-affected area; A case study on sosial capital and rebuilding fisheries in Aceh-Indonesia, Jufri 2008 tentang Revitalisasi peran kelembagaan Panglima Laôt dalam pengembangan masyarakat nelayan, Utomo 2010 tentang The role of tradisional knowledge in fisheries management; A study case of Panglima Laôt Sea Commander in the Aceh Province of Indonesia, Sulaiman 2010 tentang Model alternatif pengelolaan perikanan berbasis hukum Adat Laôt di Kabupaten Aceh Jaya menuju keberlanjutan lingkungan yang berorientasi kesejahteraan masyarakat, dan Nanda 2011 tentang Analisis kelembagaan Panglima Laôt Lhôk