Dimensi sosial Hasil Penelitian

Analisis ordinasi pada dimensi teknologi dengan jumlah iterasi sebanyak 3 kali, menghasilkan nilai kuadrat korelasi R 2 sebesar 93,55 dan nilai stress S sebesar 12,79 Lampiran 12. Dengan demikian, analisis dimensi teknologi dalam penelitian ini menunjukkan kondisi goodnes of fit, mengingat nilai stress yang diperoleh adalah lebih kecil dari 25. Sementara hasil analisis Monte-Carlo dan Leverage Gambar 18 dilakukan untuk menentukan aspek ketidak pastian dan anomali dari atribut yang dianalisis. Gambar 18 Hasil analisis Monte-Carlo pada dimensi teknologi Hasil analisis Leverage terhadap seluruh atribut yang digunakan dalam dimensi teknologi, menunjukkan nilai tertinggi sebesar 6,18 untuk atribut menggunakan alat komunikasi dalam operasi penangkapan ikan dan nilai terendah sebesar 1,31 untuk atribut ukuran kapal. Hasil analisis Leverage untuk seluruh atribut dalam dimensi teknologi disajikan pada Gambar 19. Gambar 19 Hasil analisis Leverage dari atribut pada dimensi teknologi -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th e r D ist in g ish in g F e a tu re s Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot 1.315 2.041 2.563 3.141 6.179 4.505 4.583 4.677 4.216 5.309 2.967 2.760 2.427 1 2 3 4 5 6 7 Ukuran Kapal Lama trip Penggunaan alat bantu penangkapan FADs Menggunakan Kompas Menggunakan alat komunikasi Menggunakan alat pendeteksi ikan Menggunakan line houler Menggunakan kapstan Menggunakan Powerblok Tempat Pendaratan Ikan Penanganan diatas Kapalperahu Pengolahan Pra jual Menggunakan alat tangkap destruktif Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 A tt ribut e Leverage of Attributes

4.3.5 Dimensi kelembagaan

Analisis keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya pada dimensi kelembagaan, didasarkan pada 17 atribut. Adapun ke-17atribut dimaksud adalah; ketersediaan aturan; lembaga pelaksana aturan lokal; penegakan aturan; keadilan dalam hukum; ketersediaan personil penegakan hukum di lokasi atau lembaga pengawas lokal; demokrasi dalam menentuan kebijakan; illegal fishing; peranan kelembagaan lokal yang mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan; ketersediaan peratuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan; ketersediaan dan peran tokoh masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan; manfaat aturan lokal bagi nelayan; pelibatan nelayan dalam perumusan suatu kebijakan kelembagaan; dan kelompok nelayan. Selanjutnya, hasil analisis ordinasi dengan menggunakan skor masing-masing atributindikator pada dimensi kelembagaan terhadap kegiatan perikanan di lokasi penelitian, dapat dilihat pada Lampiran 16. Apabila nilai dimensi kelembagaan pada Lampiran 16 tersebut diplotkan dalam gambar ordinasi, maka nampak seperti Gambar 20. Gambar 20 Ordinasi dimensi kelembagaan Analisis ordinasi dalam dimensi kelembagaan dengan jumlah iterasi sebanyak 3 kali, menghasilkan nilai kuadrat korelasi R 2 sebesar 97,26 dan nilai stress S sebesar 11,80 Lampiran 15. Dengan demikian, analisis dimensi kelembagaan dalam penelitian ini menunjukkan kondisi goodnes of fit, mengingat nilai stress yang diperoleh adalah lebih kecil dari 25. Sementara hasil analisis Monte-Carlo dan Leverage Gambar 21 dilakukan untuk menentukan aspek ketidakpastian dan anomali dari atribut yang dianalisis. GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th e r D is ti n g is h in g F e a tu re s Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination Real Fisheries References Anchors Gambar 21 Hasil analsis Monte-Carlo untuk dimensi kelembagaan Hasil analisis Leverage Gambar 22 terhadap seluruh atribut yang dipergunakan pada dimensi kelembagaan, menunjukkan nilai tertinggi sebesar 3,94 penegakan hukumsanksi bagi yang melanggar dan nilai terendah sebesar 0,35 untuk atribut kelompok nelayan. Gambar 22 Hasil analisis Leverage dari atribut pada dimensi kelembagaan

4.3.6 Tingkat keberlanjutan Perikanan Tangkap berbasis kearifan lokal.

Hasil Analisis keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan dimensi yang dipergunakan, maka keberlanjutan kegiatan perikanan ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram layang. Diagram layang ini pada hakekatnya menunjukkan posisi keberlanjutan masing-masing perikanan, apabila dilihat melalui dimensi yang dipergunakan dalam analisis. Selanjutnya, melalui Gambar 23a sampai Gambar 23f dapat dilihat diagram layang yang mencerminkan kinerja keberlanjutan kegiatan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya dengan alat tangkap Gillnet di lokasi penelitian. -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th e r D ist in g ish in g F e a tu re s Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot 0.35 0.39 0.84 1.19 0.48 0.49 1.13 0.48 3.94 0.52 0.53 0.53 0.52 0.50 0.85 1.06 0.41 1 2 3 4 5 Lembaga Panglima Laot dan infrastrukturnya Keanggotaan Panglima Laot Ketersediaan Biaya operasional Mekanisme pemilihan pimpinan Pengakuan hukum posistif terhadap Panglima… Ketersediaan peraturan lokal Ketersedian dan peran tokoh masyarakat lokal Ketersediaan personil penegakan hukum lokal Penegakan hukumSanksi bagi yg melanggar Illegal fishing Keadilan dalan hukum Kepatuhan nelayan terhadap peraturanhukum… Manfaat aturan lokal bagi nelayan Peranan kelembagaan lokal Pelibatan nelayan dalam perumusan kebijakan… Demokrasi dalam penentuan kebijakan Kelompok nelayan Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 A tt ri b u te Leverage of Attributes