Status keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di

nelayan dalam berhubungan dengan sesama nelayan, dapat menghemat BBM dan terhindar dari nelayan yang terdampar ke negara lain. Pada dimensi kelembagaan yang sangat berpengaruh adalah atribut penegakan hukumsanksi bagi yang melanggar 3,94. Ini menandakan bahwa nilai-nilai kearifan lokal belum dilaksanakan secara sempurna karena dalam nilai-nilai kearifan lokal tercantum setiap pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan dalam operasi penangkapan akan diberikan sanksi, tapi dari hasil penelitian ini, nelayan yang melanggar dalam operasi penangkapan tidak diberikan sanksi tegas berupa mengambilan hasil tangkapan dan dilarang tidak melaut untuk jangka waktu tertentu. Dengan mempertimbangkan bahwa secara multi-dimensional perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya, atribut yang memiliki status kurang berkelanjutan, maka kebijakan pengembangan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal yang harus dijalankan adalah kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan, yaitu lemahnya perhatianpengawasan lembaga Pangima Laôt dalam pengelolaan, sehingga mengakibatkan ketidakberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal sebagaimana terungkap lewat analisis Rapfish dan AHP. Kebijakan dimaksud dikelompokkan dan diprioritaskan sebagai berikut: 1 Peningkatan pengawasan oleh lembaga Panglima Laôt dalam kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan oleh nelayan, khususnya kegiatan perikanan gillnet dan trammel net ekologi 2 Perbaikan sistem ketergantungan kepada pemerintah dan perbaikan pemasaran produksi perikanan tangkap ekonomi. 3 Peningkatan frekuensi penyuluhan dan pelatihan bagi nelayan sosial. 4 Pengembangan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan teknologi. 5 Pengembangan kapasitas hukum adat laôt dan kelembagaan Panglima Laôt dalam usaha perikanan tangkap hukum dan kelembagaan. Kebijakan pengembangan kapasitas hukum adat laôt dan kelembagaan Panglima Laôt dalam usaha perikanan tangkap diharapkan dapat meningkatkan perubahan perilaku nelayan dalam usaha penangkapan ikan dan mengatasi kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan luar Aceh. 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1 Panglima Laôt merupakan kelembagaan masyarakat adat yang tertua di Indonesia, bergerak dalan bidang perikanan. Lembaga ini sudah mendapatkan pengakuan hukum positif, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah Aceh. Nilai –nilai yang terkandung dalam hukum adat Laôt kearifan lokal sangat didukung, dan dijalankan oleh setiap nelayan yang ada di Aceh. 2 Keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan menunjukkan hampir semua dimensi keberlanjutan yang dianalisis dengan metode RAPFISH berada pada indeks keberlajutan baik dan sangat baik, kecuali dimensi teknologi yang berada pada indeks keberlanjutan burukkurang. 3 Proses adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya dipengaruhi oleh keberadaan teknologi yang digunakan oleh nelayan lain. 4 5 Nelayan Kabupaten Aceh Jaya sadar adanya teknologi moderen dalam pemanfaatan sumberdaya ikan yang lebih mudah, efisien dan menguntungkan. Karakteristik internal umur nelayan, pengalaman nelayan, pendapatan nelayan, persepsi nelayan terhadap teknologi dan karakteristik eksternal dukungan penyuluh perikanan, dukungan kelompok nelayan dan dukungan kelembagan nelayan memiliki peran yang cukup besar dalam meningkatkan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya. 6 Prioritas utama strategi kebijakan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal adalah peningkatan kapasitas kelembagaan Panglima Laôt sebagai pemangku adat Laôt kearifan lokal, peningkatan pengawasan di laut dan penegakan hukum, peningkatan sumberdaya manusia yang terampil, dan pengembangan kapal perikanan dan alat penangkap ikan yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan serta sanggup beroperasi di ZEEI.

8.2 Saran

Beberapa saran dalam rangka pengembangan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya adalah: 1 Untuk mengembangkan peran kelembagaan Panglima Laôt perlu disusun program aksi dalam bentuk: Pertama pogram revitalisasi peran Panglima Laôt yg menyeluruh, yaitu; menguatkan peran kelembagaan Panglima Laôt dalam hal manajemen institusi, dan kapasitas SDM. Kedua, peningkatan SDM Panglima Laôt yaitu, peningkatan penyuluhan dan pelatihan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, penanganan ikan, baik di atas kapal maupun penanganan ikan di pelabuhan, pelatihan pengolahan ikan. 2 Setiap kebijakan pembangunan perikanan tangkap hendaknya selalu melibatkan partisipasi seluruh stakeholder khususnya masyarakat nelayan, baik dalam perumusan maupun implementasinya. Dengan demikian, masyarakat atau nelayan merasa ikut bertanggung jawab atas keberhasilan implementasi kebijakan tersebut.