Analisis AHP Analytical Hierarchy Prosess

Lanjutan Tabel 26 Stakeholder Kepentingan Pedagangpenjual ikan 1 Membeli ikan dengan harga rendah 2 Menjual kembali dengan harga tinggi 3 Pendapatan meningkat Lembaga Panglima Laôt 1 Sumberdaya ikan tersedia sepanjang tahun 2 Kelestarian sumberdaya ikan terjadi 3 Kelestarian lingkungan terjaga 4 Tidak terjadi konflik sosial 5 Nilai-nilai kearifan lokal terjaga kelangsungannya Konsumen akhir 1 Dapat membeli ikan dengan harga murah dan kualitas ikan baik 2 Dapat membeli jenis ikan yang diinginkan dengan kualitas baik

6.3.2 Faktor strategi internal dan eksternal

Analisis SWOT yang dilakukan mengacu pada fokus perkembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal. Hasil yang diperoleh berdasarkan wawancara, kuesioner dan pengamatan di lapangan dianalisis menjadi faktor internal dan eksternal pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal. Analisis internal perlu diketahui untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dalam pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya serta mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi Tabel 27. Faktor internal kekuatan dan kelemahan jumlahnya cukup banyak. Faktor-faktor tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1 Strengths kekuatan 1 Mempunyai kelembagaan Panglima Laôt yang terpercaya dalam pengelolaan perikanan tangkap S1 2 Tersedianya aturan-aturan kearifan lokal yang sifatnya mengikat setiap masyarakat nelayan dan selalu dipatuhi oleh setiap masyarakat nelayan, apabila terjadi pelanggaran terhadap aturan-aturan kearifan lokal akan terkena sanksi S2 3 Usaha penangkapan ikan secara umum masih sangat menguntungkan S3 4 Tingkat penerapan teknologi penangkapan ikan yang digunakan sudah mengalami peningkatan S4 5 Pengalaman nelayan yang terlibat didalam kegiatan perikanan tangkap cukup tinggi, yaitu rata-rata diatas 10 tahun S5 2 Weaknesses kelemahan 1 Kurangnya penyuluhan dan pelatihan penangkapan dan lain-lain untuk nelayan W1 2 Masih minimnya nelayan menggunakan perangkat teknologi modern W2 3 Tidak adanya patroli terhadap nelayan oleh Panglima Laôt W3 4 Penggunaan alat komunikasi yang jangkauannya masih sangat terbatas W4 Tabel 28 menyajikan matriks Internal strategic Factors Analysis Summary IFAS. Berdasarkan matriks IFAS diketahui bahwa pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis lokal memiliki skor IFAS 2,86. Artinya posisi internalnya berada pada taraf rata-rata. Kondisi perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Jaya memiliki lebih banyak kelemahan yang harus diatasi agar dapat meraih peluang dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal. Tabel 27 Matriks IFAS pengembangan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal Faktor Internal Bobo t Rating Skor Kekuatan Mempunyai kelembagaan Panglima laôt Tersedianya nilai-nilai kearifan lokal Usaha penangkapan ikan masih sangat menguntungkan Tingkat adopsi teknologi penangkapan ikan sudah mengalami peningkatan Pengalaman nelayan 0,15 0,13 0,09 0,08 0,10 4 4 3 3 4 0,60 0,52 0,27 0,24 0,40 Sub total 2,03 Kelemahan Kurangnya penyuluhanpelatihan untuk nelayan Minimnya nelayan menggunakan teknologi modern Tidak ada patroli terhadap nelayan oleh Panglima Laôt Alat komunikasi jangkauannya masih terbatas 0,15 0,12 0,11 0,07 2 2 2 1 0,30 0,24 0,22 0,07 Sub total 0,83 Total 1,00 2,86 Analisis eksternal diperlukan untuk melihat peluang apa yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal serta persiapan menghadapi atau meminimalisir ancaman yang akan terjadi Tabel 28. Faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman dijabarkan sebagai berikut: 3 Opportunities peluang 1 Potensi pasar cukup besar O1 2 Populasi penduduk di Kabupaten Aceh Jaya meningkat O2 3 Kesadaran makan ikan dan kebutuhan ikan laut untuk masyarakat meningkat O3 4 Adanya keinginan masyarakat yang tinggi untuk maju dalam usaha perikanan O4 4 Threats ancaman 1 Harga BBM tinggi. Kenaikan harga BBM memnyebabkan ada nelayan yang tidak dapat melaut T1 2 Semakin jauhnya daerah penangkapan ikan T2 3 Masuknya kapal-kapal asing ke perairan Aceh Jaya T3 4 Nelayan belum terampil dalam mengoperasikan perangkat teknologi moderen T4 Tabel 28 Matriks EFAS pengembangan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang Potensi pasar cukup besar Populasi penduduk meningkat Kesadaran makan ikan masyarakat meningkat Keinginan masyarakat yang tinggi untuk maju 0,26 0,15 0,06 0,04 4 4 3 3 1,04 0,60 0,18 0,12 Sub toatal 1,94 Ancaman Harga BBM tinggi Semakin jauhnya daerahnya daerah penangkapan ikan Masuknya kapal-kapal asing Nelayan belum terampil dalam mengoperasikan perangkat teknologi modern 0,27 0,13 0,06 0,03 2 1 2 1 0,54 0,13 0,12 0,03 Sub total 0,82 Total 1,00 2,76 Pemberian bobot dan rating dilakukan untuk memperoleh matriks EFAS Tabel 28. Nilai total perkalian bobot dan rating adalah 2,76. Artinya kondisi ekternal adopsi pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya berada pada taraf rata-rata. Ancaman adopsi pengembangan teknologi di Kabupaten Aceh Jaya memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan peluang yang dapat diraih. Hal yang perlu dilakukan adalah menguatkan internal oleh instansi yang terkait untuk mempersiapkan mengatasi ancaman yang ada. Berdasarkan Tabel 27 dan Tabel 28, posisi atau kondisi perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya saat ini terdapat pada kuadran I mendukung strategi agresif dengan total skor faktor strategi internal 2,86 dan total skor faktor eksternal 2,76. Posisi pada kuadran I Gambar 33 ini mengandung pengertian bahwa pengembangan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya masih masih sangat diperlukan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Gambar 33 Diagram cartesius SWOT Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS dibentuk perumusan strategi adopsi pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal. Perumusan strategi ini dibentuk dengan kombinasi antara kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang serta kelemahan dengan ancaman. Selanjutnya, dengan memanfaatkan faktor- faktor strategis pada Tabel 27 dan Tabel 28, disusunlah peta interaksi SWOT seperti dapat dilihat dalam Gambar 34. Matriks ini menggambarkan alternatif konsep strategi yang dapat dijalankan, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Berdasarkan matrik tersebut dapat disusun prioritas konsep pengembangan adopsi teknologi untuk pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya secara berkelanjutan. Prioritas konsep pengembangan kebijakan ditentukan oleh skor yang dimiliki masing- masing strategi dalam matrik tersebut. IFAS EFAS Kekuatan S - Mempunyai kelembagaan Panglima laôt - Tersedianya nilai-nilai kearifan lokal - Usaha penangkapan ikan masih sangat menguntungkan - Tingkat adopsi teknologi penangkapan ikan sudah mengalami peningkatan - Pengalaman nelayan Weaknesses W - Kurangnya penyuluhanpelatihan untuk nelayan - Minimnya nelayan menggunakan teknologi modern - Tidak ada patroli terhadap nelayan oleh Panglima Laôt - Alat komunikasi jangkauannya masih terbatas Opportunies O - Potensi pasar cukup besar - Populasi penduduk meningkat - Kesadaran makan ikan masyarakat meningkat - Keinginan masyarakat yang tinggi untuk maju Strategi SO - Peningkatan koordinasi antara institusi terkait dengan melibatkan masyarakat nelayan setempat. - Adopsi teknologi dalam pemanfaatan suberdaya ikan disesuaikan dengan nilai- nilai kearifan lokal yang ada Strategi WO - Pemberdayaan SDM di bidang perikanan melalui penyuluhan teknis dan manajemen untuk pemanfaatan potensi SDI - Peningkatan program keterampilan penanganan dan pengolahan hasil perikanan Treaths T - Harga BBM tinggi - Semakin jauhnya daerahnya daerah penangkapan ikan - Masuknya kapal-kapal asing - Nelayan belum terampil dalam mengoperasikan perangkat teknologi modern Strategi ST - Peningkatan kapasitas kelembagaan Panglima Laôt sebagai pemangku adat laôt kearifan lokal - Peningkatan pengawasan di laut - Peningkatan sumberdaya manusia yang terampil - Pengembangan kapal perikanan dan alat penangkap ikan yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan - Penegakan hukum Strategi WT - Penyuluhan kepada nelayan terhadap pentingnya teknologi dalam pemanfaatan SDI tanpa mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal - Menajemen terpadu untuk mempertahankan dan peningkatan fungsi ekosistem perairan terutama dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang berkelanjutan - Kerjasama berbagai pihak dalam upaya penanggulangan IUU Fishing Gambar 34 Peta interaksi SWOT konsep pengembangan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Aceh Jaya. Dari peta interaksi SWOT diatas dapat disusun matrik skor strategi SWOT, seperti dapat dilihat melalui Gambar 34. Skor yang diperoleh dari masing-masing