Aturan hukum adat laôt

penangkapan ikan, maka orang yang berwenang untuk menyelesaikan masalah adalah Panglima Laôt di wilayah terjadi sengketa tersebut

3.3.3.1 Memelihara dan mengawasi ketentuan-ketentuan hukum adat dan istiadat.

Hukum adat laôt kearifan lokal yang dibahas dalam kajian ini merupakan bahagian dari hukum adat Aceh. Sebagai bahagian dari Hukum Adat Aceh, maka hukum adat laôt kearifan lokal tidak terlepas pengaruhnya dari ajaran Islam, hal ini ditandai dengan pantangan menangkap ikan pada hari Jumat sebagai menghormati Shalat Jumat, dan upacara khanduri laôt, peresmian perahuboat, dan sebagainya yang senantiasa dilakukan dengan membaca doa menurut Agama Islam. Keadaan ini tercermin dalam ungkapan hukôm ngon adat lagee zat ngon sifeut” yang artinya hukum Islam dengan hukum adat seperti zat dengan sifat. Dalam menjalankan peran Panglima Laôt untuk memelihara dan mengawasi hukum adat laôt di Kabupaten Aceh Jaya tidak menjadi suatu pekerjaan yang berat, karena hukum adat dan istiadat merupakan hukum yang harus ditaati the living law oleh masyarakat khususnya masyarakat nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan di laut. Para nelayan di Kabupaten Aceh Jaya pada umumnya mentaati ketentuan- ketentuan adathukum adat sebagai suatu kewajiban. Demikian pula halnya dalam menjalankan peran Panglimat Laôt untuk mengambil keputusan jarang dijumpai para pihak yang dijatuhi sanksi adat menolak untuk menjalankan keputusan tersebut. Kondisi seperti ini disebabkan masyarakat Aceh pada umumnya menghormati dan mentaati hukum adat. Menghormati hukum adat berarti: 1 Demi kepentingan diri sendiri 2 Sudah terbiasa dari kecil. 3 Pergaulan hidup dalam masyarakat yang senantiasa diingatkan pada adat. 4 Dalam kehidupan keluarga nelayan yang terbiasa diajarkan oleh orang tua mereka

3.3.3.2 Peranan dalam mengkoordinir setiap usaha penangkapan ikan di laut

Dalam usaha penangkapan ikan dilaut oleh nelayan tradisional, nelayan pancing dan nelayan jaring di Kabupaten Aceh Jaya selalu ada koordinasi dengan Panglima Laôt, tetapi bukan semua nelayan di Kabupaten Aceh Jaya diwajibkan berkoordinasi dengan Panglima Laôt dalam melaksanakan operasi penangkapan ikan, hanya kesadaran nelayan sendiri untuk menyampaikan informasinya pada Panglima Laôt. Mengkoordinasi setiap usaha penangkapan ikan di laut oleh Panglima Laôt bukan berarti Panglima Laôt harus melaut setiap hari. Bila ada hal yang terjadi dalam usaha penangkapan ikan di laut seperti ada nelayan menggunakan alat tangkap trawl pukat harimau maka nelayan tersebut akan melaporkan kepada Panglima Laôt. Laporan nelayan tersebut akan ditindak lanjut oleh Panglima Laôt kepihak keamanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk diambil tindakansanksi adat dan hukum Negara. 3.3.3.3 Peranan dalam menyelesaikan perselisihansengketaan yang terjadi di antara nelayan atau kelompoknya. Peranan Panglima Laôt dalam menyelesai perselisihan antar nelayan atau kelompok nelayan, baik itu perselisihan dalam kepemilikan rumpon, sengketa dalam penangkapan ikan di laut dan lain-lainya. Untuk mengambil tindakan menyelesaian perkara perselisihansengketa tersebut, Panglima Laôt berpedoman sesuai dengan hukôm adat laôt, sehingga keseimbangan yang telah terganggu tadi dapat baik kembali. Sengketa yang sering terjadi di nelayan Aceh yaitu sengketa dalam usaha penangkapan ikan dilaut, terutama dalam merebut gerombolan ikan fishing ground di laut. Untuk menyelesaikan perkara perselisihan dalam hukôm adat laôt. Lembaga Panglima Laôt akan menetapkan hari sidang pada hari Jum’at. Hari sidang tersebut dinamakan persidangan hukôm adat laôt. Dalam pengambilan keputusan lembaga Panglima Laôt memanggil kedua belah pihak yang bersengketa untuk hadir dengan menyertai saksi-saksi. Saksi ini yang akan memberikan keterangan dalam persidangan tersebut. Sebelum memberikan keterangan para saksi jika dirasa perlu mengangkat sumpah terlebih dahulu menurut ajaran Agama Islam. Dari hasil wawancara dengan nelayan di beberapa kecamatan dalam Kabupaten Aceh Jaya masalah Sengketa perebutan gerombolan ikan tidak pernah terjadi, karena masing-masing nelayan sudah mengetahui adat dan hukum dalam hal penuntuan hak dan pembagian hasilnya. Terhadap putusan Panglima Laôt, jika menurut salah satu pihak belum memenuhi rasa keadilan, maka oleh pihak yang bersangkutan dapat menyerahkan keputusan itu kepada Pengadilan Negeri. Umumnya keputusan Panglima Laôt diterima oleh kedua belah pihak yang bersengketa sebagai suatu keputusan yang final dan ditaati oleh kedua belah pihak. Tidak dijumpai kasus yang telah diputuskan oleh Panglima Laôt muncul ke Pengadilan.

3.3.3.4 Peranan dalam memutuskan dan menyelenggarakan upacara adat laôt.

Khanduri Laôt termasuk upacara pokok bagi masyarakat nelayan. Menurut Panglima Laôt “upacara khanduri laôt sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat nelayan di Kabupaten Aceh Jaya untuk memperingatinya, hanya dulu dan sekarang telah mengalami pergeseran waktu dan tatanan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan upacara khanduri laôt dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Pada hari khanduri laôt ini dilaksanakan, nelayan dilarang melaut. Biaya untuk pelaksanaan upacara khanduri laôt diperoleh dari sumbangan nelayan dan dibantu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Jaya. Peran Panglima Laôt, sebagai koordinator dalam pelaksanaan upacara khanduri laôt yang dibantu oleh tokoh-tokoh pemuka tuha pheut dan seluruh masyarakat nelayan di Kabupaten Aceh Jaya. Penulis mengikuti dan terlibat langsung pada acara khanduri laôt tahun 2012, diadakan di ibukota Kabupaten Aceh Jaya yang diikuti oleh seluruh Panglima Laôt Lhôk dalam Kabupaten Aceh Jaya, Bupati Aceh Jaya, Ketua DPRK Aceh Jaya, Kapolres Aceh Jaya, dari unsur Muspika Krueng Sabee dan berbagai unsur PNS lainnya, Khanduri laôt pada tahun 2012 ini juga dihadiri oleh unsur Panglima Laôt Aceh seperti terlihat dalam Gambar 3 dan 4 berikut ini Gambar 3 Panglima Laôt Aceh dan staf di acara khanduri Laôt Kabupaten Aceh Jaya 2012 Gambar 4 Bupati diwakili Asisten II, Kapolres, Wakil Ketua DPRK Aceh Jaya pada peringatan khaduri Laôt tahun 2012

3.3.3.5 Peranan dalam menjagamengawasi pohon-pohon di tepi pantai.

Peran Panglima Laôt menjagamengawasi pohon-pohon ditepi laut diantaranya mengawasi hutan mangrove jangan ditebang oleh masyarakat. Hutan mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tumbuhan di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove Subing 1995. Penebangan hutan baik hutan darat maupun hutan mangrove secara berlebihan tidak hanya mengakibatkan berkurangnnya daerah resapan air, abrasi, dan bencana alam seperti erosi dan banjir tetapi juga mengakibatkan hilangnya pusat sirkulasi dan pembentukan gas karbon dioksida CO 2 dan oksigen O 2 yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya Subing 1995. Fungsi dan peran ekosistem hutan mangrove sangat penting sebagai tempat untuk memijah, mengasuh anak, berlindung serta mencari makan bagi berbagai jenis ikan. Oleh karena itu, kelestariannya harus dijaga. Penurunan kualitas dan kuantitas ekosistem hutan mangrove akan mengancam kelestarian habitat tersebut