Traktat dibedakan dari kontrak antara suatu negara dan  seorang warga negara asing atau badan hukum asing. Dalam  perkembangan lebih lanjut, istilah traktat juga
dimaksudkan untuk persetujuan dalam masalah internasional yang dibuat antara negara lembaga-lembaga internasional, apakah itu inter se-  diantara mereka sendiri atau
dengan negara-negara atau mungkin dengan individu- individu.
Dalam praktik yang dilaksanakan tiap-tiap negara tidak ada standardisasi mengenai bentuk traktat. Namun secara umum, bentuk traktat  dapat berupa : 1 bentuk yang
digunakan oleh kepala-kepala negara, 2  bentuk antar pemerintah, 3 bentuk antar negara, 4 traktat yang dirundingkan dan ditandatangani para menteri, 5 traktat sebagai
persetujuan antar departemen, dan 6 traktat yang diadakan oleh tokoh-tokoh politik.
Pada dasarnya para peserta traktat tidak melihat bentuk traktat  sebagai  dasar keterikatan mereka. Tetapi keterikatan para peserta traktat  lebih didasarkan kepada isi
atau substansi traktat yang mereka sepakati. Ada beberapa istilah untuk menyebut traktat atau perjanjian  internasional.
Perbedaan istilah traktat ada yang menunjukkan adanya  perbedaan prosedur dan perbedaan derajat formalitasnya. Istilah-  istilah yang umum digunakan untuk menyebut
traktat atau perjanjian internasional ialah : 1 kenvensi, 2 protokol, 3 persetujuan agreement,  4  arrangement, 5 proses verbal, 6 statuta, 7 dekalarasi, 8 modus
vivendi, 9 pertukaran nota, 10 ketentuan  penutup final act, dan ketentuan umum general act.
Dalam menciptakan kewajiban terhdap traktat ditempuh  beberapa tahap
pembuatan traktat. Tahap-tahap pembuatan traktat tersebut adalah: 1 penunjukan orang orang-orang yang akan mengadakan perundingan atas nama negaranya, 2 perundingan
dan penerimaan, 3  pengesahan, penandatanganan, dan pertukaran dokumen, 4 keikutsertaan  menjadi anggota dari negara-negara yang tidak menandatangani traktat,
6  perlakuan, 7 pendaftaran dan publikasi, dan 8 penerapan  dan pelaksanaan. Tahap-tahap  pembuatan traktat tersebut secara ringkas terdiri atas 1 perundingan, 2
penandatanganan, dan 3 ratifikasi.
Traktat biasanya tersusun atas bagian-bagian penting dengan  struktur sebagai berikut: 1 mukadimah, 2 kalusul substantif, 3 klausul resmiprotokoler, 4 penegasan
resmi atau pengakuan tanda tangan, tanggal,  dan tempat penandatanganan, dan 5 tanda tangan para wakil.
Masa berlakunya traktat dapat berakhir karena dua alasan umum,  yaitu: 1 berakhirnya traktat karena hukum dan 2 berakhirnya traktat karena tindakan para pihak.
3. Perwakilan Negara
Perwakilan negara dibedakan antara perwakilan diplomatik dan  perwakilan konsuler. Perwakilan diplomatik meliputi seluruh kegiaan politik luar negeri suatu negara
dalam hubungannya dengan negara lain dalam  masyarakat  internasional.  Sedangkan perwakilan konsuler biasanya hanya bergerak sebagai  perwakilan negara yang
mengurusi bidang-bidang yang bersifat komersial.
Setiap negara yang berdaulat memiliki hak penuh untuk  mengirim perwakilan negaanya ke negara lain dan berkewajiban  menerima perwakilan dari negara lain the
right og legation.  Perwakilan negara tersebut dapa dibuka dengan syarat: 1 ada kesempatan antara kedua pihak yang sepakat untuk membuka  perwakilan negaranya
mutual consent dan 2 kesepakatan tersebut didasarkan kepada prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku.
4. Perwakilan Diplomatik
Perwakilan diplomatik memiliki pengertian sebagai perwakilan negara yang bersifat umum seperti telah disebutkan di atas. Dalam sejarah perkembangannya, perwakilan
diplomatik dibedakan dalam  beberapa klasifikasi berdasarkan pengutamaan kedudukan kepala  perwakilan diplomatik dalam tugasnya. Dalam Konvensi Wina tanggal  18 April
1961 tentang Hubungan-hubungan diplomatik dinyatakan, bahwa kepala-kepala misi
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
421
diplomatik dibedakan dalam tiga klasifikasi, yaitu : 1  Ambassador Duta Besar atau Nuncius; 2 Envoys Duta, Menteri Minister,  dan Internuncius; dan 3 Kuasa Usaha
Chargers d’Affaires. Seorang yang dicalonkan menjadi kepala misi diplomatik  didahului dengan
permohonan resmi dari negara pengirim kepada negera penerima untuk meminta persetujuan calon yang diajukan tersebut. Apabila  Negara penerima menolak untuk
memberikan persetujuan terhadap  calon yang diajukan oleh negara pengirim, maka negara penerima tidak diwajibkan mengemukakan alasan penolakannya pasal 4
Konvensi  Wina 1961. Sebaliknya apabila negara penerima menyatakan persetujuan, maka calon kepala misi diplomatik tersebut dilengkapi dengan surat kepercayaan Letter
of Credence yang ditandatangani oleh kepala negara  pengirim. Surat kepercayaan tersebut harus diserahkan sendiri kepada negara  kepala negara penerima. Dengan
penyerahan surat kepercayaan itu, yang  biasanya disertai dengan pidato singkat, maka kepala misi diplomatik yang setingkat  duta besar atau duta. Berbeda dengan
pengangkatan duta besar  dan duta tersebut, untuk pengangkatan kuasa usaha surat kepercayaannya dibuat oleh menteri luar negeri.
Tugas dan fungsi perwakilan diplomatik secara garis besar terdiri atas: 1 representasi,  2 proteksi, 3 negosiasi, 4 pelaporan, dan 5  peningkatan hubungan
persahabatan antar negara. Dalam menjalankan tugas  dan fungsinya tersebut, pejabat diplomatik dilengkapi dengan kekebalan dan keistimewaan tertentu. Kekebalan dan
keistimewaan pejabat  diplomatik tersebut didasarkan atas beberapa pendekatan: 1 esterritoriality, 2 representative character theory, dan 3  fungsional necessity theory.
Misi diplomatik tersebut  dapat berakhir dengan beberapa alasan antara lain melalui pemanggilan kembali recall.
5. Perwakilan Konsuler