2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Masa berlakunya 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.
3. Undang-undang Dasar Sementara 1950. Masa berlakunya 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959.
4. Undang-undang Dasar 1945 Periode kedua. Masa berlakunya 5 Juli 1959 sampai dengan tahun 1998.
5. Undang-undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Masa berlakunya mulai tahun 1999 sampai dengan sekarang.
Tabel 3.1 Perbandingan Sistem Kenegaraan antara UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUD
Sementara 1950 No
Aspek Bidang UUD 1945
Proklamasi Konstitusi
RIS UUDS 1950
UUD 1945 Amandemen
1 2
3 Bentuk negara
Susunan negara Sistem pemerintahan
negara Republik
Kesatuan Presidensial
Republik Serikat
Parlementer Republik
Kesatuan Parlementer
Republik Kesatuan
Presidensial
1. Undang-undang Dasar 1945 Periode Pertama
Undang-undang Dasar 1945 merupakan UUD yang pertama kali berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-undang Dasar negara yang
berlangsung antara 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 sering disebut UUD Proklamasi dan dikenal dengan nama UUD 1945. Undang-undang
Dasar tersebut hanya merupakan bagian dari hukum dasar negara dan termasuk hukum dasar yang tertulis. Undang-undang Dasar 1945 tersebut diberlakukan
berdasarkan ketetapan melalui sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Naskah UUD 1945 tersebut merupakan hasil kerja BPUPKI. Naskah resmi UUD 1945 itu dimuat
dalam berita RI No 7 tahun 1946. Keseluruhan naskah itu terdiri dari pembukaan, batang tubuh UUD 1945 dan penjelasan. UUD 1945 tersebut sebagaimana dikatakan
oleh Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia perancang UUD pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai UUD yang bersifat sementara. Yang menjadikan UUD itu bersifat
sementara adalah: a. pembentukan UUD 1945 tersebut dirasa belum merupakan badan yang sesuai
dengan fungsinya sebagai “wakil” untuk menetapkan UUD; dan b. berdasarkan pertimbangan bahwa perencanaan penetapan dan pengesahannya
dilakukan dengan tergesa-gesa. UUD 1945 secara umum dalam kurun waktu 1945-1949 belum dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal itu dikarenakan segenap daya serta perjuangan bangsa dan negara dicurahkan dalam rangka pembelaan dan pertahanan
kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan. Lebih-lebih dikarenakan pihak kolonial Belanda dengan membonceng tentara sekutu masih ingin menjajah
kembali bekas jajahannya yang telah merdeka. Disamping itu terjadi juga berbagai peristiwa pertentangan idiologi yang bermuara pada gerakan atau pemberontakan yang
hendak merobek negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila, antara lain: a. pemberontakan PKI tahun 1948 oleh kelompok revolusioner yang menghendaki
bentuk dan sistem kenegaraan mendasarkan pada ideologi komunis; serta b. pemberontakan DITII oleh kelompok revolusioner yang menghendaki bentuk dan
sistem ketatanegaraan yang mendasarkan pada agama tertentu sebagai ideologinya.
314
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Masa ini dapat dikatakan masa pancaroba yang segala dana, daya, potensi, dan perhatian bangsa dicurahkan untuk menenangkan perang kemerdekaan. Dengan
adanya pemusatan perhatian untuk perang kemerdekaan itu berpengaruh besar terhadap terciptanya situasi nasional yang sesuai harapan bangsa dan negara.
Adapun situasi dan kondisi yang terjadi antara lain berikut ini. a. Sistem pemerintahan dan kelembagaan negara yang ditentukan dalam Undang-
undang Dasar 1945 belum dapat dilaksanakan sepenuhnya. b. Lembaga MPR dan DPR belum sempat dibentuk.
c. Aturan peralihan Pasal IV yang menyatakan, “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk
menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional”, terus diberlakukan.
Dengan berlakunya Aturan Peralihan Pasal IV yang berkepanjangan berpengaruh negatif terhadap pelaksanaan UUD 1945 yaitu adanya kesenjangan untuk memberikan
kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden demi stabilitas pelaksanaan fungsi negara dan fungsi revolusi. Ini berarti roda pemerintahan sangat bergantung
kepada Presiden, sedangkan lembaga-lembaga lainnya kurang berperan, karena semua lembaga yang telah ada hanya sebagai pembantu Presiden. Dalam kondisi
semacam ini menimbulkan banyak permasalahan pemerintah yang tidak terselesaikan berdasarkan UUD 1945. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah mengambil
kebijakan-kebijakan berikut ini. 1 Tanggal 16 Oktober 1945 Wakil Presiden atas usul KNIP mengumumkan
Maklumat Wakil Presiden No. X untuk membatasi kekuasaan Presiden yang sangat besar. Maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula
dipegang oleh Presiden kepada KNIP. Dengan demikian, yang semula KNIP sebagai pembantu Presiden berubah menjadi badan yang diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan GBHN menggantikan fungsi MPR dan DPR.
2 Tanggal 3 November 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah, yakni tentang Pembentukan Partai Politik sebagai sarana demokrasi. Kemudian berdirilah
partai-partai politik di tanah air, sehingga lahir sistem multipartai. Maklumat tersebut merupakan upaya untuk menunjukkan eksistensinya bahwa negara
Indonesia yang masih muda belia itu sebagai negara demokrasi. Demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila yang artinya sistem
pemerintahannya berdasarkan nilai- nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila.
3 Tanggal 11 November 1945 Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat BPKNIP mengusulkan adanya perubahan sistem cabinet presidensil menjadi cabinet
parlementer. Usul yang kemudian disetujui Presiden tersebut diumumkan dengan maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945. Pada awal bangsa Indonesia
menjalankan sistem pemerintahannya, kedudukan Presiden disamping sebagai kepala Negara juga sebagai kepala pemerintahan. Presiden dalam menjalankan
tugasnya dibantu para menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Oleh karena itu, para menteri dalam menjalankan tugas harus bertanggung jawab
kepada Presiden. Sistem ini dinamakan sistem pemerintahan presidensil atau sistem cabinet Presidensil. Namun demikian, sejak dikeluarkannya maklumat
pemerintah tanggal 14 November 1945, sistem pemerintahan presidensil diubah menjadi sistem pemerintahan parlementer.
Dalam sistem parlementer, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri dan atau para menteri. Dalam menjalankan tugasnya
menurut UUD 1945 para menteri harus dipertanggung jawabkan kepada KNIP yang berfungsi sebagai DPR atau pemegang kekuasaan legislatif. Dalam sistem ini
Presiden tidak lagi menjadi kepala pemerintahan. Para menteri pun tidak lagi bertanggung jawab kepada presiden sebagaimana ketentuan pasal 17 UUD 1945.
Situasi dan kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
315
dan bernegara, yang mengakibatkan makin meningkatnya ketidakstabilan di bidang politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanan. Tetapi berkat kebulatan tekad seluruh
rakyat waktu itu, yang terus berjuang menegakkan kemerdekaan, akhirnya bangsa Indonesia dapat berhasil mempertahankan kemerdekaannya.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat RIS