5. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila seperti yang dimaksud dalam Undang-undang dasar 1945 berarti menegakkan kembali azas-azas Negara hukum dimana kepastian hukum
dirasakan oleh segenap warga negara, dimana hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalamaspek perseorangan dijamin danDemokrasi Pancasila adalah
demokrasi berdasarkan paham kekeluargaan dan gotong royong yang ditujukan pada kesejahteraan rakyat. Kiranya dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila ini, dijunjung
tinggi prinsip-prinsip: a. Pengakuan dan perlindunganhakasasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan
atau kekuatan lain apapun. c. Jaminan kepastian hukum dalamsemua persoalan.Yang dimaksudkankepastian
hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan dan aman alam melaksanakannya. Dalam demokrasi Pancasila,
terkandung aspek-aspek sebagai berikut.
a. Aspek formal, yakni aspek yang mempersoalkan proses dan cara rakyat dalam menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan
serta cara mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk mencapai konsensus bersama.
b. Aspek materiil, yakni aspek yang mengemukakan gambaran manusia dan mengakui harkat dan martabatnya dan menjamin terwujudnya manusia Indonesia sesuai
dengan gambaran, harkat dan martabat manusia. c. Aspek normatif, yaitu aspek yang mengungkap kaidah-kaidah yang mengatur langkah
untuk mencapai tujuan negara.
6. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surutnya. Selama Indonesia merdeka sampai saat inimasalah pokoknya adalah bagaimana dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya ini dapat ditingkatkan kehidupan ekonomi, disamping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis.
Dipandang dari perkembangannya, perkembangan demokrasi Indonesia dapat dilihat dalam tiga periode, yakni periode orde lama, orde baru dan reformasi.
a. Demokrasi di Orde Lama
Tahun 1945 sampai dengan tahun 1959, merupakan masa demokrasi konstitusional. Demokrasi dilaksanakan berdasarkan konstitusi yang ada, dengan
menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Masa ini sering disebut sebagai masa pelaksanaan demokrasi parlementer di Indonesia. UUD Sementara 1950 menetapkan
berlakunya sistem parlementer dimana badan eksekutif terdiri atas presiden sebagai kepala negara konstitusional beserta menteri-menterinya yang mempunyai tanggung
jawab politik.Artinya setiap menteri bertanggung jawab kepada parlemen DPR.
Pada saat itu telah dilaksanakan pemilihan umumuntuk pertama kalinya.Pemilu dilaksanakan pada tahun 1955 secara demokratis, dan diikuti oleh banyak partai politik
secara bebas. Demikian setelah pemilu, pemerintahan juga berjalan-berjalan secara transparan. Pergantian kabinet secara terus menerus dan ketidakmampuan anggota-
anggota partai untuk mencapai consensusmengenai dasar negara untuk undang-undang dasar baru, mendorong Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit 5 Juli yang
240
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
menentukan berlakunya kembali UUD 1945. Dengan demikian masa demokrasi berdasarkan sistem parlementer berakhir.
Periode 1959 sampai dengan tahun 1965, merupakan periode dimana dominasi presiden sangat kuat. Sebaliknya peranan partai politik menjadi sangat terbatas.Partai
politik dan pers dianggap menyimpang dari “rel revolusi” sehingga tidak dibenarkan dan dibredel keberadaannya. UUD1945 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi presiden
untuk bertahan sekurang-kurangnya lima tahun. Namun Tap MPRS No. III 1963yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup, telah membatalkan
pembatasan waktu lima tahun ini. Hal tersebut yang mengakibatkan beberapa penyelewengan dalam negara olehbeberapa ketentuan presiden. Masaini disebut
sebagai masa demokrasi terpimpin.
Pada tahun 1965 diselenggarakan peninjauan kembali produk-produk legislatif pada masa demokrasi terpimpin yang berakhir karena keadaan ekonomi yang semakin
suram dengan Tap MPRS No. XIX1966. Sampai terselenggaranya pemilu 1971, dilakukan usaha-usaha untuk kembali pada negara yang berdasarkan konstitusi, dengan
demokrasi Pancasila yang mulai diterapkan kembali dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Demokrasi di Orde Baru