Kesadaran akan Kedudukan yang Sama dalam Hukum

dihadapi rakyat dan negara. Di dalam negara hukum Indonesia tidak boleh ada masalah yang terlewatkan oleh peraturan hukum. Singkatnya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus ada kepastian hukum. Kepastian hukum adalah keniscayaan yang harus nyata adanya. Kita tidak boleh hidup dalam ketidakpastian, sebab bisa timbul kekacauan. Oleh karena itu, satu hal penting dalam negara hukum, adalah jaminan agar tidak terjadi kekosongan kefakuman aturan hukum.

4. MENAATI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Seorang filsuf berkata, “Vox populi vox dei” suara rakyat adalah suara Tuhan. Apakah undang-undang yang dibuat atau dirumuskan telah sesuai dengan atau menyimpang dari hati nurani dan keinginan rakyat? Apabila suara rakyat tidak didengar, apabila kepentingan rakyat dikhianati, maka yang terjadi seperti tercermin dalam gambar di atas. Rakyat jelata pun berani protes dan mengkritik anggota DPR. Kelakuan para wanita desa tersebut dengan bebek-bebek mereka adalah sindiran bagi anggota DPR yang tidak memperhatikan nasib rakyat kecil, tetapi malah “cuek bebek” atau tidak mau peduli. Selanjutnya coba perhatikan dengan seksama UUD 1945 pasal 27 ayat 1, 28, 28C ayat 2, 28D ayat 1, 28F, 28H ayat 1, 2, dan 3, 28I ayat 2 dan 5, serta pasal 34 ayat 1, 2, dan 3. Ketentuan apa saja yang Anda temukan dalam pasal-pasal tersebut, baik yang menyangkut hak maupun kewajiban? Berdasarkan temuan-temuan itu, apa konsekuensinya bagi warga negara Indonesia jika menemukan peraturan perundang- undangan yang mengandung penyimpangan terhadap kepentingan rakyat? Apa saja yang dapat dilakukan warga negara untuk mengontrol pembuatan peraturan perundang- undangan? Melalui saluran apa saja partisipasi warga negara dalam mengontrol perumusan aturan perundang-undangan? Baiklah, marilah secara berturut-turut kita jawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Apabila ternyata Anda sudah memperoleh jawaban sendiri, maka ada baiknya pula Anda mencocokkan dengan apa yang akan dibahas di bagian ini. Anda tetap harus kritis. Apabila ada kejanggalan atau ada hal-hal yang sulit Anda pahami segera konsultasikan hal itu kepada gurumu.

a. Kesadaran akan Kedudukan yang Sama dalam Hukum

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di depan hukum. Warga negara merupakan subjek hukum. Pasal 27 ayat 1 dengan tegas menetapkan, bahwa: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Dalam hal ini tegas, bahwa tidak ada diskriminasi di dalam hukum, baik yang menyangkut hak maupun kewajiban. Salah satu bentuk perwujudan tentang hal ini tampak jelas dalam keikutsertaan warga negara pada pemililhan umum yang jujur dan adil. Perhatikan sekali lagi, mantan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, ikut antri menunggu giliran untuk memberikan suaranyapilihannya pada Pemilu Petama tahun 1955. Ketika berhadapan dengan hukum seseorang tidak akan dipertimbangkan pangkat dan jabatan yang disandangnya. Di hadapan hukum setiap orang tidak dibedakan keturunan dan asal-usulnya. Hukum membe-baskan diri dari memper-hitungkan kekayaan 350 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN yang dimiliki seseorang yang berperkara. Hukum juga tidak memihak kepada jenis kelamin, keyakinan agama, aliran politik, dan asal-usul kedaerahan. Setiap warga negara dihargai sama dan ditempatkan pada posisi yang sama di depan hukum. Apabila berhubungan dengan hak seseorang warganegara, maka hukum akan melindungi dan menjaga agar hak itu tetap terjaga dan sedapat mungkin dapat terpenuhi. Orang atau pihak lain, siapa pun dia oleh hukum akan dipaksa untuk menghormati dan tidak menganggunya. Sedangkan apabila berkaitan dengan kewajiban, maka hukum akan memaksa semua orang untuk menunaikannya. Penyimpangan dari aturan tersebut, maka hukum akan memberikan sanksi dengan tegas dan tidak pandang bulu. Mungkin Anda bertanya: “Apakah cita-cita dan fungsi hukum yang begitu mulia itu telah terwujud dalam dunia kenyataan?” Mungkin Anda juga menyaksikan dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang dilanggar hak-haknya oleh orang lain atau bahkan oleh pihak penguasa, tetapi hukum tidak dapat melingdungi sepenuhnya. Sebaliknya, banyak juga kita saksikan kejahatan tetap merajalela, baik yang dilakukan oleh orang seorang maupun oleh kelompok orang, tetapi hukum belum mampu mengatasi. Itulah masalahnya. Hukum baru akan berfungsi apabila ada kesadaran hukum dari semua warga negara untuk menjunjung tinggi hukum. Hukum adalah aturan yang baru berfungsi jika kita semua mematuhinya. Tanpa kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan, maka hukum akan mandul. Bekerjanya hukum sangat tergantung kepada sikap dan perilaku manusia sebagai subjek hukum.

b. Kepatuhan dan Penegakan Hukum