Tugas dan Kewajiban KPK

Itjen Dep Inspektorat LPND Bawasda Kepolisian Kejaksaan BPK BPKP MITRA KOORDINASI BPK BPKP Itjen Dep Bawasda Departemen, LPND, Kementerian pelayanan publik Kepolisian Kejaksaan LEMBAGA YANG DISUPERVISI BPK BPKP Itjen Dep Bawasda Departemen, LPND, Kementerian pelayanan publik Kepolisian Kejaksaan LEMBAGA YANG DISUPERVISI Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137 dan Penjelasannya dimuat di dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250. Pada tanggal 26 Desember 2003 Presiden Megawati Soekarnopoetri juga telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 266M Tahun 2003 yang mengangkat Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Masa Jabatan Tahun 2003– 2007. Pada tanggal 29 Desember 2003 Presiden Megawati Soekarnopoetri melantik Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Istana Presiden, dengan susunan: Taufiequrachman Ruki sebagai Ketua, dan Amien Sunaryadi, Syahruddin Rasul, Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Penggabean sebagai Wakil Ketua. KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

2. Tugas dan Kewajiban KPK

Pada prinsipnya, KPK memiliki dua tugas utama, yaitu penindakan dan pencegahan. Dalam hal penindakan KPK melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor pasal 7; melakukan supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor pasal 8; dan melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tipikor pasal 11. Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang: a mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tipikor; b menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tipikor; c meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tipikorkepada instansi terkait; d melaksanakan dengar pendapat dan pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor; dan e meminta laporan instansi terkait tentang pencegahan tipikor. Dalam melaksanakan tugas supervisi KPK berwenang: a. melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaah- an terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemberantasan tipikor dan instansi yang melaksanakan pelayanan publik; dan b. mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tipikor yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan. Contoh-contoh perkara yang disupervisi secara khusus dalam periode tahun 2005 antara lain: 1. dugaan tipikor berupa LC fiktif BNI yang ditangani penyidikannya oleh Mabes POLRI pada Bulan Oktober 2004; MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 371 2. dugaan tipikor berupa manipulasi deposito fiktif pada BRI yang penyidikannya ditangani Kejati DKI Jakarta; 3. dugaan tipikor berupa penyalahgunaan fasilitas kredit yang dilakukan oleh Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia yang ditangani oleh Polda Metro; 4. dugaan tipikor berupa penyalahgunaan fasilitas kredit yang dilakukan oleh Direksi PT Dharma Niaga yang ditangani oleh Polda Metro Jaya; 5. dugaan tipikor berupa pengadaan genset Propinsi NAD yang penyidikannya ditangani oleh Polda NAD yang kemudian diserahkan ke Mabes POLRI; 6. dugaan tipikor dalam penjualan aset MBH Manado Beach Hotel milik PPSU Pemda Sulut yang penyidikannya ditangani Kejati Sulawesi Utara; 7. dugaan tipikor dalam proyek listrik swasta Karaha Bodas Company yang di-sidik oleh Mabes Polri; 8. dugaan tipikor dalam pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan kelapa sawit di Propinsi Kalimantan Timur yang di-sidik oleh Kejaksaan Agung RI; 9. dugaan tipikor dalam pengalihan tanah negara kepada swasta untuk pembangunan Palembang Square yang di-sidik oleh Kejaksaan Tinggi Sumsel; 10. dugaan tipikor dalam penggunaan dana Pemilu 2004 oleh Bupati Temanggung yang disidik oleh POLDA Jateng; 11. dugaan tipikor yang melibatkan Bupati Kendal yang disidik oleh POLDA Jateng. Komisi Pemberantasan Korupsi dapat mengambil alih perkara TIPIKOR yang ditangani kepolisian dan kejaksaan dengan alasan: 1. laporan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi tidak ditindaklanjuti; 2. proses penanganan tindak pidana korupsi secara berlarut-larut atau tertunda-tunda tanpa alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan; 3. penanganan tindak pidana korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku tindak pidana korupsi yang sesungguhnya; 4. penanganan tindak pidana korupsi mengandung unsur korupsi; 5. hambatan penanganan tindak pidana korupsi karena campur tangan dari eksekutif, yudikatif, atau legislatif; atau 6. keadaan lain yang menurut pertimbangan kepolisian atau kejaksaan, penanganan tindak pidana korupsi sulit dilaksanakan secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal KPK mengambil alih penyidikan atau penuntutan, kepolisian atau kejaksaan wajib menyerahkan tersangka dan seluruh berkas perkara beserta alat bukti dan dokumen lain yang diperlukan dalam waktu paling lama 14 empat belas hari kerja, terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang: Gambar 2.10 Untuk menangkap pelaku, KPK berwenang menyadap pembicaraan dan transaksi yang diduga kuat merupakan tindak pidana korupsi. 372 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1. melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan; 2. melarang seseorang bepergian ke luar negeri; 3. meminta keterangan tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa; 4. memerintahkan untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait; 5. memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan sementara tersangka dari jabatannya; 6. meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa; 7. menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian lainnya; 8. meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar negeri; dan 9. meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tipikor yang sedang ditangani. Sedangkan tugas pencegahan mengharuskan KPK untuk melakukan tindakan pencegahan tipikor pasal 13; dan melakukan monitoring terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara pasal 14. Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki 5 kewajiban, yaitu: 1. memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi; 2. memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya; 3. menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan; 4. menegakkan sumpah jabatan; dan 5. menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya sesuai dengan asas kepastian hukum; keterbukaan; akuntabilitas; kepentingan umum; dan proporsionalitas. Tugas Kelompok Bagilah siswa di kelasmu menjadi 5 kelompok Buatlah sebuah pengaduan masyarakat sederhana, yaitu tentang dugaan kasus tindak pidana korupsi di lingkunganmu. Isi pengaduan mencakupi: a ringkasan kasus; b dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi; c ketentuan hukum yang dilanggar; dan d pihak-pihak yang dapat menjadi saksi danatau tersangka. Serahkan surat pengaduan tersebut kepada gurumu untuk dikoreksi bersama pada waktu pembelajaran di kelas. Buat surat pengaduan tersebut seolah-olah benar-benar akan Anda kirimkan ke KPK melalui alamat berikut ini. PENGADUAN DENGAN SMS 0811 959 575, 0855 8 575 575 Gunakan nomor-nomor tersebut untuk mengadu dan menanyakan perkembangan pengaduan tentang tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi Jl. Veteran III Nomor 2 Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda 36 Jakarta www.kpk.go.id , roosenokpk.go.id HP: 0813 11 400 484 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 373 Rangkuman 1. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 3, Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum dapat diartikan sebagai negara dimana pemerintahannya berdasarkan hukum. Prinsip atau asas negara hukum meliputi: a pengakuan dan perlindungan HAM; b peradilan yang bebas dan tidak memihak; dan c adanya kepastian hukum legalitas hukum. 2. Hukum itu dibuat oleh badan resmi yang berwenang untuk mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Sistem hukum adalah keseluruhan hukum yang berlaku dalam suatu negara yang merupakan satu kesatuan. 3. Jenis–jenis hukum nasional dapat dibedakan menurut bentuknya, waktu berlakunya, tempat berlakunya, sifatnya, fungsinya, dan isinya. 4. Sistem hukum adalah keseluruhan hukum yang berlaku dalam suatu negara yang merupakan satu kesatuan. 5. Secara umum fungsi hukum meliputi perlindungan, keadilan, dan pembangunan. 6. Sumber hukum dibedakan atas sumber hukum material dan sumber hukum formal. 7. Badan-badan peradilan meliputi 4 lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara. 8. Peradilan umum berfungsi memeriksa dan memutuskan semua perkara perdata dan pidana atau permohonan yang tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus peradilan agama, militer, dan tata usaha negara. Peradilan khusus berfungsi untuk memeriksa dan memutuskan perkara di bidang tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu. 9. Proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan sipil umum meliputi tahap- tahap penyidikan, penuntutan, pemeiksaan, dan pelaksanaan putusan. 10. Pejabat yang menyelesaikan perkara pidana di Pengadilan Negeri adalah Jaksa Penuntut Umum JPU, Hakim, dan Panitera atau Panitera Pengganti. Sedangkan pihak-pihak yang terlibat adalah saksi, tersangkaterdakwa, dan Advokat pembela atau penasehat hukum. 11. Pejabat yang menyelesaikan perkara perdata di Pengadilan Negeri adalah hakim dan paniterapanitera pengganti. Sedangkan pihak-pihak yang hadir dan terlibat dalam proses persidangan perkara perdata di Pengadilan Negeri adalah penggugat kuasanya, tergugatkuasanya, penyumpah dan saksi-saksi. 12. Pejabat yang menyelesaikan perkara pidana militer di Pengadilan Militer, yaitu kakim, oditur militer, dan panitera. Sedangkan pihak-pihak yang terlibat, yaitu tersangkaterdakwaterpidana, dan penasihat hukum. 13. Indonesia saat ini dikenal dunia sebagai negara koruptor dan untuk itu berbagai peraturan hukum dan lembaga anti-korupsi dibentuk untuk melakukan pemberantasan korupsi secara sistematis dan adil. 14. Pencegahan tindak pidana korupsi telah dilakukan pemerintah dengan membentuk komisi-komisi negara, diantaranya Komisi Ombudsman, Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara KPKPN, dan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. 15. Korupsi yang telah membudaya dan dilaksanakan secara sistematis tidak dapat hanya diberantas melalui jalur hukum, tetapi harus dibarengi dengan penciptaan good governance dan pendidikan hukum anti-korupsi bagi seluruh rakyat, termasuk melalui jalur pendidikan. 374 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Uji Kompetensi A. Berilah tanda silang X di antara pilihan jawaban, yaitu pada huruf a, b, c, atau d dari masing-masing jawaban paling benar 1. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 3, Indonesia adalah negara . . . a. hukum b. demokrasi c. kesatuan d. republik e. kedaulatan

2. Prinsipasas negara hukum meliputi sebagai berikut, kecuali . . . .