Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

1 Membunuh anggota kelompok, 2 Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, 3 menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, 4 memaksakan tindakan-tindkan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam kelompok 5 Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. pasal 8 UU No. 26 Tahun 2000 Adapun yang dimaksud kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukansecara langsung terhadap penduduk sipil, berupa hal-hal sebagai berikut: 1 Pembunuhan. 2 Pemusnahan. 3 Perbudakan. 4 Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa. 5 Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang- wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum internasional. 6 Penyiksaan. 7 Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk kekerasan seksual lain yang setara. 8 Penganiyaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional. 9 Penghilangan orang secara paksa. 10 Kejahatan apartheid. pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000. Penenutuan kompetensi Pengadilan HAM ini sangat penting guna mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan antara Pengadilan HAM dan Pengadilan Pidana. Pengadilan HAM Indonesia mulai digelar pertama kalinya pada tanggal 14 Maret 2002 yang mengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi di Timor Timur Pasca Jajak Pendapat.

c. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc

Berhubung Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum UU No. 26 Tahun 2000 diundangkan tidak menganut asas retroaktif, maka dapat dibentuk Pengadilan HAM Ad Hoc atas usul Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan Presiden. DPR mengusulkan pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc berdasarkan padadugaan telah terjadi pelanggaran HAM yan gberat yang dibatasi oleh locus dan tempus delicti tempat dan waktu kejadian tertentu, yang terjadi sebelum diundangkan UU No. 26 Tahun 2000. Dimulainya peradilan HAM ad hoc merupakan salah satu lembar sejarah baru dalam dunia peradilan di Indonesia, yang tidak saja mendapat perhatian di tanah air bahkan mendapat perhatian dunia internasional. DenganPengadilan HAM ad hoc dimungkinkan kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat dimasa orde baru, seperti tragedy Tanjung Priuk, Tragedi Talang saris di Lampung, trage di Timika di Irian, trage di Jajak Pendapat Di Timor Timur, dan lain-lain dapat diproses.

d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

UU No. 26 Tahun 2000 memberikan alternatif penyelesaian pelanggaran HAM yang berat, di luar Pengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 271 dibentuk dengan Undang-Undang. Melalui komisiini diharapkan perkara-perkara pelanggaran HAM yang berat yang terjadi dimasalalu dapat segera dituntaskan, dengan penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak. Dengan adanya pengadilan HAM dan Komisi kebenarandan Rekonsiliasi tersebut diharpakan upaya-upaya penegakan HAM di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Rangkaian acara pemeiksaan dan pemutusan perkara pelanggaran HAM yang berat, menurut UU No. 26 Tahun 2000 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1 Tahap Penyelidikan Yang berwenang melakukan penyelidikan adalah Komnas HAM. Setelah melakukan penyelidikan, apabila Komnas HAM berpendapat bahwa terdapat bukti permulaan yang cukup, telah terjadi peristiwa pelanggaran HAM yang berat, maka kesimpulan hasil penyelidikan disampaikan kepada penyidik. 2 Tahap Penyidikan, Kewenangan penyidikan pelanggaran HAM berat berada di anagan jaksa agung. Jaksa Agung dapat mengangkat “penyidik Ad Hoc” yang terdiri atas unsur pemerintah dan masyarakat. Penyidik berwenang melakukan penangkapandan penahanan untuk kepentingan penyidikan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan pelanggaran HAM yang berat berdasarkan bukti permulaan yang cukup. 3 Tahap Penuntutan, Penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya Jaksa Agung dapat mengangkat “penuntut umum adhoc”. Penuntutan wajib dilakukan oleh penuntut umum paling lambat 70 hari terhitung sejak hasil penyidikan diterima. 4 Tahap pemeriksaan di muka sidang, perkara pelanggaran HAM yang berat, diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan HAM dalam waktu paling lama 180 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan. Apabila perkara pelanggaran HAM yang berat dimohonkan banding kepengadilan tinggi HAM, maka perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling lama 90 hari. Apabila dimohonkan Kasasi ke Mahkamah Agung, pekara tersebut harus sudah diperiksa dan diputus dalam waktu paling lama 90 hari. Apabila terjadi suatu pelanggaran HAM yang berat yang berwenang menerima laporan dan pengaduan adalah Komnas HAM. Hak asasi manusia dibataskan sebagai nilai-nilai dan prinsip-prinsip etis memberikan makna untuk hubungan-hubungan antara orang seorang, demikian pula untuk kehidupan individual dan sosial mereka. Seorang manusia bukanlah individu yang terisolasi, demikian pula dengan martabat manusia tidaklah secara ekslusif khusus bersifat individual. Martabat manusia meliputi semua matra aspek social dan kolektif, serta penyisipannya kedalam lingkungan alam dan budaya. Adalah berdasarkan penghormatan seseorang kepada orang lain, maka kewajiban untuk membuat tindakan sendiri serasi dengan keseluruhan HAM sehingga hubungan-hubungan social dapat adil, sopan, dan bersifat kewarganegaraan serta mempunyai dasar hukum dan etik. HAM memampukan kita untuk “HIDUP BERSAMA” secara damai mengatasikonflik- konflik perseorangan dan sosial, mengharmoniskan moralitas individual dengan hukum- hukum dan hak-hak yang mengatur hubungan-hubungan social itu. C. Rangkuman 1. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia semenjak lahir yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak Asasi Manusia merupakanan unugerah-Nya yang wajib dihoramati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian, maka Hak Asasi Manusia itu merupakan hak yang tidak bisa dikurangi non derogable right. 2. Munculnya kesadaran tentang Hak Asasi Manusia dipicu dari munculnya kesewenang- wenangan dan pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan oleh penguasa terhadap rakyatnya dan tidak seimbangnya kedudukan antarmanusia. Kesadaran tentang 272 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN pentingnya penghormatan terhadap hak-hak yang dimiliki manusia tercermin dalam Piagam MagnaCharta 1215, Habeas Corpus Act 1679, Bill of Right 1689, Declaration of Independence 1776, Declaration des droit de l, homme et du citoyen 1789, dan juga konsep four freedom dari Roselvelt. Melalui Universal Declaration of Human Right PBB 1948 pengakuan dan jaminan tentang Hak Asasi Manusia lebih dimantapakan secara internasional dan menjadi tonggak HAM yang terus dikembangkan dikemudian hari. 3. Hak asasi manusia berkembang menurut tingkat kemajuan kebudayaan. Dewasa ini hak asasi manusia meliputi berbagai bidang sebagai berikut: Hak asasi pribadi personal rights, Hak asasi ekonomi propertyrights, Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakukan yang sama dalam keadilan dan pemerintahan, atau dapat disebut sebagai hak persamaan hukum riht sof legal equality. Hak asasi politik politic alrihts, Hak asasi social dan kebudayaan social and culture rights, dan Hak asasi perlakuan yang sama dalam tata peradilan dan perlindungan hukum procedural rights. 4. Penegakan HAM di Indonesia sebagai upaya sadar runtuk melindungi dan melalui lembaga-lembaga yang dipersiapkan untuk penegakan HAM di Indonesia, antara lain:1 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM, 2 Pengadilan Hak Asasi Manusia; 3Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc; dan4 Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 5. HAM memampukan kita untuk “HIDUP BERSAMA” secara damai mengatasi konflik- konflik perseorangan dan sosial, mengharmoniskan moralitas individual dengan hukum-hukum dan hak-hak yang mengatur hubungan-hubungan social itu. MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 273

D. Tes Formatif Tes Objektif

1. Hak Asasi Manusia itu adalah hak yang tidak bisa dikurang non derogablerigh karena. a. Setiapmanusiamemilikinya b. Setiap orang boleh menggunakan secara bebas c. Negara harus melindungi d. Bersumber dari Tuhan 2. Franklin D. Roselvelt 1941 mengemukakan empat konsep tentang kebebasan kemerdekaan Four Freedom, yaitu, kecuali a. Kebebasankemerdekaanberbicara b. Kebebasan beragama c. Kebebasan Berpolitik d. Kebebasan dari Kemiskinan 3. Setiap orang berhak untuk memiliki sesuatu, serta untuk menjual atau menyewakan sesuatu yang dimilikinya itu kepada orang lain. Hal tersebut adalah salah satu perwujudan dari. . . . a. Hak Asasi Pribadi b. HakAsasiPolitik c. Hak Asasi Ekonomi d. Hak Asasi Sosial Budaya 4. Hak asasi di mana seseorang bebas berekspresi dan mendapatkan pendidikan atau pengajaran merupakan perwuju dan. . . . a. HakAsasiPribadi b. HakAsasiPolitik c. Hak Asasi Ekonomi d. Hak Asasi Sosial Budaya 5. Pengakuan dan jaminan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia telah cukup banyak diberikan, baik yang ditemukan dalam nilai-nilai maupun dalam peraturan perundang-undangan, di antaranya berupa Ketetapan MPR RI, yaitu: a. Ketetapan MPR Nomor XVIMPR1998 b. Ketetapan MPR Nomor XVIIMPR1998 c. Ketetapan MPR Nomor XXMPR1998 d. Ketetapan MPR Nomor XIIIMPR1998 6. Pengakuan dan jaminan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia diberikan secara khusus dalam UUD Tahun 1945 setelah diamandemen, yaitu: a. Pasal 27 ayat 2 UUD Tahun 1945 b. Pasal 34 Tahun UUD 1945 c. Pasal 18 A sampai dengan 18 J d. Pasal 28 A sampai dengan 28J 7. Kebijakan PBB dalam upaya perlindungan HAM secara universalmelalui beberapa instrumennya memberi kewenangan kepada PBBuntuk terlibatsecara langsung dalam suatu negara yang berdaulat, dengan alas an melindungi HAM. Hal tersebut dilakukan apabila: a. PBB menganggap negara bersangkutan terlalu banyak terjadi praktek KKN b. Negara yang bersangkutan tidak serius menegakkan HAM c. Negara yang bersangkutan tidak mampu melindungi HAM warga negaranya d. Negara yang bersangkutan tidak mampu melindungi HAM warga negaranya dan mengadili pelaku pelanggaran HAM yang berat 8. Badan Internasional baru yang dibentuk PBB dalam penegakan HAM internasional, dengan Statuta Roma pada akhirnya bulan Juli 1998, yaitu: 274 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN